BeritaNasional

Tegas! Ketua DPP IMM Soroti Urgensi Kontekstualisasi Agama di Era Modern

PWMJATENG.COM, Surakarta – Peluncuran buku Manifestasi Islam Progresif karya Najihus Salam, Ketua Divisi Kajian KM3Nas DPP IMM, menjadi momen penting bagi diskursus keislaman progresif di Indonesia. Acara ini berlangsung dengan khidmat pada Ahad, 13 April 2025, di Gedung Induk Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Dalam kegiatan tersebut, Muhammad Hasnan Nahar, Ketua DPP IMM Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, menegaskan bahwa umat Islam perlu memahami ajaran agama secara kontekstual. Ia menilai pendekatan tekstual semata tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan zaman.

“Islam progresif yang saya pahami adalah Islam yang tetap sesuai dengan tantangan zaman. Islam harus dipahami secara kontekstual, dan tetap memegang teguh nash-nash yang ada,” tegas Hasnan dalam sambutannya.

Hasnan menjelaskan bahwa tafsir agama harus hidup dan relevan dengan situasi sosial yang terus berubah. Ia menambahkan, “Tafsir yang hidup adalah tafsir yang lahir dari dialog antara wahyu dan realitas, antara teks dan konteks.”

Ia juga memberikan apresiasi terhadap buku karya Najihus Salam tersebut. Menurutnya, buku Manifestasi Islam Progresif merupakan kontribusi nyata dalam memperkaya wacana keislaman yang inklusif dan berkeadilan.

“Buku ini bukan hanya ajakan untuk berpikir, tapi juga ajakan untuk bergerak,” ujarnya.

Peluncuran buku ini tidak hanya dihadiri tokoh-tokoh internal IMM, tetapi juga akademisi dari lingkungan Muhammadiyah. Salah satunya adalah Azaki Khoirudin, Sekretaris Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah.

Baca juga, Menggapai Keabadian Amal dalam Batasan Umur Manusia

Dalam paparannya, Azaki menekankan pentingnya kebiasaan membaca dan berpikir luas sebagai ciri utama penuntut ilmu sejati. Ia menilai buku Manifestasi Islam Progresif memiliki daya dorong untuk menghidupkan kembali tradisi intelektual dalam tubuh gerakan mahasiswa Islam.

“Pemikiran yang tajam harus disertai dengan keberanian untuk menyampaikan dan mendiskusikannya di ruang publik,” tutur Azaki.

Sementara itu, Najihus Salam, sang penulis buku, turut memberikan motivasi kepada para peserta yang mayoritas merupakan kader IMM. Ia mengajak generasi muda untuk berani menulis dan menyumbangkan gagasan, meskipun dalam bentuk yang sederhana.

“Tradisi literasi tidak boleh berhenti. Meskipun hanya sedikit, siapa pun yang menyumbang pemikiran tetap bagian dari ruh dakwah intelektual,” kata Najih.

Najih juga menekankan pentingnya kontinuitas dalam gerakan literasi. Menurutnya, literasi adalah pilar penting dalam membangun peradaban dan IMM memiliki tanggung jawab besar untuk menjaganya.

Peluncuran buku ini menjadi pengingat bahwa gerakan intelektual dalam tubuh IMM terus hidup dan berkembang. IMM tidak hanya bergerak dalam ranah aktivisme, tetapi juga dalam medan pemikiran dan peradaban.

“Buku ini memperlihatkan bahwa IMM memiliki posisi strategis sebagai lokomotif gerakan intelektual Islam yang progresif, kritis, dan membumi,” ujar salah satu peserta diskusi.

Kontributor : Dwi Kurniadi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
Pemutar Audio