Kesaksian Waraqah
Kesaksian Waraqah
Oleh : Muh. Nursalim*
PWMJATENG.COM – Yang mengerti pertama kali bahwa Muhammad calon nabi adalah pendeta Nasrani dan Yahudi. Kenabian itu urusan langit dan informasinya harus dari langit pula yaitu wahyu. Taurat dan injil telah banyak bercerita tentang akan datangnya nabi akhir zaman. Karena itu pengetahuan para ahli kitab tentang Muhammad sangat detail.
Al-Qur’an mengatakan bahwa pengetahuan mereka kepada Muhammad seperti kenalnya mereka dengan anaknya sendiri. Setiap orang tua tentu sangat paham tentang anak kandungnya. Hobinya, kesukaannya, yang ia benci sampai kepada gaya tidur dan makan pun juga dimengerti oleh orang tua. Sebagaimana firman Allah berikut:
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ [البقرة/146]
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).
Haekal menceritakan, bahwa saat Muhammad usia 12 tahun ia diajak Abu Thalib ke Syam. Tujuan utamanya adalah berdagang, sebagaimana tradisi orang-orang Quraisy saat itu. Melakukan ilaf, yaitu perjalanan bisnis di musim panas ke Syam dan saat musim dingin ke Yaman.
Baca juga, Asyiknya Menjadi Umat Nabi Muhammad Saw.
Sebelum masuk ke kota Syam, ada seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira. Ahli Kitab itu melihat cap kenabian yang ada pada pundak Muhammad. Maka ia pun menyarankan kepada Abu Thalib agar kembali ke Mekah karena khawatir orang-orang Yahudi di Syam mengenalinya dan berlaku jahat kepada anak tersebut.
Puncak pengenalan para pendeta terhadap kenabian Muhammad disampaikan oleh Waraqah, yaitu saat Muhammad dalam kondisi ketakutan setelah ketemu Jibril di gua Hira. Dikisahkan dalam Al Mustadrak Imam Hakim sebagai berikut:
قال فرجع بها ترجف بوادره حتى دخل على خديجة فقال : زملوني زملوني فزملوه حتى ذهب عنه الروع فقال : يا خديجة ما لي فأخبرها و قال : قد خشيت علي فقالت له : كلا أبشر فو الله لا يخزيك الله أبدا إنك لتصل الرحم و تصدق في الحديث و تحمل الكل و تقري الضيف و تعين على نوائب الحق ثم انطلقت به خديجة حتى أتت به ورقة بن نوفل بن أسد بن عبد العزى بن قصي و هو عم خديجة أخو أبيها و كان امرأ تنصر في الجاهلية و كان يكتب العربية و يكتب بالعربية من الإنجيل ما شاء الله أن يكتب فكان شيخا كبيرا قد عمي قالت خديجة : أي عم إسمع من ابن أخيك قال ورقة بن نوفل : يا ابن أخي ماذا ترى ؟ فأخبره رسول الله صلى الله عليه و سلم خبرما رأى فقال ورقة : هذا الناموس الذي أنزل على موسى صلى الله عليه و سلم
Muhammad pergi ke gua Hira untuk berkhalwat. Di sana, dia menerima wahyu pertamanya dari Allah melalui Malaikat Jibril. Setelah menerima wahyu itu, ia sangat takut dan bergegas pulang ke rumahnya.
Ketika dia tiba di rumah, dia merasa sangat gemetar dan berkata kepada istri tercintanya, Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku!” Khadijah segera menyelimutinya dan menenangkan. Dia bertanya padanya mengapa dia sangat ketakutan, Muhammad menjawab bahwa dia khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi. Khadijah meyakinkannya bahwa Allah tidak akan pernah menghinakannya, karena dia adalah seseorang yang selalu menjaga hubungan kekerabatannya, jujur dalam berbicara, membantu orang yang membutuhkan, menghormati tamu, dan selalu membela kebenaran. Khadijah kemudian mengajak Muhammad ke sepupunya yang bernama Waraqah bin Nawfal. Waraqah adalah pendeta Nasrani, bisa membaca dan menulis dalam bahasa Arab. Khadijah meminta Waraqah untuk mendengarkan cerita Muhammad. Setelah mendengarkan, Waraqah mengatakan bahwa apa yang dialami adalah wahyu yang sama yang pernah diterima oleh Nabi Musa ‘alaihis salam.
Baca juga, Pembela Baitul Maqdis
Di awal Muhammad diangkat menjadi Nabi, ia sendiri tidak paham kalau yang diterima itu wahyu. Dia juga tidak mengerti kalau yang baru saja mendekapnya itu malaikat Jibril. Yang mengerti justru orang lain terutama penganut agama samawi yang juga membaca kitab suci, yaitu orang Yahudi dan Nasrani.
Khadijah sendiri juga yakin bahwa yang dialami suaminya bukanlah malapetaka. Karena ia telah lima belas tahun bersama Muhammad, dan dari nalarnya yang jernih ia yakin bahwa suaminya adalah orang baik. Maka dengan penuh keyakinan, pasti peristiwa yang baru saja dialami Muhammad adalah sesuatu yang selama ini ia tunggu. Yaitu diangkatnya Muhammad menjadi Nabi.
Ada lima kebiasaan hidup Muhammad yang disaksikan Khadijah sebelum menjadi nabi, yaitu:
- Selalu menjaga kekerabatan
- Jujur dalam berbicara
- Membantu orang yang membutuhkan
- Menghormati tamu
- Selalu membela kebenaran
Jalur langit dan bumi membuktikan bahwa Muhammad seorang Nabi. Dari langit ciri-cirinya tertulis dalam Taurat dan Injil. Adapun jalur bumi adalah fakta sosial yang diketahui publik, dan Khadijah adalah menjadi saksi kunci kenabian Muhammad. Maka tatkala suaminya dalam ketakutan yang sangat, Khadijah di dalam hatinya gembira. Karena itu untuk meyakinkan ia melakukan verifikasi kepada sepupunya yang ahli kitab.
Dalam riwayat lain dikisahkan, untuk meyakinkan bahwa Muhammad itu Nabi Waraqah mengatakan bahwa nanti ia akan disakiti, diperangi dan diusir kaumnya. Seandainya dirinya masih hidup akan mengikuti jejak Nabi baru itu. Tetapi tak lama kemudian laki-laki itu meninggal. Wallahua’lam.
*Dewan Pengawas Syariah Lazismu Sragen
Editor : M Taufiq Ulinuha