Ridha kepada Takdir: Kunci Ketenangan Hati

Ridha kepada Takdir: Kunci Ketenangan Hati
Oleh : Dwi Taufan Hidayat (Penasehat Takmir Mushala Al-Ikhlas Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, Sekretaris Korps Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah, & Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COM – Setiap manusia yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya akan senantiasa ridha terhadap takdir yang telah ditetapkan-Nya. Sebab, ia memahami bahwa setiap ketetapan Allah pasti mengandung hikmah, meskipun terkadang sulit diterima atau tidak sesuai dengan keinginan manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At-Taghabun: 11)
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin! Sesungguhnya segala urusannya adalah kebaikan baginya, dan itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali orang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, maka itu baik baginya.”
(HR. Muslim, no. 2999)
Baca juga, Tiga Pemahaman tentang Rukyat di Indonesia
Ridha terhadap takdir merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Seorang mukmin sejati tidak akan mengeluh saat menghadapi ujian dan tidak menjadi lalai ketika memperoleh nikmat. Ia memahami bahwa kehidupan di dunia ini adalah tempat ujian, bukan tujuan akhir. Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk tetap berserah diri kepada-Nya dalam segala keadaan.
Dengan bersikap ridha, seseorang akan mendapatkan ketenangan hati dan kedamaian jiwa. Ia tidak akan mudah terguncang oleh berbagai peristiwa dalam hidupnya, sebab keyakinannya kepada Allah membuatnya menerima segala ketetapan dengan lapang dada. Rasulullah ﷺ juga menegaskan pentingnya ridha dalam sabdanya:
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Sesungguhnya Allah, jika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Maka, siapa yang ridha, baginya keridhaan (Allah), dan siapa yang murka, baginya kemurkaan (Allah).”
(HR. Tirmidzi, no. 2396)
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang senantiasa ridha dengan ketetapan Allah, bersabar dalam menghadapi ujian, serta bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Aamiin.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha