Muhammadiyah dan Seni Budaya
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – Pagelaran wayang kulit “Darmaning Gesang Sejati” yang dibawakan oleh dua dalang, KI Ketut Budiman dan Ki Jati Nugroho, dalam rangka milad Muhammadiyah ke-58 pada Sabtu, 27 Januari 2024, di halaman kantor PWM Jateng, memberikan nuansa yang sangat menarik. Kesenian wayang kulit dihadirkan dengan maksud memberikan dua pelajaran penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Keduanya tidak boleh terpisah, mengingat hakikat kewajiban dan tanggung jawab sebagai hamba Tuhan serta sebagai makhluk sosial.
Muhammadiyah Jawa Tengah berdiri pada tanggal 1 Februari 1968 dan disyahkan dengan piagam pendirian dari PP Muhammadiyah No: K.01/W 1968. Saat ini, organisasi ini telah berusia 58 tahun, menandai perjalanan panjang perkembangannya yang pesat di seluruh Jawa Tengah. Dengan konstruksi organisasi yang kuat dan amal usaha di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pelayanan sosial, Muhammadiyah Jawa Tengah telah memberikan atmosfer positif untuk memajukan umat dan masyarakat setempat melalui berbagai cara berda’wah.
Salah satu sarana pendekatan dalam berda’wah yang diusung Muhammadiyah Jawa Tengah adalah seni budaya. Seni budaya, termasuk wayang kulit, dianggap sebagai ikhtiar berda’wah yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan moral kepada masyarakat. Wayang kulit, dengan filosofi edukasi yang memberikan keteladanan dari tokoh-tokoh pewayangan, menjadi media yang efektif untuk menyampaikan ajaran Islam.
Baca juga, Kode Etik dalam Kehidupan Manusia
Di tengah perkembangan zaman yang serba maju, Muhammadiyah Jawa Tengah mencoba mengatasi peluruhan moral dengan memanfaatkan seni budaya, khususnya wayang kulit. Dalam kehidupan saat ini, seringkali kita mengalami degradasi moral karena kehilangan nilai-nilai budaya adi luhur. Inisiatif yang diambil oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PWM Jateng untuk memberikan pencerahan melalui seni budaya, terutama wayang kulit, sangat relevan dan tepat.
Muhammadiyah bukanlah gerakan yang anti seni budaya. Sebaliknya, dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui pertunjukan seni wayang kulit. Wali Songo, seperti Sunan Kalijaga, telah menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan budaya dan seni, umat dan masyarakat dapat tertarik dan bersimpati pada ajaran Islam.
Selamat milad Muhammadiyah Jawa Tengah yang ke-58. Semoga organisasi ini terus maju dan tetap berbudaya, memberikan kontribusi positif untuk umat dan masyarakat serta tetap menjadi pelopor dalam berda’wah.
*Ketua PRM Troketon, Anggota MPI & HAM PCM Pedan, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten.
Editor : M Taufiq Ulinuha