Kolom

Haflah Khotmil Qur’an Muhammadiyah: Antara Budaya dan Agama

Haflah Khotmil Qur’an Muhammadiyah: Antara Budaya dan Agama

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosoho)

PWMJATENG.COM – Haflah Khotmil Qur’an adalah kebudayaan Islam, di banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah juga me laksanakan termasuk Mualimin Mualimat juga melaksanakan sebagai rasa syukur atas pencapaian hafalan Al Qur’an dalam waktu tertentu, biasanya di bulan Ramadhan dan akhir tahun pelajaran.

Haflah Qotmil Qur’an dekat dengan organisasi Islam tradisional dan tidak puritan. Merupakan tradisi turun temurun dan berkolaborasi dengan budaya dan pasti ada rujukan dari kitab2 klasik karya ulama terdahulu

Bagaimana Haflah Khotmil Qur’an dalam perspektif Muhammadiyah? Kalau kita mau bicara apa adanya Tradisi Hafalan tidak otentik dengan KH Ahmad Dahlan, beliau mendekati Al Qur’an tidak untuk di hafal tapi di amalkan secara transformatif dan inklusif untuk membangun umat yang membuat Muhammadiyah terbesar dari sisi aset dan amaliyahnya. Metodologi tafsir beliau tentang Al Qur’an sederhana : dipelajari, dipahami kalau itu perintah laksanakan, kalau itu larangan di jauhi.

Dalam Kitab Masalah Lima (Masail Al Khams) : Agama itu : perintah, larangan, petunjuk, tidak perlu dirayakan tapi diamalkan, rasional dan manfaat. Sedangkan ‘dunia’ dipisahkan dalam arti itu antum a’lamu bi umurid dunyakum, kamu lebih mengetahui urusan duniamu termasuk budaya islami yang diciptakan manusia seperti Khotmil Qur’an bersifat dinamis namun bersifat ta’ubudiyah ukurannya dalil di samping kemaslahatan.

Baca juga, Makna Mendirikan Salat: Antara Rutinitas dan Transformasi Diri

Dalam bentang awal sejarah Muhammadiyah Khotmil Qur’an dengan semua kaifiyah dan prosesinya pernah menjadi perdebatan namun sekarang bisa diterima dalam banyak batas, dengan meniadakan aspek budaya Islam yang bagi Muhammadiyah tidak ada tuntunannya. Intinya saja : Membaca Al Qur’an dengan tartil, memperhatikan makhraj dan tajwid, khatamkan Al Qur’an sebagaimana perintah Rasulullah agar mendapatkan syafaat, mentadabburinya agar memperkuat iman dan mengamalkannya, panjatkan doa agar Istiqomah dan dapat mengamalkannya dan tidak menambahkan kaifiyah-kaifiyah yang tidak ada tuntunannya, yang kita khawatirkan menjadi hal baru dalam agama.

Dalam Tarjih ada pendekatan bayani, burhani dan Irfani. Dalam perspektif bayani (tekstual/literal) tidak ada tuntunannya, tidak pernah dilakukan Rasulullah ataupun sahabat, namun darig perspektif bayani bagi yang mengamalkan pasti ada ijtihad dalil dan pasti ada rujukan kitab kuning/klasik yang didalamnya ada hadist dan pendapat ulama. sedangkan dalam konteks burhani (kontekstual) memberikan penghargaan, kehormatan dan kebahagiaan atas pencapaian siswa/santri selama ini, apalagi kalau perspektif Irfani, Khotmil nuansanya religius, batin, kedalaman, spiritual yang dibutuhkan manusia.

Pertemuan budaya lokal dan Islam adalah persoalan klasik yang akan terus aktual bagi Muhammadiyah dan terus kita kaji apalagi sebagian besar kita juga melaksanakannya dengan substansi/materi yang berbeda. Dengan selalu di kaji maka kita tidak akan larut tetap tampil beda meski generasi berganti.

Dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) disebutkan ideologi Muhammadiyah adalah Islam, sedangkan paham keagamaannya tajdid (pembaharuan) antara aspek purifikasi dalam aqidah dan ibadah dan dinamisasi dalam muamalah. Haflah Khotmil Qur’an dan semua tradisi kebudayaan Islam masuk ranah muamalah duniawiyah sehingga dinamis tapi juga tidak boleh melupakan purifikasi (dalil) karena ada aspek ta’ubudiyah ada tuntunan. Terjadi dialog antara ibadah dengan muamalah, ada proses wasathiyah antara pemurnian dan budaya.

Muhammadiyah terus mendayung perahu pergerakannya diantara gelombang purifikasi dan dinamisasi menuju pulau impian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE