Dukungan Indonesia terhadap Palestina: Sejarah dan Jalan Terjal
PWMJATENG.COM – Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988. Sebagai wujud dukungan lebih lanjut, pada 19 Oktober 1989 di Jakarta, Menlu RI Ali Alatas dan Menlu Palestina Farouq Kaddoumi menandatangani “Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik,” yang menandai pembukaan Kedutaan Besar Negara Palestina di Jakarta.
Duta Besar pertama Palestina untuk Indonesia menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden Soeharto pada 23 April 1990. Sebaliknya, Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa Duta Besar RI di Tunis juga diakreditasikan bagi Negara Palestina. Sejak 1 Juni 2004, akreditasi Palestina berada di bawah rangkapan KBRI Yordania.
Melalui berbagai forum, termasuk PBB, OKI, dan GNB, Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan Palestina untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan penuh. Indonesia termasuk negara yang memberikan suara dukungan sehingga Palestina menjadi anggota ke-195 UNESCO pada 31 Oktober 2011 dan memperoleh status “negara” (non-member observer state) dalam keputusan Sidang Majelis Umum PBB pada 29 November 2012.
Pada 10 September 2015, Majelis Umum PBB mengesahkan rancangan resolusi yang memperkenankan pengibaran bendera negara-negara peninjau PBB (Tahta Suci Vatikan dan Palestina) di Markas dan kantor-kantor PBB melalui pemungutan suara dengan hasil 119 mendukung, 45 abstain, dan 8 menolak. Indonesia menjadi salah satu co-sponsor dan memberikan suara mendukung resolusi ini. Selain Indonesia, Palestina memperoleh co-sponsorship dari 54 negara lainnya.
Selama 2015, Indonesia juga menjadi tuan rumah dua konferensi besar, yaitu: (1) KTT Asia-Afrika pada April 2015 dalam rangka memperingati 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955, yang menghasilkan deklarasi khusus mengenai dukungan kepada Palestina, dan (2) International Conference on the Question of Jerusalem pada 14–15 Desember 2015 serta UN Civil Society Forum on the Question of Palestine pada 16 Desember 2015, yang diselenggarakan oleh PBB bersama OKI dan Pemerintah Indonesia di Jakarta.
KTT OKI & Deklarasi Jakarta
Pemerintah Indonesia menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) pada 6–7 Maret 2016 di Jakarta untuk membahas dukungan terhadap Palestina. KTT ini menghasilkan Resolusi dan Deklarasi Jakarta. Terdapat 56 negara anggota, 4 negara pengamat, dan 4 pihak yang terlibat dalam proses perdamaian antara Palestina dan Israel dalam KTT ini.
Draft Resolusi menegaskan kembali posisi, prinsip, dan komitmen OKI terhadap Palestina dan Al-Quds Al-Sharif, yang diharapkan sejalan dengan kehendak rakyat Palestina. Deklarasi Jakarta berisi inisiatif Indonesia yang memuat rencana aksi konkret para pemimpin OKI untuk penyelesaian isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.
Kerja Sama Ekonomi
Perdagangan bilateral Indonesia-Palestina masih minim, tidak terlepas dari kondisi dalam negeri Palestina yang terus dilanda konflik serta kebijakan pembatasan pergerakan manusia dan arus barang ke/dari Palestina oleh pemerintahan Israel.
Kerja Sama Sosial Budaya
Indonesia dan Palestina memiliki kerja sama di bidang pendidikan, yang telah meningkatkan jumlah warga negara Palestina dan warga negara Yordania keturunan Palestina yang menempuh studi di perguruan tinggi di Indonesia, baik melalui beasiswa maupun pembiayaan pribadi.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Palestina memiliki kerja sama di bidang pendidikan yang tertuang dalam MoU tentang kerja sama pendidikan dan pelatihan dalam hubungan diplomatik yang ditandatangani di Jakarta pada 22 Oktober 2007. Salah satu bentuk kerja samanya adalah pelatihan bagi diplomat Palestina di Indonesia yang difasilitasi oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI.
Baca juga, Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?
Melalui upaya bersama KBRI Amman dan ikatan alumni Palestina yang pernah belajar di Indonesia, telah dibentuk Palestinian-Indonesian Friendship Association (PIFA) yang mendapat pengesahan dari Kementerian Dalam Negeri Palestina pada 1 Oktober 2013. PIFA berperan dalam mempererat hubungan antarkedua bangsa, termasuk mediasi hubungan sosial-budaya, seperti penyaluran beasiswa Indonesia kepada pelajar Palestina serta kegiatan seni-budaya lainnya.
Di bidang pariwisata, pada saat kunjungan PM Palestina ke Indonesia pada tahun 2014, telah ditandatangani MoU di bidang pariwisata. Salah satu implementasi MoU tersebut adalah penyelenggaraan pameran, konferensi, lokakarya, dan seminar untuk mendorong kunjungan wisatawan dari kedua negara. Industri wisata adalah salah satu pemasukan penting bagi Palestina mengingat keterbatasan sumber daya yang dimilikinya.
Indonesia dan Palestina juga memiliki kerja sama kota kembar antara ibu kota negara, Jakarta, dan Al-Quds Al-Shareef. MoU ini ditandatangani pada 22 Oktober 2007 dan mencakup kerja sama di bidang pengendalian bencana dan krisis, pendidikan dan pelatihan, serta sosial dan budaya.
Konsul Kehormatan RI di Ramallah
Pada 13 Maret 2016, Menlu RI melantik Konsul Kehormatan RI di Ramallah, Maha Abou Susheh. Pelantikan tersebut dilaksanakan di KBRI Amman, dan dihadiri oleh Menlu Palestina H.E. Riyad Malki, para Duta Besar asing di Yordania, pejabat pemerintah, dan para undangan lainnya.
Dukungan Indonesia terhadap Palestina adalah bentuk komitmen nyata terhadap prinsip kemanusiaan dan solidaritas internasional. Melalui berbagai forum dan kerja sama bilateral, Indonesia terus berupaya membantu Palestina dalam berbagai aspek, mulai dari diplomasi hingga pendidikan.
Editor : M Taufiq Ulinuha