BeritaKolom

Al-Ma’un

Al-Ma’un

Oleh : Ikhwanushoffa*

PWMJATENG.COM – Sebagai Kiai besar pada zamannya, Kiai Dahlan tak malu awal mula mengajarkan kepada murid-muridnya dengan surat pendek dari juz ‘amma. Bahkan itu menjadi aras utama Persyarikatan yang nantinya Beliau dirikan. Muhammadiyah amat tenar sebagai penggerak Al-Ma’un. Surah Al-Ma’un adalah surah yang sedemikian mudah untuk mengidentifikasi apakah Islam kita bohongan, dan apakah ibadah utama kita yakni salat fardu masih dibilang cilaka.

Islam tipu-tipu bila kasar sama anak yatim dan enggan bantu fakir miskin. Hal tersebut direspon sungguh-sungguh oleh Kiai Dahlan beserta murid-muridnya dengan pola anak asuh bahkan mendirikan panti asuhan. Hal tersebut okelah sebagian masih bertahan sampai sekarang. Selanjutnya, Beliau merintis semua AUM unggulan kala itu, baik itu sekolah, rumah sakit bahkan rumah enterpreuner semuanya gratis untuk duafa.

Pertanyaannya, apa yang sekarang gratis di Muhammadiyah padahal dahulu serba gratis? Itu kalimat pertama Gus Dok sekitar tahun 2011 di rapat perdana Lazismu Sragen kala saya gabung awal. Coba kita bayangkan awal Muhammadiyah berdiri masih miskin tapi mampu menggratiskan orang miskin. Sekarang Muhammadiyah kaya, mana AUM yang ngawe-ngawe orang miskin untuk digratiskan? Miskin dan kaya konsekuensinya amat beda. Orang miskin tidak membantu tidak dosa. Tapi orang kaya diam saja, walau tidak melakukan kesalahan akan berdosa ketika ada yang membutuhkan tetapi tidak dibantu. Itulah konsekuensi sebagai sang kaya. Dan Muhammadiyah adalah ormas terkaya, tidak cuma di Indonesia bahkan di muka bumi ini.

Masih pula dibilang cilakalah yang salat. Yang lupa sama salatnya, yang masih butuh penilaian orang dan tidak mau ajak-ajak memberi barang yang berguna. Al-Ma’un artinya barang yang berguna. Barang berguna adalah barang yang kita sendiri masih butuh, maka kalau sedekahan pakai barang bekas bukan Al-Ma’un namanya. Pun, tak boleh hanya memberi. Harus mengajak yang lain. Maka Muhammadiyah sejak awal sudah terkenal dengan organisasi yang mengajak (dakwah).

Baca juga, Hisab: 1 Ramadan 1445 H Jatuh pada 11 Maret 2024, 1 Syawal Jatuh pada 10 April 2024

Dulu, orientasi utama kita adalah duafa. Namun, puluhan tahun perlahan tapi pasti duafa makin tersisih tanpa kita ketahui kapan itu mulainya. Tak ada satupun MLO dan AUM selama berpuluh tahun mempunyai program pengentasan kemiskinan. Orang miskin sakit, orang miskin putus kuliah, orang miskin ngga punya modal hampir bukan menjadi perhatian utama Muhammadiyah. Sebagai ormas terkaya, di tengah kesibukan mengurus segala tetek-bengek Persyarikatan, saat itu pula kita menumpuk dosa karena abai sama sang fakir.

Ketika Lazismu hadir, harapan Islam yang tidak tipu-tipu muncul kembali. Orientasi utama adalah asnaf fakir miskin. Lazismu bergerak secara imparsial. Warga Muhammadiyah maupun bukan selama layak bantu dan masuk asnaf, selama Lazismu mempunyai kemampuan Insya Alloh akan dibantu sekuat tenaga. Bila Lazismu dianggap kurang berperan bagi Muhammadiyah, bila Lazismu dianggap punya dosa organisatoris terhadap Persyarikatan, lalu sebesar apa dosa AUM yang hingga saat ini tidak menerapkan potong penghasilan sebagai Zakat Profesi? Seberapa dosa mereka yang masih enggan memotong Zakat Lembaga yang ia pimpin?! Padahal zakat maal hukumnya wajib dan menjadi Rukun Islam. Bahkan Abu Bakar perang terhadap mereka sebagai qitalul murtadin (memerangi orang murtad). Wallaahu a’lam.

*Manajer Area Lazismu Jawa Tengah

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE