Penetapan Awal Puasa 2025 Gunakan Kriteria Wujudul Hilal, Majelis Tarjih: Muhammadiyah Matangkan Kalender 1447 Hijriah

PWMJATENG.COM, Surakartaย โย Penetapan awal Ramadan setiap tahunnya menjadi momen yang selalu dinantikan umat Islam. Tahun 2025, Muhammadiyah kembali menggunakan metode hisab wujudul hilal dalam menentukan 1 Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H. Namun, Muhammadiyah juga terus mematangkan penerapan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), sebuah sistem kalender yang telah lama dikaji dan disosialisasikan.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ruswa Darsono, menjelaskan bahwa Muhammadiyah secara resmi masih berpegang pada metode hisab wujudul hilal. Metode ini menentukan awal bulan hijriah berdasarkan posisi bulan yang sudah berada di atas ufuk saat magrib di Indonesia pada hari ke-29 bulan berjalan.
Menurut Ruswa, sistem ini telah digunakan Muhammadiyah sejak lama dan menjadi dasar penentuan awal bulan hijriah dalam lingkup organisasi tersebut. Keputusan ini juga ditegaskan dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No:1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H.
Selain konsisten dengan wujudul hilal, Muhammadiyah juga terus mengkaji KHGT yang merupakan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih di Pekalongan. Kalender ini telah disosialisasikan sejak 1 Muharam 1446 H dan kembali diperkuat pada 1 Januari 2025 dengan pencantuman tanggal KHGT dalam kalender Masehi.
Ruswa mengungkapkan bahwa sosialisasi KHGT berjalan dengan baik dan mendapat respons positif dari warga Muhammadiyah. Meskipun keputusan Munas belum ditanfidzkan atau diterapkan secara resmi, banyak warga yang telah menggunakan kalender ini. Sosialisasi dilakukan mulai dari tingkat pusat hingga daerah untuk memperkenalkan konsep KHGT secara luas.
Dalam penjelasannya, Ruswa menerangkan bahwa KHGT mengadopsi prinsip imkanur ruโyah global, di mana awal bulan hijriah ditentukan berdasarkan kemungkinan hilal dapat terlihat di mana pun di dunia. Jika di suatu tempat di dunia hilal telah memenuhi kriteria ini, maka seluruh dunia akan memulai tanggal 1 secara bersamaan mulai pukul 12.00 waktu setempat.
Baca juga, Penetapan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H Resmi Muhammadiyah!
Konsep ini berbeda dengan wujudul hilal yang hanya berlaku untuk Indonesia. Dengan KHGT, umat Islam di seluruh dunia diharapkan dapat memiliki keseragaman dalam penanggalan hijriah, termasuk dalam pelaksanaan ibadah puasa dan hari raya.
Ruswa menyebutkan bahwa gagasan KHGT bukanlah hal baru. Pembahasannya telah dimulai sejak 1978 dalam forum Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan terus berkembang melalui kajian Islamic Educational, Scientific, and Cultural Organization (ISESCO), yang merupakan lembaga di bawah OKI. Hingga saat ini, setidaknya 18 organisasi Islam di berbagai negara telah mengadopsi KHGT dalam sistem penanggalannya.
Menurut Ruswa, KHGT dapat menjadi solusi untuk menghindari perbedaan dalam peristiwa penting seperti puasa Arafah dan Iduladha. Dengan sistem ini, umat Islam yang wukuf di Arafah akan menjalani ibadah pada tanggal yang sama dengan mereka yang menjalankan puasa Arafah di berbagai belahan dunia. Hal ini diharapkan dapat menghilangkan perbedaan dalam pelaksanaan ibadah yang selama ini sering terjadi akibat penggunaan sistem penanggalan yang berbeda.
Ruswa menekankan bahwa penerapan KHGT memang masih dalam tahap pengembangan, tetapi hasil awal menunjukkan respons positif. Muhammadiyah terus melakukan evaluasi dan penguatan sosialisasi agar sistem ini dapat diadopsi secara lebih luas. Ia berharap bahwa dengan kerja sama berbagai pihak, KHGT dapat menjadi solusi dalam penyatuan kalender hijriah di seluruh dunia.
Mengakhiri keterangannya, Ruswa mengajak warga Muhammadiyah Jawa Tengah untuk memedomani maklumat yang telah dikeluarkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H. Ia menegaskan bahwa baik wujudul hilal maupun KHGT memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan kepastian dalam penentuan waktu ibadah, sekaligus mendorong persatuan umat Islam dalam menjalankan ajaran agama dengan lebih baik.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha