Naskah Khutbah Idul Fitri 1442 H
Menjadi orang tua sholih di masa pandemi
Oleh: Muh. Nursalim
ุฅูููู ุงููุญูู ูุฏู ููููููู ููุญูู ูุฏููู ููููุณูุชูุนูููููู ููููุณูุชูุบูููุฑููู ุ ููููุนููุฐู ุจูุงูููููู ู ููู ุดูุฑููุฑู ุฃูููููุณูููุง ุ ู ููู ููููุฏููู ุงูููููู ูููุงู ู ูุถูููู ูููู ุ ููู ููู ููุถููููู ูููุงู ููุงุฏููู ูููู ุ ุฃูุดูููุฏู ุฃููู ูุงู ุฅููููู ุฅููุงูู ุงูููููู ููุฃูุดูููุฏู ุฃูููู ู ูุญูู ููุฏุงู ุนูุจูุฏููู ููุฑูุณูููููู
ุงูููู ุตู ุนูู ู ุญู ุฏ ูุนูู ุงูู ู ุญู ุฏ
ูููุง ุฃููููููุง ุงูุญุงุถุฑูู ุงุชูููููุง ุงูููููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ูููุงู ุชูู ููุชูููู ุฅููุงูู ููุฃูููุชูู ู ู ูุณูููู ูููู
ูุงู ุชุนุงูู ูู ูุชุงุจ ุงููุฑูู
(ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ูููุงู ุชูู ููุชูููู ุฅููุงูู ููุฃูููุชูู ู ู ูุณูููู ูููู)
(ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููููู ููููููููุง ูููููุงู ุณูุฏููุฏุงู ููุตูููุญู ููููู ู ุฃูุนูู ูุงููููู ู ููููุบูููุฑู ููููู ู ุฐููููุจูููู ู ููู ููู ููุทูุนู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ููููุฏู ููุงุฒู ููููุฒุงู ุนูุธููู ุงู
Allahu Akbar Allahu akbar Allahu Akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat Idul fitri yang dirahmati Allah
Shalat idul fitri yang saat ini kita lakukan adalah yang kedua di masa pandemi corona. Kita bersyukur kepada Allah, walaupun dengan segala keterbatasan masih diberi nikmat hidup dan sehat. Sehingga dapat menjalani sunnah Nabi saw ini dengan nyaman dan aman.
Rasa syukur ini membuncah bila kita membandingkan dengan kawan dan saudara kita, banyak di antara mereka yang sudah meninggal akibat virus yang mematikan ini. Kita berdoโa kepada Allah semoga mereka yang telah mendahului sowan ke haribaan yang Maha Pencipta diampuni dosa-dosanya. Dan kitapun berdoโa kepada Allah semoga wabah ini segera berakhir. Amin
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang selalu istiqamah di jalan yang benar.
Selanjutnya, sebagai khatib tidak bosan-bosannya berpesan agar kita terus meningkatkan keimanan kepada Allah swt. Karena dengan iman itu kita dapat meniti kehidupan ini secara benar. Dan dengan iman pula kita dapat menikmati sisa hidup yang dianugerahkan kepada kita semua.
Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat Idul Firi yang kami mulyakan
Pada kesempatan mulia ini akan saya sampaikan pelajaran berharga dari kisah perjumpaan Nabi Musa dan Khidzir yang terdapat dalam surat Al Kahfi ayat 60 -82.
Isi kisahnya mungkin sebagian besar kita sudah tahu, karena sering diceritakan oleh bapak ibu guru. Akan tetapi hikmah dibalik kisah itu barangkali perlu kami ulangi di sini.
Karena tujuan Allah menggelar berbagai kisah di dalam alqurโan adalah untuk diambil pelajaran. Sebagaimana firman Allah:
ููููุฏู ููุงูู ููู ููุตูุตูููู ู ุนูุจูุฑูุฉู ููุฃููููู ุงููุฃูููุจูุงุจู ู ูุง ููุงูู ุญูุฏููุซูุง ููููุชูุฑูู ูููููููู ุชูุตูุฏูููู ุงูููุฐูู ุจููููู ููุฏููููู ููุชูููุตูููู ููููู ุดูููุกู ููููุฏูู ููุฑูุญูู ูุฉู ููููููู ู ููุคูู ูููููู [ููุณู/111]
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
Alqurโan sebagai petunjuk bagi manusia dan bagi orang-orang yang beriman. Tentu petunjuk ini akan gagal berfungsi bila kita tidak mengetahui makna dibalik kisah-kisah tersebut. Untuk itulah berikut ini kami sampaikan sebagian hikmah kisah Nabi Musa dan Nabi Khizir tersebut.
Pertama, belajar itu lelah
Setalah Allah memerintah Musa untuk kembali belajar. Ia pun berjalan mencari tempat tinggal sang guru. Ditemani pembantunya mereka menyusuri tempat yang diisyaratkan di mana guru berada. Yaitu majmaโal bahroin (pertemuan dua laut). Allah berfriman:
ููููู ููุง ุฌูุงููุฒูุง ููุงูู ููููุชูุงูู ุขูุชูููุง ุบูุฏูุงุกูููุง ููููุฏู ูููููููุง ู ููู ุณูููุฑูููุง ููุฐูุง ููุตูุจูุง [ุงูููู/62]
Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita iniโ.
Baru mencari tempat belajar, Musa sudah kepayahan.
Pelajaran dari kisah ini adalah, belajar itu pasti lelah nan payah. Mungkin lelah dalam menghafal, lelah dalam membaca, lelah dalam berlatih, lelah dalam praktikum dan bagi orang tua lelah dalam mencari biaya sekolah.
Begitulah sunnahnya orang yang mencari ilmu. Ia lelah dan payah saat sedang menjalani proses belajar.
Ada kisah seorang ulama besar bernama Ibnu Hajar. Ketika belajar di sebuah madrasah, Ibnu Hajar dikenal sebagai murid yang bodoh dan selalu tertinggal dari teman-temannya. Kondisi inilah yang membuatnya patah semangat dan memutuskan untuk pulang.
Ketika berada di perjalanan dari madrasahnya, ia kehujanan. Ibnu Hajar memutuskan berteduh di sebuah gua. Saat itulah ia memandang ke tetesan air yang berhasil melubangi sebuah batu yang keras.
Ia pun terkejut dan bertanya-tanya: bagaimana batu sekeras itu bisa dilubangi oleh tetesan air?
Setelah merenung, ia pun mendapatkan jawaban itu. Ia mengerti bahwa sekuat apa pun batu itu akan terlubangi oleh air yang menetes terus menerus. Dari situ ia pun sadar, bahwa kebebalannya dalam menuntut ilmu akan teratasi dengan usaha yang terus menerus tanpa mengenal lelah.
Ia pun kembali ke madrasahnya dan bertemu dengan salah seorang gurunya. Ia menceritakan apa yang baru saja ia temui saat berada di perjalanan menuju rumahnya. Karena semangatnya, Ibnu Hajar diizinkan kembali belajar di madrasah itu.
Dan kita tahu, pada akhirnya kelelahan dan ketekunan Ibnu Hajar menghasilkan buahnya. Karya-karnya bisa kita baca dan temui di mana-mana. Yang paling monumental adalah Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari dan Bulughul Maram. Keduanya adalah kitab yang paling banyak dibaca dan dipelajari kaum muslimin di dunia
Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat Idul Firi yang kami mulyakan
Bandingkan dengan cara belajar di masa pandemi sekarang ini. Status resminya sekolah pakai daring (dalam jaringan). Faktanya hape bukan hanya untuk belajar tetapi main game. Bosan nge game ganti TV. Lelah nonton TV pergi main dengan kawan-kawan. Capek semua, makan terus tidur.
Begitulah keseharian umumnya pelajaar di era new normal. Sekolah kehilangan kelas. Ruang keluarga tidak berdaya mengambil alih peran sekolah. Padahal sebenarnya di ruang keluargalah anak-anak itu mendapatkan bekal untuk masa depannya.
Menurut Anis Baswedan, anak itu membutuhkan tiga bekal. Karakter yang baik, kompetensi yang mumpuni dan literasi yang berkualitas. Ketiga bekal ini dapat diperoleh di ruang kelas, ruang keluarga dan lingkungan.
Saat ini ruang kelas tidak berfungsi dan lingkungan kurang mendukung. Tinggal satu yang mestinya berperan yaitu ruang keluarga. Jika keluargapun tidak berdaya, maka ambyar lah anak-anak generasi covid ini.
Karakter itu ada dua macam. Karakter akhlak dan karakter kinerja. Termasuk bagian akhlak adalah memiliki akidah yang benar, bersikap jujur, sabar, toleran, empati dan sopan. Adapun karakter kinerja melipiti disiplin, ulet, pantang menyerah, kerja keras, kerja tuntas, mandiri dan mampu bekerja sama.
Konon perusahaan di Jepang ketika menseleksi calon karyawan labih mengutamakan karakter daripada kompetensi. Calon karyawan yang pekerja keras, jujur dan disiplin walaupun kurang kompeten dapat diterima. Kompetensi dapat diasah pada forum diklat sedangkan karakter perlu penanaman lebih dini dan lama.
Di rumah, pembentuk karakter anak paling dominan adalah orang tua. Mana yang lebih dominan bapak atau ibu ?
Dalam kitab Mausuโah ad difaโ โan Rasulillah saw. Ibnu Qayim menulis sebagai berikut:
ูุฃูุซุฑ ุงูุฃููุงุฏ ุฅูู ุง ุฌุงุก ูุณุงุฏูู ู ู ูุจู ุงูุขุจุงุก ูุฅูู ุงููู ููู ูุชุฑู ุชุนููู ูู ูุฑุงุฆุถ ุงูุฏูู ูุณููู ูุฃุถุงุนููู ุตุบุงุฑุงู ููู ููุชูุนูุง ุจุฃููุณูู ููู ูููุนูุง ุขุจุงุกูู ูุจุงุฑุง ูู ุง ุนุงุชุจ ุจุนุถูู ููุฏู ุนูู ุงูุนููู ููุงู: ูุง ุฃุจุช ุฅูู ุนููุชูู ุตุบูุฑุง ูุนููุชู ูุจูุฑุง ูุฃุถุนุชูู ูููุฏุง ูุฃุถุนุชู ุดูุฎุง
Kebanyakan anak-anak itu rusak akibat bapak yang abai terhadap pendidikannya juga kewajiban-kewajiban agamanya sejak kecil. Maka anak-anak itu tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri juga tidak bermanfaat bagi orang tuanya. Dalam kedurhakaan itu mereka menegur bapaknya, โ wahai bapak, anda durhaka kepadaku saat aku kecil maka saat aku besarpun durhaka kepadamu. Anda membiarkanku saat kecil maka akupun membiarkanmu ketika kamu tuaโ.
Di era new normal karakter anak-anak sangat dipengaruhi oleh ketegasan orang tua terutama bapaknya. Padahal saat seperti ini bapak-bapak banyak yang lagi pusing mempertahankan sumber ekonomi. Yang bekerja kena PHK, yang punya usaha sepi, yang mencari kerja tidak ada lowongan, yang bertani susah mendapatkan pupuk. Penderitaan bertubi-tubi akibat pandemi.
Maka apabila ditambah lagi dengan beban, harus membentuk karakter anak-anak agar mereka paham agamanya, mengerti kewajibannya, baik akhlaknya dan seabrek kemulyaan yang lain. Sungguh tidak mudah menjadi bapak. Bukan hanya bapak biologis tetapi bapak pembentuk karakter.
Itulah istimewanya menjadi orang tua di masa pandemi. Melelahkan. Tetapi itulah sunnahnya orang belajar seperti yang dialami Nabi Musa. Kali ini yang lelah bukan hanya santri dan pelajar yang sedang menuntut ilmu akan tetapi juga orang tua yang harus turun gunung menjadi guru.
Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat Idul Firi yang kami mulyakan
Adapun pelajaran kedua dari kisah Nabi Musa dan Khizir adalah terdapat pada ayat ini.
ููุฃูู ููุง ุงููุฌูุฏูุงุฑู ููููุงูู ููุบูููุงู ููููู ููุชููู ููููู ููู ุงููู ูุฏููููุฉู ููููุงูู ุชูุญูุชููู ููููุฒู ููููู ูุง ููููุงูู ุฃูุจููููู ูุง ุตูุงููุญูุง ููุฃูุฑูุงุฏู ุฑูุจูููู ุฃููู ููุจูููุบูุง ุฃูุดูุฏููููู ูุง ููููุณูุชูุฎูุฑูุฌูุง ููููุฒูููู ูุง ุฑูุญูู ูุฉู ู ููู ุฑูุจูููู ููู ูุง ููุนูููุชููู ุนููู ุฃูู ูุฑูู ุฐููููู ุชูุฃูููููู ู ูุง ููู ู ุชูุณูุทูุนู ุนููููููู ุตูุจูุฑูุง [ุงูููู/82]
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya
Allah mengutus Nabi Hidzir dan dan Nabi Musa untuk memperbaiki rumah milik dua anak yatim. Tujuannya agar mereka dapat mengamankan harta peninggalan orang tuanya untuk dipergunkan dalam hidupnya.
Kedua anak yatim itu pada mulanya tidak tahu jika orang tuanya meninggalkan harta warisan yang begitu berharga. Setelah diberi tahu nabi Hidzir barulah mereka mengerti tentang harta orang tuanya yang dipendam di dalam tanah di dalam rumah tersebut.
