Kolom

Makam Ma’la di Mekah: Tempat Ziarah Penuh Sejarah Saat Haji dan Umrah

Makam Ma’la di Mekah: Tempat Ziarah Penuh Sejarah Saat Haji dan Umrah

Oleh : Edi Sulton (Kontributor PWMJateng.com dari Jepara)

PWMJATENG.COM – Ibadah haji dan umrah merupakan impian setiap Muslim di seluruh dunia. Tak hanya untuk menjalankan rukun Islam, tetapi juga sebagai momen spiritual yang sarat makna, termasuk dengan berziarah ke tempat-tempat bersejarah di Tanah Suci.

Salah satu lokasi ziarah yang patut dikunjungi adalah Makam Ma’la di Mekah. Pemakaman ini sering kali luput dari perhatian para jamaah, meskipun menyimpan nilai sejarah yang sangat tinggi dalam perjalanan Islam.

Makam Ma’la, atau dalam bahasa Arab disebut Maqbarah Ma’la, terletak sekitar satu kilometer dari Masjidil Haram ke arah barat. Tempat ini menjadi lokasi pemakaman umum di Makkah dan telah ada sejak masa awal Islam.

Beberapa tokoh penting dalam sejarah Islam dimakamkan di sini, antara lain istri pertama Rasulullah SAW, Siti Khadijah, serta para sahabat seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Yasir bin Amir, Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Abdullah bin Amr bin Ash. Bahkan, ulama besar asal Indonesia, KH. Maemun Zubair dari Rembang, Jawa Tengah, juga dimakamkan di Ma’la, menjadikannya tempat ziarah penting bagi jamaah asal Indonesia.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW pernah bersabda saat melihat pemakaman ini, “Ini adalah pemakaman yang baik.” (HR Ahmad). Keutamaan dimakamkan di Makkah juga dijelaskan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW bersabda:

“Akulah orang pertama yang dikeluarkan dari bumi pada hari kiamat, kemudian Abu Bakar, lalu Umar. Kemudian aku mendatangi penghuni Baqi’. Mereka dikumpulkan bersamaku, lalu aku menanti penduduk Makkah hingga aku dikumpulkan di antara dua Tanah Haram.” (HR Tirmidzi)

Baca juga, Kebebasan Pers dan Gaung Demokrasi Indonesia: Pilar yang Tak Boleh Runtuh

Meski memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, suasana di Makam Ma’la cenderung lengang. Saat penulis berkunjung, hanya segelintir jamaah yang hadir untuk berziarah. Nisan-nisan batu yang sederhana menciptakan suasana yang khidmat, menambah kesan mendalam bagi siapa saja yang merenunginya.

Namun, perlu diperhatikan etika saat berziarah ke tempat ini. Pengunjung tidak diperkenankan berlama-lama di makam, terlebih untuk berfoto atau melakukan ritual-ritual yang tidak sesuai ajaran Islam. Penulis pernah menyaksikan seorang peziarah yang mencium nisan dan berswafoto, lalu langsung ditegur dan diusir oleh petugas.

Ziarah ke Makam Ma’la seharusnya menjadi momen untuk merenungkan perjuangan para syuhada dan tokoh Islam yang dimakamkan di sana. Hal ini sekaligus menjadi pengingat akan kematian dan dorongan untuk meneladani keteguhan iman mereka dalam memperjuangkan kebenaran.

Dengan memahami makna ziarah secara benar, kita bisa memetik hikmah spiritual yang mendalam dalam perjalanan ibadah haji dan umrah.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE