Pembaruan Muhammadiyah dalam Isu Lingkungan
Pembaruan Muhammadiyah dalam Isu Lingkungan
Oleh : Rudi Pramono, S.E.*
PWMJATENG.COM – Persoalan lingkungan belum menjadi isu penting bahkan mungkin belum dikenal di jaman KH Ahmad Dahlan, pada saat itu isu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, menjadi fokus utama generasi awal Muhammadiyah, namun dalam perkembangan sekarang isu lingkungan menjadi sangat penting dan urgen menjadi salah satu permasalahan dunia yang harus segera diselesaikan karena manusia setiap hari berinteraksi dengan lingkungan : manusia, hewan, tumbuhan dan semua makhluk kecil yang ada di alam ini.
Dinamika kehidupan manusia memenuhi kebutuhannya telah menimbulkan persoalan-persoalan lingkungan (fisik dan sosial) sebagai akibat negatif modernisasi terjadi eksploitasi tanpa batas yang justru mengancam kehidupan manusia itu sendiri karena sumber daya alam itu terbatas sementara kebutuhan manusia tidak terbatas.
Dalam disertasi Prof Dr. H. Ahmadi (alm) Guru Besar IAIN Walisongo, Rektor Unimma, dan Wakil Ketua PWM Jawa Tengah dengan judul Merajut Pemikiran Cerdas Muhammadiyah, perspektif Sejarah, bahwa Muhammadiyah memandang Islam bukan hanya formalitas ibadah semata tapi Islam sebagai paradigma reformasi sosial dalam wujud fungsionalisasi agama dalam kehidupan dan mengembangkan sikap inklusif dalam beragama yg merupakan salah satu substansi pembaruan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah menjadi pijakan semua gerakan pemikiran dan amal Muhammadiyah selama ini, termasuk ketika menyikapi isu lingkungan ini, bagaimana kita mengembalikan persoalan ini kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan berijtihad dan bertajdid.
Dalam pelajaran pertama Kyai Ahmad Dahlan selalu menekankan bahwa untuk memperoleh kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, manusia harus melawan hawa nafsunya sendiri dengan kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah, dalam QS. Al Jatsiyah 23 : “Afaraaita man ittakhadza ila hahu hawahu” (tahukah engkau orang yang mengikuti hawa nafsu sebagai sesembahannya?) yang ternyata selaras dengan QS Al Baqarah : 22, “Dialah yg menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah- buahan sebagi rizki untukmu, oleh karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu- sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.” Dari dua ayat tersebut bisa dikatakan membuat sesembahan, sekutu-sekutu selain Allah yang berarti hawa nafsu kita yang rakus mengeksploitasi alam untuk kepentingan diri sendiri dengan merusak alam tanpa mempedulikan dampaknya ke generasi ke depan, ini merupakan sikap anti tauhid.
Dalam QS. Ar Rum 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan dilautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar.” Ada sebuah hadis yang sangat populer : “Kebersihan sebagian dari iman.” Kita beri pemaknaan baru bahwa kebersihan tidak hanya secara fisik tapi kebersihan juga secara batin, bebas dari hawa nafsu, yang dalam bahasa Kiai Ahmad Dahlan sebagai Hati Suci dengan menyucikan diri dari hawa nafsu dan mendayagunakan akal pikiran yang sehat.
Baca juga, Mengamalkan Manhaj Muhammadiyah
Banyak persoalan lingkungan yang tidak hanya alam tapi juga sosial, di antaranya karena perubahan hunian, rumah susun, perkampungan padat, dekat terminal, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), pendirian hotel dan mall, dll telah merugikan lingkungan masyarakat sekitar.
Manusia hidup bahagia bila lingkungan (alam dan sosial) terawat dengan baik, kepedulian menjadi kunci, dalam skala besar pemerintah perlu mencari sumber daya energi terbarukan dan meningkatkan konservasi energi, acara TV maupun penggunaan HP menggunakan energi frekuensi yang besar maka perlu ada regulasi yg mengatur acara TV yang tidak menampilkan sisi privat artis, sensasi atau acara yang tidak mengedukasi masyarakat, apalagi penggunaan HP yg setiap saat di genggaman kita itu juga menggunakan energi yang besar maka harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk sesuatu bermanfaat dan memiliki nilai ibadah.
Selain itu banyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk menghemat energi rumah tangga : lampu pijar diganti lampu LED yg lebih hemat daya, tidak menyalakan lampu jika tidak diperlukan, melepas kabel listrik saat tidak digunakan, daur ulang sampah, tidak buang sampah/limbah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, kelancaran saluran air, eksploitasi galian c, efisiensi penggunaan air, menghindari polusi kendaraan, menanam lahan rumah dengan tumbuhan hijau agar lingkungan segar, dll.
Sesungguhnya alam, gunung-gunung, lautan itu bertasbih, memuji Allah, maka semua perlakukan manusia terhadap alam yang terus menyucikan Allah tersebut akan berakibat pada kerugian dan kebinasaan manusia itu sendiri
Muhammadiyah telah melembagakan program lingkungan ini kepada Majelis Lingkungan Hidup (MLH) ditunggu terobosannya, apakah perlu mendirikan Sekolah Lingkungan, kurikulum lingkungan dalam sekolah Muhammadiyah, meningkatkan edukasi kepada masyarakat secara langsung atau digital, semua perlu diupayakan sebagai bagian dari implementasi tauhid kita kepada sesama manusia sebagai tugas kekhalifahan memakmurkan bumi ini.
*Ketua MPI PDM Wonosobo.
Editor : M Taufiq Ulinuha