USAID Mentari TB dan PERSAKMI Jateng Komitmen Eliminasi TBC 2028
PWMJATENG.COM, Semarang – Masih ada stigma yang cukup kuat di masyarakat, berati masih ada pasien yang disembunyikan karena malu apabila nantinya statusnya di ketahui orang lain. Hal tersebut disampaikan oleh Sadono Wiwoho, SKM.M.Kes. (epid). Ketua Pengda Persakmi Jateng dalam kegiatan Workshop Tata Laksana TBC RO 6 Agustus 2022 di Hotel Gumaya Semarang. Kegiatan ini merupakan Kerjasama Persakmi Jateng dengan Usaid Mentari TBC.
Selain itu beliau menyambut baik kegiatan workshop yang diinisiasi oleh Usaid Mentari TB MPKU PP Muhammadiyah.
“Kondisi covid juga belum di cabut statusnya. Eliminasi TBC di Tahun 2028 harus kita dukung pemerintah kita harus menemukan gejala TBC di masyarakat setelah itu kita harus obati dengan tepat sampai pasien sembuh. Banyak unsur yang kita mainkan sebagai organisasi profesi, belum lagi kalau ada pasien TBC loss to follow up peran kita akan lebih banyak,” ucap Sadono.
dr. Ratna Ekasari M.Kes. selaku TO Metari TB Jateng–DIY dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dinkes Kota Semarang dan pengurus Persakmi.
“Tugas kami dari Mentari TB membantu pemerintah untuk eliminasi TBC 2028 sama dengan Kota Semarang,” ucap Ratna.
Beliau juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Persakmi karena sudah berkenan menyelengarakan Workshop. Di penutup sambutannya, beliau menyampaikan “Kami membutuhkan semua organisasi profesi untuk bersama-sama dalam eliminasi TBC. Semoga workshop bermanfaat untuk semua.”
Baca juga, Siapkan Performa Prima saat Tampil di Muktamar, Ribuan Kader Tapak Suci Terus Genjot Latihan
Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber pertama ykni Dani Miarso, SKM selaku Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Beliau menyampaikan tentang nalisa situasi TBC di Kota Semarang. Data tentang temuan suspek, temuan pasien TBC SO dan RO yang mana memang terjadi penurunan di tahun 2020. Hal ini disebabkan banyak kegiatan yang tidak berjalan, teman-teman yang melakukan penjangkauan juga menurun. Di bulan Juni 2022 utilisasi TCM ada kenaikan yaitu di angka 132% dalam penaggulangan TBC.
“Selain penemuan kasus kita harus ada langkah-langkah untuk pencegahan,” ucap Dani.
Dani juga menyampaikan tidak hanya TOSS TBC tapi juga CETOSS TBC (Cegah Temukan TBC Obati Sampai Sembuh). Sehingga peran SKM untuk pencegahan ini muncul tidak hanya menemukan.
“Kita harus bisa menyampaikan ke masyarakat kalau memang penggobatan TBC sampai selesai ini akan sembuh,“ tambahnya.
Narasumber yang kedua adalah dr. Moh Syarofil Anam, MSi.Med., Sp.A. menyampaikan materi TBC anak. Peran Kesmas ini banyak dalam eliminasi TBC. Anak bisa kena TBC RO karena tertular dari orang dewasa yang sakit TBC RO.
“Saya akan sampaikan secara klinis tentang TBC tapi juga ada yang berkaitan dengan Publich Health juga. Berdasarkan program orang dewasa bisa di periksa dengan tuberculin tidak harus dengan TCM kalau memang susah mengeluarkan dahak,” ucap Anam.
Adapun materi terakhir disampaikan oleh Yuni Dwi Purwani, SKM., MA. Ketua 1 Persakmi Jateng yakni mengenai “Strategi Komunikasi, Motivasi dan Fasilitasi TBC. Beliau menyampaikan masih ada stigma Di TBC.
“Hari ini saya bersama Dinas Kesehatan dan forum kota sehat untuk stunting. Kaitan TB ini bisa kita lakukan dengan melibatkan kader yang ada tapi jangan menonjolkan reward. Kita punya kelompok-kelompok masyarakat yang bisa kita libatkan,” kata Yuni.
Ketua 1 Persakmi Jateng juga mengucapkan terimakasih untuk USAID, Mentari TB, dan Persakmi Pengda Jateng.
“Saya sepakat akan melakukan diskusi kecil di Dinkes Kota Semarang dan Kendal karena kita basicnya Kesehatan masyarakat,” pungkas Yuni.