PWMJATENG.COM, Semarang – Tengah santer di media sosial, khususnya Whatsapp, narasi tentang dukungan dan arahan Muhammadiyah terhadap salah satu Paslon Presiden dan Wakil Presiden, berikut narasinya :
Mengingat kader Muhammadiyah ada diberbagai partai, sehingga statement PP Muhammadiyah sbg ormas Islam di Pilpres 2019 : “Silahkan memilih sesuai hati nurani.”
Berbeda dgn Pilpres 2024, baru kali ini kader Muhammadiyah diarahkan oleh PP “memilih Paslon 1 AMIN”.
Keputusan ini berdasarkan sidang Majlis Tarjih Pusat dgn membedah 3 Capres, mengambil yang terbaik berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadist.
Muhammadiyah langsung membentuk Relawan MU Perubahan. sekaligus menyiapkan Rumah Perjuangan dimasing masing wilayah.
40 juta kader muhammadiyah ditambah 10 juta para guru, para dosen, para dokter rumah sakit, mahasiswa dan siswa SMA/SMK. bukanlah sekedar cuma dukungan yg biasa biasa saja.
Setelah dilakukan cross check, narasi tersebut adalah HOAX. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris MPKSDI PWM Jawa Tengah Gus Zuhron Arrofi. Selain itu, di setiap kesempatan formal dan non-formal, Ketua PWM Jawa Tengah, Dr. KH. Tafsir, M.Ag., juga sering menyampaikan bahwa posisi Muhammadiyah terhadap Pemilu, yakni netral aktif. Apa maksudnya? Secara kelembagaan, Muhammadiyah netral, tidak mendukung salah satu Paslon tertentu. Mendukung saja tidak, apa lagi mengarahkan warganya yang sangat heterogen.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, yang juga Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Prof. Dr. KH. Abdul Fattah Santoso, M.A. juga menampik informasi di atas. Dengan tegas ia menyatakan bahwa tidak ada sidang di dalam Majelis Tarjih dan Tajdid terkait fatwa memilih Paslon 1 AMIN.
“Bila menginginkan calon presiden yang bersih dan membawa perubahan, ikuti dengan cara-cara yang bersih juga dan mengubah cara lama. Jangan sampai semangat memenangkan, dikalahkan oleh cara-cara yang tidak terpuji,” ucap Prof. Fattah saat dikonfirmasi oleh rekdaksi.
Baca juga, Muhammadiyah dan Dialog Terbuka: Ujian Kualitas ‘Isi Kepala’ Capres-Cawapres Indonesia
Wakil Sekretaris PWPM Jawa Tengah, Muhammad Taufiq Ulinuha, yang juga pemimpin redaksi PWMJateng.com saat dikonfirmasi mengenai narasi di atas menyampaikan bahwa menjelang Pemilu 2024, terdapat oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mencatut nama Muhammadiyah untuk kepentingan politik partisan.
“Sudah sangat jelas, Dialog Terbuka kemarin diselenggarakan oleh Persyarikatan guna menjadi medium pendidikan dan literasi politik bagi masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, bukan sebagai ajang kampanye. Pun, misal terdapat warga Muhammadiyah, sekalipun itu levelnya tokoh, menyatakan dukungan, itu sah-sah saja. Adapun dukungan tersebut sifatnya personal, bukan institusional,” ucap Ulinuha.
Selain bukti-bukti di atas, melalui Khittah Denpasar dengan tegas menyatakan bahwa Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis. Melainkan, Muhammadiyah memainkan perannya melalui politik adiluhung, melalui dakwah sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan universal.
Editor : Ahmad