Kolom

Kutukan Label “Genosida”

Kutukan Label “Genosida”

Oleh : Prof. Dr. Ahwan Fanani, M.Ag. (Wakil Ketua Majelis PWM Jawa Tengah; Cendekiawan Muslim; Dosen UIN Walisongo Semarang)

PWMJATENG.COM – “Memenangi pertempuran, belum tentu memenangi perang”. Pendapat itu sedang berlaku bagi Israel. Sejak berusaha untuk membumihanguskan Gaza untuk menghancurkan Hamas, Israel menggunakan seluruh kecanggihan teknologi dan alat perangnya untuk menghancurkan Gaza.

Namun perlahan-lahan dunia memulai menyadari bahwa ada yang salah terhadap perilaku Israel. Kata “genosida” dan “pembersihan etnis” mulai disematkan pada Israel. Semakin lama, banyak orang menyuarakan keprihatinan tentang genosida oleh Israel, kecuali para politisi sekutu dan NATO yang lebih peduli untuk menyelamatkan jejaring dan mata rantai dominasi mereka dibandingkan kemanusiaan.

Kata “genosida” ini menjadi kutukan masa depan dalam hubungan internasional dan standar moral internasional. Jerman telah mendapatkan label itu akibat melakukan holocaust sehingga sampai sekarang mereka tidak bisa tegak untuk bersikap karena merasa minder akibat ulah Nazi pada masa lalu. Yang bisa dilakukan Jerman untuk tegak hanyalah mengekor pada sikap politik NATO dan sekutu atau membela Israel, sebagai bentuk pengakuan kesalahan pada masa lalu.

Kini Israel mendapatkan gelar negara pelaku genosida (genocidal state). Keputusan Mahkamah Internasional bahwa Netanyahu adalah penjahat perang menjadi pukulan terberat bagi Israel yang seolah membenarkan label genosida. Meski keputusan Mahkamah Internasional itu sulit dijalankan, tetapi kekuatan moralnya benar-benar menghancurkan reputasi Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu.

Negara-negara Eropa dan Australia harus melakukan debat di dalam negeri untuk menerima kunjungan Netanyahu, kecuali Amerika Serikat yang merasa diri berada di atas hukum. Mereka juga akan segera dituduh mendukung genosida saat membela Israel secara terang-terangan, meski karena merasa kuat dan menguasai media maupun lembaga dunia, mereka masih bisa bersikeras untuk mendukung Israel.

Baca juga, Kearifan Lokal Warga Muhammadiyah di Desa: Harmoni Tradisi dan Tajdid

Tetapi di kalangan grass root, suara-suara mengutuk Israel dan membela Palestina semakin kuat. Rakyat berbeda dengan penguasa mereka karena rakyat itu tidak terbebani dengan kontrak politik kepentingan sehingga begitu mereka bisa melihat fakta kejahatan kemanusiaan oleh Israel maka mereka akan bersuara. Israel dan Amerika serta Uni Eropa sudah berusaha keras membungkam suara-suara kritis itu, meski mengaku sebagai pembela kebebasan berbicara.

Universitas Harvard dicabut dana bantuan oleh Pemerintah Trump karena menolak untuk membungkam suara mahasiswa mereka yang mendukung Palestina. Israel sadar ketika dunia akademik mulai berbicara, maka secara moral Israel akan semakin terperosok.

Namun cepat atau lambat, tuduhan telah mendukung genosida Israel atas Palestina akan menggerogoti kredibilitas negara-negara Barat. Jika tidak segera bertobat, Amerika dan negara Barat akan kehilangan legitimasi sebagai pembelajaran Hak Asasi, Demokrasi dan lainnya karena kenyataannya mereka didorong oleh kerakusan ekonomi dan kesombongan untuk mendominasi.

Selama ini, banyak negara mengkerut ketika ditunjuk jari oleh Amerika dan Barat sebagai pelanggar HAM atau sebagai pendukung teroris. Banyak negara takut dicap sebagai negara diktator yang membungkam rakyatnya. Itulah yang menjadikan Amerika sebagai polisi dunia dan Eropa sebagai kekuatan kontrol atas negara-negara dunia ketiga.

Tetapi, dukungan terhadap genosida dan pembersihan etnis serta pelanggaran hukum internasional oleh Israel melampaui semua kejahatan yang bisa dituduhkan oleh Amerika kepada negara lain. Saat ini mereka masih berkuasa dengan segala dukungan uang, militer, teknologi, pers dan kekuatan diplomatik sehingga mereka masih bisa berkelit dan bermain gertak menggertak. Tetapi, ketika tiba masa kejatuhannya, label genosida itu akan menjadi hantu yang membuat mereka tidak bisa berdiri tegak di panggung internasional pada masa mendatang.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE