Jangan Lewatkan Ziarah ke Makam Rasulullah dan Baqi’ Saat di Madinah

Jangan Lewatkan Ziarah ke Makam Rasulullah dan Baqi’ Saat di Madinah
Oleh : Edi Sulton (Kontributor PWMJateng.com)
PWMJATENG.COM – Madinah al-Munawwarah merupakan salah satu kota suci umat Islam yang menjadi tujuan utama jemaah haji dan umrah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bagi jemaah haji Indonesia, pembagian kedatangan dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama tiba di Madinah terlebih dahulu sebelum menuju Makkah, sedangkan gelombang kedua sebaliknya: mereka ke Makkah terlebih dahulu dan baru ke Madinah. Rata-rata jemaah akan berada di Madinah selama kurang lebih sepekan.
Selama berada di Madinah, sangat dianjurkan untuk menyempatkan waktu berziarah ke makam Rasulullah ﷺ dan juga ke pemakaman Baqi’. Keduanya menjadi tempat suci dan bersejarah yang menyimpan pelajaran spiritual mendalam.
Ziarah ke Makam Rasulullah ﷺ
Penulis berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah ﷺ setiap hari selama berada di Madinah (semoga ini tidak dianggap riya). Waktu terbaik untuk berkunjung adalah setelah salat zuhur, karena pengunjung cenderung tidak terlalu padat. Sebaliknya, setelah salat subuh, asar, magrib, dan isya, jumlah pengunjung biasanya membludak.
Makam Rasulullah ﷺ terletak di sebelah Raudhah dan dapat diakses melalui jalur khusus yang ditentukan oleh petugas. Karena banyaknya peziarah, petugas menerapkan sistem antre dengan pola buka-tutup agar kondisi tetap tertib.
Di sebelah makam Rasulullah ﷺ, terdapat makam dua khalifah besar, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Saat berada di depan makam Nabi ﷺ, rasa haru menyelimuti hati. Penulis mengucapkan salam: Assalamu‘alaika ya Rasulullah, Assalamu‘alaika ya Habiballah, dan membaca syahadat, seolah-olah bersyahadat langsung di hadapan beliau.
Baca juga, Mencari Ilmu Tanpa Takut Tak Mengamalkan: Pesan Ibnu Hasan tentang Amanah Keilmuan
Tidak dapat ditahan air mata yang mengalir karena haru, syukur, dan kerinduan mendalam kepada Nabi yang membawa umat keluar dari zaman jahiliah menuju masyarakat beradab. Setelah itu, penulis mengucapkan salam kepada Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Disarankan untuk tidak berlama-lama di dalam area makam, karena selain untuk menjaga ketertiban, petugas juga akan mengingatkan agar peziarah segera bergerak.
Ziarah ke Makam Baqi’
Tak jauh dari Masjid Nabawi, tepatnya di bagian timur, terdapat pemakaman Baqi’ yang juga menjadi tempat ziarah penting. Luasnya mencapai 174.962 meter persegi dan selalu ramai dikunjungi peziarah, terutama setelah salat subuh. Penulis sendiri berkesempatan ke sana saat bertemu jemaah asal Thailand yang dapat berbahasa Melayu.

Makam Baqi’ adalah tempat peristirahatan terakhir para sahabat dan keluarga Rasulullah ﷺ, seperti As’ad bin Zurarah, Utsman bin Mazh’un, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, serta keluarga Rasulullah seperti Aisyah RA, Fatimah az-Zahra, Ruqayyah, Zainab, dan Ummu Kultsum.
Kondisi makam di Baqi’ sangat sederhana, mirip dengan di Ma’la, Makkah. Tidak ada nisan bertuliskan nama besar, namun di sinilah para tokoh besar Islam dimakamkan. Di antara yang paling dikenal adalah Khalifah Utsman bin Affan RA, seorang sahabat Nabi yang memiliki jasa besar dalam sejarah Islam.
Ziarah ke makam Baqi’ juga menjadi pengingat tentang kematian dan pentingnya keteladanan dalam kesederhanaan. Saat keluar dari kompleks makam, pengunjung akan menemukan papan pengumuman dalam berbagai bahasa yang berisi larangan berjalan mundur saat keluar dari area makam, karena hal itu tidak diajarkan dalam syariat.
Penutup
Ziarah ke makam Rasulullah ﷺ dan Baqi’ bukan sekadar ritual, melainkan sarana refleksi spiritual. Kesederhanaan makam para tokoh besar Islam menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Pengalaman ini mempertegas nilai keteladanan dalam perjuangan mereka menyebarkan Islam.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha