Khazanah IslamTokoh

Hasan Asy’ari Ulama’i: Meraih Keberkahan Hidup sebagai Muttaqun, Muhsinun, dan Shabirin

PWMJATENG.COM – Pada sebuah kesempatan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya hidup dalam kebersamaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam tausiahnya, ia menegaskan bahwa manusia secara fitrah tidak bisa hidup sendiri. Kehadiran orang lain, apalagi yang dapat memberikan rasa aman, menjadi kebutuhan alami.

Ia mengilustrasikan, seseorang yang berjalan di tengah hutan bersama polisi bersenjata tentu merasa lebih tenang dibandingkan berjalan bersama preman. Begitu pula dalam dunia bisnis, kehadiran tokoh terkenal dalam foto sebuah warung seringkali meningkatkan kepercayaan diri pemiliknya. “Orang berjualan kendaraan pun merasa lebih percaya diri jika produknya pernah digunakan tokoh penting,” tuturnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa manusia selalu membutuhkan pihak yang kuat untuk menyertainya. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an Allah menegaskan tentang kebersamaan-Nya dengan orang-orang tertentu. Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat kebaikan), dan

أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa).

Hasan mengingatkan, tidak ada makhluk yang lebih kuat daripada Allah, sebab Dia adalah Al-Khaliq, Sang Pencipta. Karena itu, ia mengajak hadirin untuk “berbisnis” dengan Allah, yakni melakukan segala sesuatu dengan niat agar Allah menyertai mereka.

Lebih lanjut, ia mengutip surah An-Nahl ayat 128:

إِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَ

(Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan).

Menurut penjelasannya, muttaqun adalah mereka yang melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ahmad Hasan mengibaratkan, menjadi muttaqun itu ibarat seseorang yang sembahyang tepat waktu dan tidak berbuat maksiat. “Sing penting sembahyang, ora keplek, ora nyolong,” katanya.

Baca juga, Jadi Metodologi Dakwah Muhammadiyah, Berikut Tiga Fase Perkembangan Manhaj Tarjih!

Namun, muhsinun memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Mereka tidak sekadar memenuhi kewajiban, tetapi juga melakukan kebaikan melebihi tuntutan. “Orang muhsin tidak menunggu sampai wajib, ia memilih berbagi meskipun tidak diwajibkan,” jelasnya. Misalnya, dalam berzakat, muhsinun akan tetap berbagi meskipun hartanya belum mencapai nisab.

Dalam menjauhi larangan, sikap muhsin juga tampak lebih hati-hati. Jika larangan Allah adalah “jangan mendekati zina”, maka muhsin bahkan menghindari sekadar membayangkan hal yang mendekati zina. Mereka berusaha menjaga diri dari segala sesuatu yang berpotensi menjerumuskan pada perbuatan dosa.

Selain muttaqun dan muhsinun, ada satu kelompok lagi yang mendapatkan kebersamaan dari Allah, yakni orang-orang yang sabar. Hasan mengutip ayat:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar).

Ia menekankan, kesabaran bukan berarti pasrah tanpa usaha. Orang sabar mampu menahan diri, berpikir jernih, dan bertindak dengan penuh perhitungan. “Sabar itu bukan berarti ketika dipukul diam saja karena takut, tetapi tetap tenang dan mencari solusi dengan kepala dingin,” tuturnya.

Ia mencontohkan dalam dunia ukiran kayu, produk yang dihasilkan dengan penuh kesabaran memiliki nilai jauh lebih tinggi daripada yang dikerjakan secara tergesa-gesa. Dalam kehidupan sehari-hari, sabar berarti mampu menjalani proses panjang pendidikan, menerima kritik, dan tidak mudah putus asa.

Sebagai penutup, Hasan Asy’ari mengajak seluruh jamaah untuk berusaha menjadi pribadi muttaqun, muhsinun, dan shabirin. Dengan demikian, hidup akan selalu berada dalam naungan kasih sayang Allah. “Mari kita berlatih agar amal-amal kita tidak hanya formalitas, tapi melampaui standar kewajiban, dan kita tetap sabar menjalani setiap ujian kehidupan,” pungkasnya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE