
PWMJATENG.COM, Surakarta – Keindahan batik Indonesia berhasil memukau mahasiswa asal Uzbekistan yang mengikuti program inbound di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dalam kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, mereka bukan hanya melihat batik secara langsung, tetapi juga belajar dan mencoba membatik dengan tangan mereka sendiri.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (8/5) di Batik Mahkota Laweyan. Sebelum praktik membatik, para mahasiswa diajak mengenal sejarah dan ragam jenis batik, termasuk batik wayang beber serta batik bertema Al-Qur’an yang proses pembuatannya membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.
Ketertarikan para mahasiswa terhadap batik terlihat dari antusiasme mereka bertanya kepada pemandu. Mereka ingin tahu lebih dalam soal teknik pewarnaan, jenis motif, hingga kisaran harga kain batik.
Salah satu peserta, Shakhlo Khasanova, mahasiswa dari Millat Umidi University, mengaku kagum dengan pengalaman yang ia dapatkan. Ia pernah mendengar tentang batik saat berada di Yogyakarta, namun baru di Solo ia merasakan langsung proses membatik.
“Ketika di Solo, kita mendapatkan kesempatan luar biasa bisa belajar membatik dan mempraktikkannya langsung dengan tangan kita sendiri,” ujar Shakhlo penuh semangat usai menyelesaikan karyanya.
Baca juga, Jadi Metodologi Dakwah Muhammadiyah, Berikut Tiga Fase Perkembangan Manhaj Tarjih!
Shakhlo merasa bersyukur kepada pihak UMS atas pengalaman yang sangat berkesan ini. Ia membatik bersama teman-teman dan para pembatik lokal dengan penuh canda tawa dan semangat. Ia menyebutkan bahwa membatik bukan hal yang mudah, terutama untuk kain berukuran besar.

Menurut penuturannya, proses membatik pada kain besar bisa memakan waktu hingga enam bulan. Namun dalam kunjungan kali ini, mahasiswa hanya diminta membatik pada kain ukuran 30 cm x 30 cm yang bisa selesai dalam waktu sekitar dua jam.
“Desain yang saya buat tadi seperti awan dan matahari,” jelasnya sambil menunjukkan hasil karyanya.
Program pertukaran mahasiswa ini memberikan kejutan manis bagi Shakhlo. Ia mengaku tidak menyangka akan diajak mengunjungi berbagai tempat menarik di Solo, termasuk lokasi budaya dan tempat ibadah.
“Saya benar-benar terkejut sekaligus kagum. Kita belajar banyak hal dari teman-teman dan para profesor di kampus. Ini pengalaman yang luar biasa,” tuturnya menutup wawancara.
Setelah membatik, rombongan mahasiswa Uzbekistan diajak mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk melaksanakan salat. Hari keempat mereka diakhiri dengan kunjungan ke Pusat Grosir Solo (PGS), tempat mereka berburu cenderamata khas Indonesia untuk dibawa pulang ke negaranya.
Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha