Kolom

Yuk… Belajar Bahasa Arab

Oleh : Hayati Nufus
MIM Bloran Kerjo, Karanganyar

Mengikuti kajian tafsir surat Al Baqoroh (Qs.2: 286) oleh Ustadz Budi Ashari saya teringat senior saya di JSM Solo Raya pernah bercerita bahwa dia salah ambil jurusan saat kuliah. Beliau adalah sarjana bahasa Arab dengan IPK tiga koma, perolehan nilai yang cukup tinggi untuk ilmu yang sampai sekarang belum dapat beliau cintai.

Tulisan ini semoga menggugah minat beliau dan pembaca untuk bersemangat belajar bahasa Arab dengan tiga alasan, karena Al-Quran berbahasa Arab, Karena Rosulullah adalah bangsa Arab dan karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling kaya makna.

Surat Al Baqoroh ayat 286, laha maa kasabat waalaiha maktasabat artinya setiap jiwa akan mendapat pahala atas apa yang ia usahakan dan akan mendapat siksa atas apa yang ia usahakan pula. Kata kasabat dan iktasabat berasal dari akar kata yang sama yaitu kasaba(usaha), pada kalimat pertama kasabat sedangkan kalimat selanjutnya iktasabat mendapat tambahan huruf ‘alif’ dan ‘ta’.
Kaidah bahasa arab mengatakan setiap ada tambahan huruf maka akan terjadi perubahan makna atau penambahan makna.

Menurut penulis misterinya tidak hanya perubahan makna dalam kata iktasabat tetapi yang lebih menarik adalah tentang konsep dan rahasia hidup yang terkandung dalam susunan redaksi ayat yang sangat serasi dan tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa lainnya dengan sempurna.

Arti kasabat adalah usaha manusia yang bersungguh-sungguh mentaati Allah dengan menjalankan syariat-Nya. Prinsipnya semua syariat Allah dibuat sesuai dengan kemampuan manusia sehingga setiap orang mudah melakukannya dalam takarannya masing-masing. Sedangkan iktasabat artinya semua usaha yang dilakukan manusia tanpa mengindahkan aturan syariat Allah. Orang yang usahanya melanggar aturan dan ketentuan Allah disebut bermaksiyat pada Allah. Hakikatnya orang yang bermaksiyat adalah orang yang membebani dirinya dengan beban yang melampaui kemampuan dirinya. Contoh sederhana seandainya kita punya kemampuan mengangkat beban 50 kg tapi kita paksakan mengangkat beban 150 kg tentu hal ini akan mengakibatkan masalah pada tubuh kita cepat atau lambat. Orang yang bermaksiyat adalah orang yang mengangkat beban 150 kg tersebut.

Agar lebih mudah dipahami penulis akan memberi contoh yang penulis ambil dari Tafsir Al Misbah. Seorang laki-laki yang berjalan berdua dengan istrinya di malam hari dia akan berjalan santai dan tenang walaupun dilihat orang banyak tidak ada kehawatiran akan dicurigai . Akan berbeda halnya bila seorang laki-laki berjalan dengan seorang perempuan nakal di malam hari, tentu ia akan gelisah dan khawatir diketahui oleh orang-orang yang mengenalnya. Ketaatan akan selalu mendatangkan kebahagiaan, ketentraman dan pahala sedangkan kemaksiyatan akan mengundang kesengsaraan, kerusakan pisik maupun psikis dan dosa.

Penjelasan panjang lebar itu hanya karena tambahan dua huruf “alif” dan ‘ta’ pada kata iktasabat. Seandainya kita menguasai bahasa Arab tentu akan lebih mudah bagi kita memahami kandungan Al Quran dan in syaa Allah hidup kita akan semakin tercerahkan dengan bimbingan wahyu.
Wallahu a’lam.

—‐-‐——‐————-
Kerjo, 2 Februari 2020

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE