
PWMJATENG.COM, Surakarta – Tiga mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil mengharumkan nama kampus dengan menyabet Juara 1 Lomba Dakwah Digital Nasional dalam ajang Creative Digital Preaching yang digelar pada Musyawarah Nasional (Munas) dan Annual International Conference on Islamic Religious Education (AICIRE) 2025 di University Hotel Yogyakarta.
Kompetisi bergengsi tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Program Studi Pendidikan Agama Islam Indonesia (PP-PAI-I) dan tahun ini mengangkat tema besar “Education for Sustainable Peace: Transforming Islamic Religious Education Towards Ecological Resilience.”
Tim mahasiswa UMS yang terdiri atas Avid Al Ayubi, Faisya Abrari Lutrinda, dan Zulfa Zakhrofa Sutrisno berhasil memikat hati dewan juri dengan karya video dakwah yang mengangkat isu Palestina. Mereka menyampaikan ajakan untuk memboikot produk-produk terafiliasi zionisme sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
“Alhamdulillah, sangat senang karena saya jarang ikut lomba seperti ini. Tapi karena kemarin banyak waktu luang, saya ajak teman-teman dan mereka antusias,” ujar Avid Al Ayubi, salah satu anggota tim, saat diwawancarai pada Jumat (23/5).
Avid menyebut bahwa motivasi mengikuti lomba muncul dari keinginan memanfaatkan waktu luang secara produktif. Bersama timnya, ia menyusun strategi produksi yang melibatkan pembagian tugas mulai dari penyusunan konsep, pengambilan gambar, hingga proses penyuntingan video.
Dalam video berdurasi pendek tersebut, mereka mengangkat kembali isu Palestina yang menurut mereka mulai meredup dari perhatian publik. “Kami ingin menegaskan pentingnya boikot produk-produk pro-zionis yang kini mulai dilupakan masyarakat,” tutur Avid.
Baca juga, Menjadi Pribadi Mulia: Jalan Menuju Jamal, Kamal, dan Jalal dalam Perspektif Islam
Menurutnya, dakwah tidak boleh terbatas di ruang kelas. Sebagai mahasiswa PAI, mereka merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan nilai-nilai Islam melalui media digital yang lebih luas jangkauannya.
“Kami ingin masyarakat tahu kenapa boikot itu penting, bagaimana sikap kita terhadap produk tersebut, dan peran kita dalam perjuangan ini,” jelasnya lebih lanjut.

Meski proses produksi video dilakukan saat bulan Ramadan, semangat mereka tak surut. Bahkan, tantangan menjalankan ibadah puasa dijadikan pelecut semangat untuk tetap profesional dan menjaga kekhusyukan.
“Proses pembuatan video dilakukan saat puasa. Jadi tantangannya, ya, harus tetap semangat meski lapar dan menjaga iman agar tidak mokel,” kenang Avid sambil tersenyum.
Penilaian lomba berlangsung tertutup pada 28–29 April 2025. Video dikirim ke panitia dan dievaluasi langsung oleh juri tanpa pemberitahuan terperinci. Pemenang diumumkan dalam sesi penutupan acara, dan tim UMS berhasil mengungguli peserta dari berbagai kampus ternama di Indonesia.
Prestasi ini bukan hanya membanggakan bagi kampus, tetapi juga menjadi bukti bahwa dakwah digital kini menjadi sarana strategis dalam menyampaikan pesan-pesan Islam.
“Dakwah digital sangat penting. Generasi muda harus belajar menyampaikan nilai-nilai Islam dengan cara yang relevan. Harapannya, makin banyak anak muda yang berani berdakwah melalui media yang mereka kuasai,” pungkas Avid.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha