AUMBerita

Peran Ibu dalam Pendidikan Karakter: UMS Hadirkan Dekan Fakultas Studi Islam Al-Azhar Kairo

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menghadirkan Nahla Shabry As-Sha’idy, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Al-Azhar Kairo, dalam kuliah umum bertema peran ibu dalam pendidikan karakter anak. Acara yang digelar pada Senin (10/2) di Auditorium Moh. Djazman Kampus I UMS ini dihadiri oleh Rektor UMS Sofyan Anif, mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI), serta para santri dari Ma’had Abu Bakar, Pondok Shabran, dan Pesma Mas Mansur UMS.

Dalam sambutannya, Sofyan Anif menyampaikan rasa gembira atas kedatangan Prof. Nahla serta mengungkapkan harapan terjalinnya kerja sama antara UMS dan Universitas Al-Azhar Kairo.

“Kami berharap kerja sama ini dapat segera terwujud dan membawa manfaat besar bagi kedua institusi,” ujarnya.

Sebelum menyampaikan materi, Nahla mengapresiasi sambutan hangat UMS serta menegaskan komitmen Al-Azhar dalam membina mahasiswa Indonesia.

“Grand Syekh Ahmed El-Tayeb selalu mengingatkan pentingnya memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa Indonesia dalam menuntut ilmu,” tuturnya.

Dalam kuliah umum yang dipandu oleh Nur Sillaturohmah H, Nahla menyoroti peran krusial ibu dalam membentuk karakter anak. Menurutnya, ibu tidak hanya bertanggung jawab dalam mengasuh, tetapi juga menanamkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan anak.

“Seorang ibu harus menjaga spiritualitasnya agar mampu menanamkan nilai agama, akhlak, serta keseimbangan psikologis dan emosional kepada anak,” jelasnya.

Nahla menegaskan bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, terutama dalam membiasakan anak melaksanakan ibadah. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW yang menganjurkan orang tua untuk mengajarkan shalat sejak anak berusia tujuh tahun.

Baca juga, Lazismu Jateng Targetkan Perolehan Himpunan Rp143 Miliar! Strategi ZIS dan Qurban Tahun Ini Disusun Matang

“Anak harus dibiasakan mencintai Allah dan Rasul-Nya agar mereka merasakan manisnya iman. Jika nilai-nilai ini tertanam, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh anak tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.

Selain pendidikan ibadah, ia juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai akhlak seperti kejujuran, amanah, ikhlas, keberanian, dan keadilan. Sebagai contoh, ia mengisahkan keteguhan Sayyidina Hamzah yang membela Rasulullah SAW meskipun saat itu belum memeluk Islam.

“Keberanian dalam mempertahankan kebenaran harus diajarkan sejak kecil agar anak tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas,” tambahnya.

Dalam sesi selanjutnya, Nahla menjelaskan bahwa ibu memiliki peran penting dalam membangun keharmonisan keluarga dengan menanamkan nilai kekeluargaan dan kebiasaan berbicara baik. Ia menegaskan bahwa komunikasi yang baik dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga dan mencerminkan keimanan seseorang.

“Al-Qur’an mengajarkan kita untuk saling memaafkan dan mengontrol emosi agar hubungan keluarga tetap harmonis,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya mendidik anak secara psikologis dan emosional dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Ia mencontohkan metode tarbiyah yang dilakukan oleh ibunda Imam Malik dalam membimbing anaknya.

“Ibu harus cermat dalam mengarahkan potensi anak agar berkembang secara optimal,” paparnya.

Di akhir sesi, Nahla mengungkapkan keprihatinannya terhadap degradasi nilai yang terjadi pada generasi saat ini akibat kurangnya perhatian ibu dalam menjalankan perannya sebagai pendidik utama di rumah.

“Kita perlu kembali kepada peran utama ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak agar mereka tumbuh dengan karakter yang kuat dan nilai-nilai Islam yang kokoh,” pungkasnya.

Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE