Hukum Islam dalam Dinamika Zaman: Relevansi dan Peranannya bagi Umat Manusia

PWMJATENG.COM, Semarangย โย Hukum Islam memiliki sifat progresif dan berkemajuan, menjadikannya relevan dengan perkembangan zaman serta dapat dijadikan pedoman bagi umat manusia. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Rozihan. Sebagai pakar hukum peradaban Islam, ia menekankan bahwa hukum Islam bukan sekadar aturan normatif, melainkan juga refleksi pemikiran yang terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial dan peradaban.
Menurut Rozihan, hukum Islam yang lebih dikenal dengan istilah fiqih merupakan produk pemikiran yang memiliki rumusan praktis, rinci, serta dapat dijelaskan secara logis. Watak dinamis inilah yang membuatnya selalu mampu menjawab berbagai persoalan kehidupan manusia. โHukum Islam tidak bersifat statis, melainkan terus berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat,โ ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa untuk menyesuaikan hukum Islam dengan dinamika zaman, digunakan metode ijtihad. Ijtihad merupakan aktivitas berpikir yang mendalam guna menemukan solusi hukum atas permasalahan yang tidak memiliki ketentuan eksplisit dalam sumber utama syariat. Metode ini, menurutnya, telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tercermin dalam peristiwa pengutusan Muadz bin Jabal ke Yaman untuk memberikan fatwa berdasarkan pertimbangan akal dan pemahaman terhadap Al-Qurโan serta hadis.
Baca juga, Jadi Khatib di Belanda, Ketua PWM Jateng Tafsir Sampaikan Makna Puasa dan Keberkahan Ramadan
Lebih lanjut, Rozihan menyoroti pentingnya dua pendekatan dalam ijtihad, yakni mushawwibah dan mukhaththiah. Mushawwibah mengacu pada pandangan bahwa terdapat lebih dari satu jawaban benar dalam hukum Islam, sedangkan mukhaththiah beranggapan bahwa hanya ada satu kebenaran hukum yang dapat dicapai. Keduanya menjadi metode yang memungkinkan hukum Islam terus berkembang dan mampu menjawab tantangan zaman.
Selain itu, hukum Islam tidak hanya memiliki fungsi sebagai ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi dasar dalam pelaksanaan peribadatan bagi umat Muslim. Nilai-nilai dalam hukum Islam diyakini sebagai sumber kebenaran yang tinggi dalam setiap disiplin ilmu. Oleh karena itu, pengkajian dan pengembangan pemikiran hukum Islam menjadi hal yang esensial untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul seiring dengan perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Pemikiran progresif dalam hukum Islam, menurut Rozihan, juga berperan dalam menyebarluaskan ide, inovasi, serta terobosan akademis yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa umat Islam perlu terus mengembangkan kajian hukum Islam dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar syariat yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan.
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha