Mahasiswa dengan Tri Kompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Mahasiswa dengan Tri Kompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Oleh : Suchi Rafika Dewi*
PWMJATENG.COM – Mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat seharusnya menjadi maha dari para siswa. Maha yang berarti derajatnya lebih tinggi daripada siswa pada umumnya, sehingga sangat diharapkan dapat menjadi agen perubahan. Wasatiyah atau islam tengahan dalam Muhammadiyah sebagai prinsip yang menekankan keseimbangan dan jalan tengah dalam berbagai aspek kehidupan. Bagi mahasiswa, menjadi pribadi yang wasatiyah berarti mampu menyeimbangkan aspek spiritual, intelektual dan sosial secara harmonis. Menjadi mahasiswa yang berwasatiyah tentu saja memiliki beberapa tantangan seperti tekanan akademik, perubahan sosial yang cepat, dan godaan materialisme, mahasiswa perlu memiliki strategi yang efektif untuk tetap berpegang pada prinsip wasatiyah.
Di beberapa kampus terdapat organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang merupakan organisasi otonom Muhammadiyah. Peran penting organisasi ini salah satunya adalah dalam pembentukan karakter dan kompetensi mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mewujudkan mahasiswa yang wasatiyah. Dengan prinsip wasatiyah, mahasiswa Muhammadiyah diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan bijaksana dan terus berpegang pada nilai-nilai Islam yang moderat. Tri Kompetensi, yang meliputi kompetensi intelektual, spiritual, dan humanitas (sosial), menjadi dasar dalam pengembangan anggota IMM yang berwasatiyah.
Pilar, Peran, dan Implementasi Tri Kompetensi
Tri Kompetensi adalah konsep yang menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara spiritual, intelektual, dan sosial dalam pengembangan diri. Kompetensi spiritual dalam IMM dinamai religiusitas yang, berfokus pada penguatan iman dan akhlak. Kompetensi intelektual dinamakan intelektualitas yang menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan akademi, sementara kompetensi sosial dinamakan humanitas yang mengedepankan kemampuan berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat.
Kompetensi spiritual dalam Tri Kompetensi IMM menekankan pentingnya penguatan iman dan akhlak. Mahasiswa yang merupakan kader IMM harus aktif dalam kegiatan keagamaan, seperti kajian Islam, salat berjamaah, dan pengajian. Selain itu, penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, amanah, dan kerja keras adalah aspek penting dari kompetensi spiritual. Melalui penguatan spiritual mahasiswa dapat menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki integritas dan moralitas yang tinggi.
Sebagai calon intelektual, mahasiswa yang aktif dalam organisasi IMM diharapkan memiliki keunggulan dalam bidang akademik. Penguasaan teori dan praktik ilmu pengetahuan harus dibarengi dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Kegiatan seperti diskusi ilmiah, penelitian, dan partisipasi dalam seminar serta konferensi adalah beberapa cara untuk mengembangkan kompetensi intelektual. Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk menghasilkan karya tulis yang dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Baca juga, Tafsir: Pancasila Adalah Pijakan Kita dalam Berbangsa dan Bernegara
Kompetensi sosial adalah kemampuan berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi IMM juga harus terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengabdian masyarakat, bakti sosial, dan program pemberdayaan. Kegiatan ini tidak hanya membantu mengasah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama, tetapi juga meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu memberikan dampak positif di lingkungan sekitarnya.
Implementasi Tri Kompetensi dalam kehidupan mahasiswa dapat dilakukan melalui program-program yang terstruktur dan berkelanjutan. IMM dapat menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kompetensi spiritual, intelektual, dan sosial anggotanya. Selain itu, pembinaan yang berkesinambungan serta mentoring dari para senior dan dosen juga penting untuk mendukung perkembangan Tri Kompetensi mahasiswa.
Kesimpulan
Tri Kompetensi yang terdiri dari kompetensi intelektual, spiritual, dan sosial adalah fondasi penting dalam pengembangan mahasiswa yang merupakan kader IMM. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Tri Kompetensi, mahasiswa dapat menjadi individu yang seimbang dan berdaya guna bagi masyarakat, sebagaimana hal ini memiliki nilai-nilai kandung wasatiyah. Peran IMM sebagai fasilitator dalam proses ini sangat krusial, memastikan bahwa setiap anggotanya dapat mencapai potensi maksimal mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tujuan organisasi.
*) Kader IMM Salatiga
Editor : M Taufiq Ulinuha