
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk program kelas internasional tahun akademik 2025/2026. Program ini dirancang khusus bagi calon mahasiswa dari dalam dan luar negeri yang siap mengikuti perkuliahan dengan bahasa pengantar Inggris dan Arab.
“Pendaftaran dilakukan secara daring melalui laman resmi kami di https://pmb.ums.ac.id,” ujar Alex Kurniawan, staf Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS, pada Sabtu (17/5). Ia menyampaikan bahwa setiap tahun UMS membuka kuota sebesar 250 mahasiswa untuk program ini.
Terdapat tiga jalur seleksi yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa, yakni Computer Based Test (CBT), jalur rapor, dan jalur beasiswa. Alex menjelaskan bahwa seluruh proses seleksi akan disesuaikan dengan jalur yang dipilih saat pendaftaran.
“Khusus kelas internasional, mahasiswa akan mendapatkan pembinaan tambahan dalam Bahasa Inggris karena seluruh mata kuliah disampaikan dalam bahasa tersebut,” paparnya. Ia menambahkan, untuk Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), mahasiswa akan belajar menggunakan dua bahasa, yakni Inggris dan Arab.
UMS juga membuka peluang selebar-lebarnya bagi mahasiswa asing untuk bergabung. Pendaftaran dilakukan melalui situs khusus internasional di https://isp.ums.ac.id. Tidak ada batasan usia untuk mendaftar program sarjana. Namun, calon mahasiswa wajib melampirkan ijazah SMA atau sederajat serta sertifikat kemampuan Bahasa Inggris, seperti TOEFL ITP minimal skor 477 atau IELTS minimal 5.5.
Baca juga, Menjadi Pribadi Mulia: Jalan Menuju Jamal, Kamal, dan Jalal dalam Perspektif Islam
“Selain itu, mahasiswa asing perlu menyiapkan dokumen seperti paspor yang masih berlaku, transkrip akademik, surat rekomendasi, dan esai tujuan studi, terutama untuk jenjang doktor,” jelasnya.
Soal biaya, staf BKUI lainnya, Engine Kubota, menerangkan bahwa pendaftaran dikenakan biaya antara Rp300.000 hingga Rp500.000. Adapun biaya per SKS berada pada kisaran Rp290.000 sampai Rp620.000, tergantung program studi yang diambil. Dana pengembangan pun bervariasi, antara Rp6 juta hingga Rp15 juta, dan dapat dibayarkan secara bertahap.

Dalam dua tahun terakhir, UMS mencatat rata-rata 60 mahasiswa internasional diterima tiap tahunnya. Jumlah tersebut berasal dari total pendaftar yang mencapai lebih dari 5.000 orang. “Artinya, peminat program ini cukup tinggi dan stabil, meskipun seleksinya ketat,” ungkap Alex.
Namun, ia tak menampik bahwa ada sejumlah tantangan dalam menarik minat mahasiswa asing. Tantangan tersebut antara lain meliputi persaingan global, perbedaan budaya, serta keterbatasan akses informasi. Untuk mengatasi hal itu, UMS menyiapkan berbagai strategi, seperti Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), layanan pendampingan visa, orientasi budaya, hingga promosi internasional yang intensif.
“UMS berkomitmen menjadi kampus yang inklusif dan ramah terhadap mahasiswa internasional. Kami ingin menciptakan lingkungan belajar global yang saling memperkaya,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha