![KKN UMP](https://pwmjateng.com/wp-content/uploads/2025/02/Gambar-WhatsApp-2025-02-10-pukul-14.22.10_6bde6b18-780x470.jpg)
PWMJATENG.COM, Banyumas – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berhasil menciptakan inovasi berbasis potensi lokal yang menarik perhatian. Melalui program unggulan bertajuk Optimalisasi Salak menjadi Produk Ekraf serta Strategi Penjualan Digital, mereka menggelar pelatihan di GOR Desa Pucungwetan. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Wagini, perangkat desa, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, serta kelompok Dasa Wisma (Dawis).
Desa Pucungwetan dikenal sebagai sentra pertanian salak pondoh dan industri pengolahan triplek. Namun, limbah dari kedua sektor ini sering menjadi masalah lingkungan. Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa KKN UMP menghadirkan inovasi ekonomi kreatif berbasis pemanfaatan limbah salak dan triplek.
Produk kreatif yang diperkenalkan meliputi pie salak dari buah yang tidak layak jual serta suvenir kriya berbahan kulit salak dan limbah triplek. Produk ini diberi nama Pudakkaliwa, yang berasal dari gabungan nama dusun di Pucungwetan, yaitu Pucung, Pandak Kidul, Pandak Lor, Kalimangli, dan Wanasari.
Kegiatan ini terbagi dalam dua sesi utama: sosialisasi dan praktik pembuatan produk ekraf, serta strategi pemasaran digital. Para peserta dilatih membuat produk kreatif sekaligus diperkenalkan pada teknik pemasaran digital melalui media sosial dan platform e-commerce. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk lokal agar bersaing di pasar yang lebih luas.
Baca juga, MPKS PWM Jateng Gelar Rakor Panti Asuhan, Bahas Sinergi dan Ekonomi Produktif!
Kepala Desa Pucungwetan, Wagini, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UMP dan berharap produk pie salak bisa menjadi ikon desa.
“Semoga pie salak ini dapat menjadi produk unggulan Pucungwetan dan mengenalkan desa kami sebagai sentra salak pondoh ke pasar yang lebih luas,” ujarnya penuh harap.
![](https://pwmjateng.com/wp-content/uploads/2025/02/DSC_0463-1024x683.jpg)
Dosen Pembimbing Lapangan, Alhadi Nelsa, dari Program Studi Desain Komunikasi Visual UMP menekankan pentingnya identitas visual dalam pemasaran.
“Kegiatan ini bukan sekadar inovasi produk, tetapi juga membangun branding yang kuat. Dengan kemasan menarik, logo, serta storytelling yang tepat, Pudakkaliwa diharapkan siap bersaing di pasar digital dan menjadi simbol kreativitas lokal Desa Pucungwetan,” jelasnya.
Program ini membuktikan bahwa kreativitas dan inovasi mampu mengubah potensi desa menjadi peluang ekonomi baru. Melalui pelatihan dan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, Desa Pucungwetan kini semakin siap melangkah sebagai desa kreatif yang berdaya saing tinggi.
Kontributor : Tegar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha