Berbeda dengan Struktural Pusat, AMM Jateng Ambil Posisi Tak Dukung Paslon Tertentu!
PWMJATENG.COM, Semarang – Bertempat di studio PWM Jawa Tengah pada Rabu (17/1), hadir para Ketua Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) Jawa Tengah dan LHKP PWM Jawa Tengah pada Talkshow JM Radio.
Dengan tajuk “Pemilu 2024: Mau Dibawa ke Mana Negara Kita?”, hadir Sekretaris LHKP PWM Jateng, Wahidin Hasan, Ketua PWPM Jateng, Abdul Ghofar, Ketua Umum PWNA Jateng, Monica Subastia, Ketua Umum PW IPM Jateng, Daei Aljanni, dan dipandu Host JM Radio Agita Cahyani.
Mengawali diskusi, Sekretaris LHKP PWM Jateng, Wahidin Hasan, berharap Pemilu kali ini dapat berjalan dengan demokratis, berkeadilan, jujur, dan mengedepankan nilai-nilai berkeadaban.
“Pesta yang di dalamnya ada agenda besar yang menyangkut hajat hidup masyarakat, harus disambut dengan kecerdasan berpikir dan berperilaku oleh warga negara,” ucap Wahidin.
Setelahnya, Abdul Ghofar, Ketua PWPM Jateng, yang tersambung melalui teleconference, menyampaikan bahwa Pemilu 2024 menjadi momentum para anak muda untuk menjadi agent of change.
“Kita sebagai kader muda, jangan hanya sebagai penonton, tapi juga jangan terlalu masuk di dalam yang kemudian mengabaikan peran-peran kita sebagai kader Persyarikatan,” ungkap Ghofar.
Ia menyatakan bahwa PWPM mempersilahkan kader-kadernya untuk berdiaspora ke berbagai bidang, karena menurutnya pada level Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah merupakan tingkatan fantashiru fil ardh.
Kemudian Ketua PWNA Jateng, Monica Subastia, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Pemilu 2024 merupakan kesempatan bagi rakyat dan bangsa, memastikan negaranya berjalan sesuai kepentingan rakyat. Ia menambahkan, bahwa Pemilu 2024 juga menjadi Pemilu terbesar dan terkompleks yang pernah ada, maka perlu dipastikan Pemilu dapat mengakomodir seluruh hak masyarakat, termasuk kepentingan kaum perempuan.
Baca juga, Sekoci Gambar Matahari Jelang Pilpres 2024
“Kemarin, Mba Ariati, Ketua Umum PPNA, telah menyampaikan pernyataan bahwa NA secara organisasi tidak mendeklarasikan diri untuk mendukung Capres tertentu. Namun, NA tidak menutup jika kader-kadernya ingin terlibat langsung dalam Timses tertentu. Kami di Jawa Tengah juga bersepakat, Pimpinan Umum tidak akan menjadi Timses manapun dalam rangka menjaga kondusifitas organisasi,” tegas Monica.
Ketua PW IPM Jateng, Daei Aljanni, menegaskan bahwa Pemilu merupakan wadah pembelajaran bagi pelajar di seluruh Indonesia, mengingat pada Pemilu 2024, terdapat banyak sekali pemilih pemula. Selain itu, menurutnya para pelajar hari ini cukup exited dengan Pemilu, khususnya melalui media sosial.
“Pada prinsipnya, kami di PW IPM, pun juga saya sampaikan di gressroots, kita ikut apa yang menjadi Khittah Muhammadiyah, kita tidak sampai terang-terangan mendukung salah satu paslon. Secara organisatoris, kita tidak ada kecenderungan terhadap salah satu paslon,” ungkap Daei.
Diskusi yang berlangsung selama hampir dua jam itu menyimpulkan bahwa Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Jawa Tengah, khususnya Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tidak mendukung salah satu paslon Capres-Cawapres tertentu. Sikap ini diambil dalam rangka konsekuensi etis terhadap kebijakan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini agaknya cukup berbeda dengan Pimpinan Ortom tingkat pusat yang secara terang-terangan mendukung salah satu paslon tertentu.
Editor : M Taufiq Ulinuha