Menyamakan Frekuensi, Meneguhkan Visi: Transformasi Kinerja PWM Jateng Menuju Profesional, Maju, dan Modern

PWMJATENG.COM – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menggelar Baitul Arqam Karyawan yang diikuti 48 peserta pada Selasa-Rabu (27-28/5/25). Dalam kesempatan itu, Sekretaris PWM Jawa Tengah, Dodok Sartono, menyampaikan pesan penting yang menyentuh jantung gerakan dan pengelolaan organisasi. Ia menekankan bahwa salah satu kunci sukses keberhasilan institusi terletak pada keselarasan visi antara pimpinan dan seluruh staf. “Harus ada penyamaan frekuensi antara pimpinan dan staf PWM Jawa Tengah,” tegas Dodok dalam sambutannya.
Pernyataan tersebut bukan sekadar ajakan moral, melainkan sebuah fondasi strategis. Dalam dunia manajemen modern, selarasnya pemahaman, nilai, dan arah kerja adalah jantung koordinasi organisasi yang sehat. Apalagi Muhammadiyah bukan sekadar organisasi sosial keagamaan biasa. Ia adalah gerakan dakwah Islam yang mengusung misi amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, berlandaskan pada dua rujukan utama umat Islam, yakni Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah ﷺ.
Dodok Sartono kembali mengingatkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya dipahami sebagai entitas kelembagaan, tetapi juga sebagai paham keagamaan. Artinya, terdapat sistem keyakinan dan cara pandang terhadap Islam yang telah dirumuskan dan dibakukan secara ilmiah dan ideologis. “Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, ia adalah paham agama. Hal ini terlihat dari sistem dan rumusan pemahamannya terhadap ajaran Islam,” ungkapnya.
Pemikiran ini memperlihatkan bahwa setiap gerak Muhammadiyah, termasuk pengelolaan sumber daya manusia di kantor PWM, tidak bisa dilepaskan dari prinsip-prinsip keagamaan yang menjadi ruh perjuangan. Dalam konteks inilah, Dodok menjelaskan tentang pentingnya memperkuat apa yang disebut sebagai Gerakan Islam Berkemajuan, yaitu model dakwah dan pembangunan umat yang bersifat inovatif, berorientasi masa depan, serta berbasis amal usaha Muhammadiyah (AUM).
Baca juga, Dakwah di Tengah Disinformasi: Tantangan Ulama di Era Post-Truth
Amal usaha tersebut, seperti sekolah, rumah sakit, universitas, dan lembaga sosial lainnya, bukan hanya institusi teknis, tetapi media dakwah dan aktualisasi nilai-nilai Islam progresif. Untuk memastikan semua amal usaha ini berjalan sesuai arah tujuan, menurut Dodok, diperlukan lima komponen penting yang harus diwujudkan bersama. Kelima hal tersebut meliputi common goal (tujuan bersama), action plan (rencana aksi), role of the game (aturan main), 100% participation (partisipasi penuh seluruh elemen), dan strong leader (kepemimpinan yang kuat).

Kelima unsur tersebut menjadi tulang punggung pencapaian visi Muhammadiyah di level wilayah, termasuk di Jawa Tengah. Tanpa sinergi antara tujuan dan peran tiap aktor dalam organisasi, keberhasilan akan menjadi utopia belaka. Oleh sebab itu, penyamaan frekuensi tidak hanya sebatas komunikasi, tetapi juga mencakup pemahaman terhadap struktur nilai, tanggung jawab, dan target kelembagaan.
Dalam rangka menjalankan amanat Muktamar ke-48 Muhammadiyah, PWM Jawa Tengah telah menetapkan arah kebijakan strategis bertajuk “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan”. Visi ini bertumpu pada penguatan tiga aspek utama yang dirumuskan dalam konsep 3J, yakni jamaah (komunitas warga), jam’iyah (struktur organisasi), dan jariyah (penguatan amal usaha). Ketiganya dipandang sebagai pilar utama yang harus tumbuh secara sinergis dan seimbang. Penguatan jamaah berarti memperkuat basis umat secara ideologis dan spiritual. Jam’iyah menitikberatkan pada tata kelola organisasi yang modern dan adaptif. Sedangkan jariyah menekankan pada kontribusi nyata melalui amal usaha yang produktif dan profesional.
Menariknya, PWM Jawa Tengah juga merancang arah transformasi internalnya secara lebih operasional. Dodok mengungkapkan bahwa kantor PWM Jateng sendiri memiliki target jangka menengah yang terangkum dalam istilah PMM: Profesional, Maju, dan Modern. Ketiganya menjadi wajah baru institusi yang ingin ditampilkan kepada publik dan warga Muhammadiyah. Untuk mewujudkannya, PMM akan diturunkan dalam empat bidang utama: keuangan, konsumen (layanan publik), operasional, dan sumber daya manusia (SDM).
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha