Tim mahasiswa Farmasi UMP ciptakan permen “Anticorona”
PWMJATENG.COM, BANYUMAS – Tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menciptakan inovasi berupa permen pereda batuk yang diberi nama “Anticorona”.
Saat ditemui di Laboratorium Farmasi UMP, Rabu, Ketua Tim Mahasiswa Farmasi UMP Risti Ainun Nisa mengatakan inovasi berupa permen “Anticorona” itu telah diikutsertakan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Menurut dia, anggota tim Farmasi UMP yang mengikuti ajang PKM terdiri atas Ryan Wody Prawidasary (mahasiswi semester 7), Aldy Tri Renaldy (mahasiswa semester 7), Angelia Yuliana Safitri (mahasiswi semester 7), dan Uzma Eliyanti (mahasiswi semester 5).
“Saat mau mengusulkan proposal untuk PKM kan sudah pandemi (COVID-19). Salah satu gejala COVID-19 kan ada batuk. Kebetulan salah satu rekan kami kalau sedang batuk, dia makan bawang merah yang dipotong,” kata mahasiswi semester 7 itu.
Oleh karena tanpa campuran apapun, kata dia, bawang merah yang dimanfaatkan untuk meredakan batuk itu terasa tidak enak dan baunya tidak sedap.
Atas dasar testimoni tersebut, tim mahasiswa Farmasi melakukan studi literatur untuk mencari kebenaran mengenai khasiat bawang merah sebagai pereda batuk.
“Setelah kami melakukan studi literatur, beberapa hasil yang kami dapatkan itu terbukti bahwa bawang merah berkhasiat sebagai pereda batuk. Namun karena rasa dan baunya tidak enak, banyak masyarakat yang kurang suka,” kata Risti.
Terkait dengan hal itu, pihaknya mencoba berinovasi dengan membuat permen berbahan baku utama bawang merah dan madu yang selanjutnya diberi nama “Anticorona”.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Tim Mahasiswa Farmasi UMP Dr Indri Hapsari MSi Apt mengatakan permen “Anticorona” tersebut terbuat dari bawang merah yang diekstraksi dan selanjutnya dicampur dengan madu serta diberi perisa lemon atau pepermin.
“Permen ‘Anticorona’ ini sebenarnya singkatan dari anti cough from onion, yakni pereda batuk atau pelega tenggorokan yang terbuat dari bawang merah,” katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, dia mengatakan bawang merah diketahui mengandung allicin yang bisa digunakan sebagai antibakteri, sehingga banyak dimanfaatkan masyarakat untuk meredakan batuk atau gatal pada tenggorokan.
Akan tetapi, kata dia, pemanfaatan bawang merah sebagai pereda batuk itu masih secara murni, misalnya ditumbuk untuk diambil airnya.
“Madu juga bagus untuk kesehatan. Jadi, kami kombinasikan antara ekstrak bawang merah dan madu tanpa adanya pengawet,” katanya.
Menurut dia, permen “Anticorona” yang merupakan inovasi Tim Mahasiswa Farmasi UMP telah lolos dalam ajang PKM, sehingga kegiatannya didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek.
Indri mengatakan PKM yang dibuat Tim Mahasiswa Farmasi UMP merupakan salah satu bentuk kewirausahaan dengan membuat produk untuk dipasarkan.
“Nanti akan kami lihat atusias masyarakat bagaimana. Kalau nanti antusiasnya baik, nanti akan kami coba untuk diproduksi,” katanya.
Kendati belum diproduksi secara massal, dia mengakui banyak masyarakat, mahasiswa, maupun alumni UMP yang memesan permen “Anticorona” tersebut.
Bahkan, kata dia, alumni Fakultas Farmasi UMP yang kebanyakan berprofesi sebagai apoteker juga banyak yang memesan permen “Anticorona” untuk dijual di apoteknya.
Saat ditanya mengenai harga jual, dia mengatakan pihaknya menjual permen tersebut dengan harga Rp9.000 per bungkus isi lima biji. *