
PWMJATENG.COM, Jakarta – Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar Workshop Perdana Program Konservasi Air untuk Masjid pada Selasa, 16 April 2025, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta. Acara ini mengusung tema “Semangat Kelestarian Lingkungan dan Pengelolaan Masjid pada Generasi Baru.”
Workshop ini menghadirkan para pelaksana program yang akan diterjunkan langsung ke berbagai daerah. Tujuannya adalah memperkenalkan konsep konservasi air berbasis masjid dan menyusun langkah konkret untuk pelaksanaannya.
“Workshop ini bertujuan memperkenalkan konsep konservasi air untuk masjid serta menyusun rencana aksi implementasi di masjid-masjid terpilih,” ujar Ahsan Hamidi, Koordinator Program Konservasi Air Eco Bhinneka Muhammadiyah.
Menurut Ahsan, para peserta mendapatkan pembekalan menyeluruh mengenai strategi pelaksanaan program. Ia menjelaskan bahwa konservasi air ini meliputi pengelolaan air wudhu, pengurangan sampah, penghijauan lingkungan sekitar masjid, serta efisiensi penggunaan energi.
“Seluruh kegiatan dirancang agar melibatkan pengurus masjid dan jamaah secara aktif. Kami ingin membentuk manajemen lingkungan yang partisipatif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Konservasi air menjadi fokus utama karena ketersediaan air bersih semakin terancam akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Hal ini, menurut Ahsan, harus ditanggapi serius melalui gerakan kolektif.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Saad Ibrahim, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga air sebagai amanah agama. “Islam mengajarkan agar tidak mubazir, termasuk dalam menggunakan air,” tegasnya.
Ia mengutip QS Az-Zumar ayat 21 sebagai pengingat bahwa hujan yang diturunkan Allah merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga. Saad juga menyampaikan bahwa penanaman pohon menjadi langkah nyata dalam konservasi air, karena pepohonan membantu menyimpan air tanah dan menjaga siklus air.
Baca juga, Islam dan Isu Mental Health: Antara Tawakal dan Terapi Psikologis
Menguatkan hal itu, Saad menyampaikan sabda Rasulullah SAW, “Tak seorang pun Muslim yang menanam pohon atau menabur benih tanaman, lalu dimakan burung, manusia, atau hewan, kecuali menjadi sedekah baginya.” (HR. Al-Bukhari). Menurutnya, hadist ini menegaskan bahwa pelestarian lingkungan adalah bagian dari amal jariyah.
Sementara itu, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, menyampaikan bahwa program ini tak hanya soal air, tetapi juga perubahan perilaku jamaah.

“Kami ingin membangun kesadaran bersama agar air dimanfaatkan secara bijak di lingkungan masjid,” ungkapnya.
Hening, yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, menjelaskan bahwa tahapan kegiatan mencakup survei awal, sosialisasi pengetahuan, pengembangan dakwah berbasis akademik, hingga penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
Dalam kegiatan ini, peserta menyusun rencana aksi (action plan), menetapkan jadwal kerja (timeline), serta membagi tanggung jawab lapangan secara kolektif. Semua komponen program dibahas bersama guna memastikan keberhasilan di lokasi masing-masing.
Inisiatif ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak.
Sebagai tahap awal, program ini akan dijalankan di lima provinsi sebagai proyek percontohan, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Kontributor : Farah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha