Hari Santri sebagai Revitalisasi Akhlak Nabi
Oleh: Syifa’ Ma’ruf, M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Sudah delapan tahun sejak ditetapkan oleh presiden Joko Widodo pada tahun 2015, Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Melalui surat edaran Menteri Agama No SE 10 tahun 2023 dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Peringatan HSN 2023 sudah dua hari sebelum hari H yang bertepatan pada Ahad, 22 Oktober 2023 masyarakat antusias menyambut dengan berbagai macam kegiatan. Di antaranya pawai taaruf, pengajian, zikir dan do’a bersama dan kegiatan yang bernafaskan keagamaan.
Sebenarnya ketika dilihat dari makna kata “santri” dalam (KBBI) memiliki dua makna : pertama, orang yang meneladani agama Islam dan kedua, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh (pribadi maupun sosial). Artinya, seorang santri tercermin perilaku seperti seorang Nabi yang menjadi teladan bagi semua tingkatan. Sehingga peringatan hari santri nasional harus tercermin dan melekat pada masyarakat Islam khususnya tiga hal pokok :
Pertama, bagi seorang santri, kecintaan terhadap Rasulullah adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan istri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
لا يُؤْمِنُ أحدُكم حتى أَكُونَ أَحَبَّ إليه مِن وَلَدِه، ووالِدِه، والناس أجمعين
Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya dari pada orangtua dan anaknya. (HR.Bukhari).
Ungkapan rasa cinta itu harus diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perbuatan yang berorientasi kepada nilai religi, bukan sebatas formalitas belaka. Survei LSI menunjukkan kaum muda Islam yang selalu menunaikan salat 5 waktu (28,7 %), yang sering salat 5 waktu (30,2 %), yang kadang-kadang salat 5 waktu (39,7 %), yang tidak pernah salat 5 waktu (1,2 %). Kaum muda muslim yang selalu membaca Al Quran (10,8 %), yang sering (27,5 %), yang kadang-kadang (61,1 %) dan yang tidak pernah (0,3 %). Kaum muda muslim yang selalu menjalankan ibadah puasa (59,6 %), sering (30,7 %), kadang-kadang (8,9 %), tidak pernah (0,7 %). Data ini tidak mencerminkan perilaku cinta Rasulullah. Karena ujung dari rasa cinta itu adalah peningkatan kualitas diri dalam pengamalan ajaran agama yang dibawa olehnya.
Baca juga, Transformasi Kepemimpinan Nasional: Membangun Kebijakan Publik yang Lebih Inklusif dan Berkeadilan
Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah Saw. dalam setiap gerak kehidupan seorang santri. Allah Swt. berfirman :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyakmenyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Seorang santri tertanam keteladanan Rasul ini dalam kehidupan sehari-hari, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Selalu menerapkan sikap shidiq, amanah, tabligh dan fatonah dizaman dimana banyak manusia yang beriman lemah sehingga senang mencari celah dalam mengambil kesempatan walaupun itu sudah jelas perbuatan salah. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melaporkan, ada 137.419 kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia selama periode Januari-April 2023. Jumlah tersebut meningkat 30,7% dibanding Januari-April tahun lalu dengan jenis pencurian, penipuan, penganiayaan, narkotika dan bullying. Data tersebut masyarakat Indonesia yang beragama Islam setara 86,7% dari total populasi di Indonesia.
Ketiga, Seorang santri harus melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah dan juga para Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. (HR. Malik dan Baihaqy)
Baca juga, Kado Paman Buat Ponakan di Pesta Demokrasi 2024; Tanggapan atas Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Syarat Usia Capres-Cawapres
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat, jumlah kasus kekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak di Indonesia mencapai 9.645 kasus. Itu terjadi sepanjang Januari sampai 28 Mei 2023. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat kasus perundungan (bullying) di satuan pendidikan sejak Januari sampai September 2023 mencapai 23 kasus perundungan di satuan pendidikan. Perilaku tersebut tidak mencerminkan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah Saw.
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Misi Rasulullah yaitu untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Gambaran akhlak seorang santri tercermin pada tingkah laku, penampilan, cara bicara, dan sikap sopan santun serta toleransi antar sesama. Selain itu, seorang santri mempunyai sikap soleh secara ritual dan soleh secara sosial dengan selalu beriman, ihsan, beramal saleh, amanah, iffah, ikhlas dan berilmu.
Editor : M Taufiq Ulinuha
*PDPM Kabupaten Pekalongan, DPD IMM Jawa Tengah.