Warga Terdampak Tsunami Banten mendapat layanan kesehatan dari Tim Kesehatan MDMC
PWMJATENG.COM, Banten – Warga terdampak tsunami Banten dan Lampung yang mengungsi di Posko Pengungsian yang bertempat di lapangan futsal di Desa Rantaceureup, Kecamatan Labuhan, Pandeglang, Banten mendapat layanan kesehatan dari tim Disaster Medic Comitte (DMC) Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta, Cempaka Putih yang tergabung dalam tim kesehatan MDMC.
Posko ini dibuat oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember silam. Warga terdampak yang mengungsi di posko ini berjumlah sekitar 552 orang. Sebagian besar warga terdampak langsung tsunami, namun ada juga warga yang mengungsi karena takut dampak cuaca di pesisir pantai yang akhir-akhir ini memang buruk.
Ibu Isa (32 tahun) asal Kampung Baru, Labuhan, mengutarakan bahwa Ia mengungsi karena takut cuaca buruk yang tak menentu melanda kampungnya. Bersama keempat anaknya, bahkan yang bungsu baru berumur 5 hari, Ibu Isa mengungsi karena kondisi rumahnya mengkhawatirkan saat terjadi angin ribut yang beberapa kali melanda kampungnya.
“Saya terpaksa mengungsi karena cuaca buruk di kampung kami. Rumah kami hanya terbuat dari papan yang sempat lepas saat terjadi angin ribut beberapa hari lalu, sementara saya punya anak kecil umur 5 hari. Saya merasa lebih aman disini” ungkapnya saat ditemui kemarin (29/12/2018)
Di posko pengungsian tersebut Ibu Isa dan warga terdampak lainnya mendapat layanan kesehatan dari tim Disaster Medic Comitte (DMC) Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta, Cempaka Putih yang tergabung dalam tim kesehatan MDMC dibawah koordinasi dokter Corona Rintawan.
Tim medis ini berjumlah 7 orang yang terdiri dari 1 dokter, 4 perawat dan 2 tenaga farmasi dipimpin oleh dokter Syilvianti. Tim medis ini bertugas melayani pemeriksaan kesehatan bagi warga terdampak yang mengungsi di lapangan futsal tersebut dari tanggal 24 – 30 Desember 2018.
Dokter Syilvianti saat dihubungi via Whatsapp menyampaikan bahwa Tim yang bertugas sampai tanggal 30 Desember dan nanti akan digantikan tim dari RSI Muhammadiyah Kendal.
Selain pemeriksaan kesehatan, tim ini juga menyediakan obat-obatan bagi warga terdampak. Selama tujuh hari di pengungsian, umumnya warga mengeluhkan gangguan ISPA, gatal-gatal, demam dan ada pula hipertensi. Warga juga mendapat pendampingan psikososial dari berbagai organisasi dan lembaga yang melaksanakan tugas bergantian. (Noer)
Sumber : Sapari MDMC Jawa Tengah