Satu hal yang menarik dari kisah ini adalah. Mengapa dua anak yatim ini ditolong oleh Nabi Hidzir dan dan Nabi Musa ?
Jawabnya ada pada ayat tersebut. Yaitu, karena kedua orang tuanya saat masih hidup adalah orang yang sholih. Jadi, adanya pertolongan dari Allah kepada anak-anak yatim bila orang tua adalah sosok yang sholih.
Shalih di sini bukan hanya rajin beribadah. Suka ke masjid, rajin membaca alqurโan dan menjalankan puasa akan tetapi juga sholih secara sosial dan dalam bekerja. Seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.
Orang tua itu memilki harta peninggalan untuk diwariskan kepada anak-anaknya karena ia rajin bekerja. Sehingga dengan harta warisan itu anak-anak tidak sengsara hidupnya.
Karena itu, di masa pandemi yang serba sulit ini. Orang tua memang dituntut ektra dalam bekerja di samping tentu saja rajin beribadah. Uang memang sulit didapat tetapi tetap ada dan beredar di masyarakat. Karena itu memang cara bekerja saat ini harus ektra ordinary tidak bisa bekerja hanya seperti biasanya.
Karakter ulet, sregep dan pantang menyerah diperlukan pada saat ini. Karena memang keadaan lagi serba sulit. Bekerjalah apa saja, yang penting tidak melanggar syariโah. Tidak usah menunggu belas kasihan orang lain. Karena sikap seperti itu hanya akan menyakitkan hati.
Sebagai gambaran keuletan dalam mencari rejeki. Ada seorang laki-laki paruh baya. Pagi-pagi ia sudah keliling ke kantor-kantor pemerintah untuk menjajakan koran. Tetapi ia bukan hanya membawa koran. Sandal, kripik, semangka bahkan beras dengan ukuran zakat fitrah juga ia bawa.
Ketika sore hari. Saya ketemu lagi dengan laki-laki itu di rumah sakit. Membawa botok, kolak pisang dan ayam kremes. Ada saja yang membeli dagangannya. Sehingga jerih payahnya terobati dengan rupiah yang masukpundi-pundi.
Saya sempat bertanya, mengapa jualan koran kok ditambah dengan macam-macam barang itu ? ia jawab.
โAslinya saya memang penjual koran, tetapi sekarang itu jarang orang mau baca koran. Mereka lebih suka baca hape. Maka sekalian jalan saya membawa aneka kebutuhan yang dibutuhkan konsumenโ.
Begitulah, gambaran kesholihan dalam bekerja. Orang tua semacam ini tidak ada matinya. Kondisi sesulit apapun masih dapat eksis. Karena ia merasa bertanggung jawab atas biaya kuliah anak-anaknya. Juga biaya hidup keluarganya setiap hari.
Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat Idul Firi yang kami mulyakan
Maka yang penting saat ini menjadi orang tua itu sholih. Rajin ibadah ke masjid, selalu membaca alqurโan dan ibadah nawafil (sunnah) lainnya. Kemudian tidak berhenti pada keshalihan ruhani yang sifatnya individu. Lanjutkan kepada kesholihan sosial. Berbuat baik dengan tetangga dan rajin dalam bekerja. Setelah itu serahkan kepada Allah.
Tidak perlu khawatir dengan masa depan anak-anak kita, walaupun kondisi ekonomi dan keadaan belum begitu jelas. Karena jika orang tua itu sholih nanti anak-anak kita pasti akan ditolong oleh Allah.
Nabi Khidzir bukan saja dalam bentuk sosok manusia, akan tetapi dapat pula berupa kebijakan negara yang menguntungkan atau adanya lembaga filantropi yang menyelematkan penderitaan anak-anak. Atau bahkan bertemu dengan sosok orang tertentu yang menjadi penyokong karir anak-anak kita.
Menjadi orang tua sholih bukan hanya akan bermanfaat bagi diriya sendiri akan tetapi juga merembet kepada tetangga dan anak-anak yang mungkin tidak kita ketahui saat dewasanya. Tetapi yakinlah Allah akan memberi jalan keluar dari setiap kesulitannya dan memulyakan mereka.
Itulah dua pelajaran penting dari kisah Musa dan Khidzir. Semoga dapat menjadikan inspirasi dalam kehidupan kita di masa sulit pandemi seperti sekarang ini.
Akhirnya kita akhiri khutbah ini dengan berdoโa kepada Allah swt. Semoga amal ibadah kita selama bulan ramadhan diterima Allah swt. Juga diberikan istiqamah dalam beribadah saat lepas bulan suci ini dari hadapan kita.