PWMJATENG.COM, Surakarta – Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil lolos pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2024. Mereka mengkaji kesejahteraan psikologis di berbagai kota di Indonesia.
Tim PKM-RSH Blusukan terdiri dari Ketua Fuad Agil Fajri, Manager Operasional Hanafi Ragil Prambudi, Manager Media & Komunikasi Salsabila Nurul Amani, Manager Anggaran/Keuangan Salsanda Maulida Vinahari, dan Manager Kepenulisan & Proposal Muhammad Saiful Umam. Fajar Ruddin, bertindak sebagai dosen pendamping.
Fuad Agil Fajri menjelaskan, riset ini berjudul “Blusukan Kota Nyaman: Studi Komparatif Kesejahteraan Psikologis pada Tiga Kota Besar di Indonesia”. “Covid-19 telah menjadi tsunami pada sistem ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan. Ketahanan komunitas kita masih sangat kurang untuk menghadapi badai semacam itu,” ungkapnya.
Penobatan Solo sebagai kota nyaman pada 2022 oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia menjadi sorotan. Nurul Faizah di kolom Pojok Tubir di mojok.co menyebutkan, Solo meraih banyak pencapaian, seperti Adipura dan Kota Layak Anak.
Menurut literatur yang dikaji tim, residu pandemi Covid-19 berdampak pada kesejahteraan psikologis di Indonesia. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan produktivitas tenaga kerja meningkat, namun kesejahteraan psikologis menurun. “Di Indonesia terdapat 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen menurut World Population Review tahun 2023,” papar Fuad.
Riset ini membandingkan kesejahteraan psikologis di Solo, Jogja, dan Cirebon. Responden berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar, pekerja, dan pendatang. Alat ukur yang digunakan adalah skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori Ryff dan Keyes (1995).
Baca juga, Telah Terbit! Download Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 H
“Melakukan riset kesejahteraan psikologis di Indonesia bukan tanpa tantangan. Sulitnya mendapatkan responden yang sesuai dan ketakutan peneliti jika pengisian skala dilakukan asal-asalan adalah hambatan utama. Selain itu, tantangan logistik juga menjadi hambatan,” tambah Fuad.
Riset ini bukan hanya tentang angka dan data, tetapi juga tentang cerita dan bagaimana kita bisa mengkontekstualisasikan konsep-konsep ideal dari masyarakat untuk masyarakat agar tetap menumbuhkan kesejahteraan psikologis di tengah berbagai tantangan. “Harapannya, upaya ini dapat menjadi pijakan untuk turut membangun Indonesia yang lebih bermakna dan sejahtera di masa mendatang,” ujar Fuad.
Guru Besar Fakultas Psikologi UMS, Taufik Kasturi, menegaskan bahwa konsep kesejahteraan psikologis suatu kota dapat disesuaikan dengan masyarakat di kota masing-masing. “Dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 97 disebutkan bahwa ‘Barangsiapa yang beramal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam kondisi mereka beriman, maka akan Allah karuniakan kehidupan yang baik’,” terang Taufik.
“Islam menyebutkan dua parameter kesejahteraan, yakni barangsiapa yang beriman dan beramal saleh. Para mufassirin menyebutkan bahwa makna kesejahteraan ini terdapat pada tiga alam: dunia, alam kubur, dan akhirat. Hal ini menjadi dasar bahwa sejahtera tidak hanya bahagia di dunia, tetapi juga di alam kubur dan akhirat,” tutup Taufik.
Kontributor : Fika
Editor : M Taufiq Ulinuha