BeritaEditorial

Lima Prinsip Pembelajaran dan Asesmen Sekolah Penggerak

PWMJATENG.COM, SOLO – Lima Prinsip pembelajaran di antaranya pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan mereka.

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, mendorong pengembangan kapasitas belajar.

Hal itu ditegaskan Hafid Sinung E SPd tim Komite Pembelajar SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada pelaksanaan In House Training (IHT) Program Sekolah Penggerak.

“Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik secara berkelanjutan dan holistik. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra,” jelas Hafid, Selasa (29/6/2021).

Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.

“Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan,” ujar Hafid, sambil tersenyum.

Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.

Guru diberikan otonomi yang luas dalam merencanakan dan menggunakan jenis dan teknik asesmen dengan mempertimbangkan.

“Karakteristik mata pelajaran, Karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian pembelajaran, Tujuan pembelajaran dan Sumber daya pendukung yang tersedia,” imbuh Komite Pembelajar, Ahmad Syaifuddin, MPd.

Harapannya bisa dihindari, Berfokus pada asesmen sumatif. Teaching to the test. Instrumen asesmen tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melaksanakan asesmen hanya sebagai alat untuk mendapat data nilai untuk pengisian raport. Menggunakan hanya satu teknik penilaian.

“Penting! Guru diharapkan mampu menerapkan moderasi dalam asesmen, yaitu memastikan antar guru mampu melakukan asesmen secara adil dan konsisten dengan menggunakan kriteria tertentu, melakukan komunikasi, konfirmasi, dan klarifikasi antar guru,” pungkas Ahmad Syaifuddin, yang wakil kepala sekolah bidang al Islam Kemuhammadiyahan.

Kontributor, Jatmiko.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE