BeritaEditorial

Abdul Mu’ti Sebut Serangan ke Ustaz Bukan Kebetulan

PWMJATENG.COM, JAKARTA – Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti meyakini penyerangan terhadap ustaz bukan sebuah kebetulan.

“Peristiwa penyerangan ustaz yang terjadi beruntun besar kemungkinan bukan suatu kebetulan. Patut diduga ada yang sedang bermain api,” cuit Abdul Mu’ti, di akun Twitternya, Kamis (23/9/2021).
Sebagaimana diketahui, aksi penyerangan terhadap ustaz terjadi di berbagai daerah.

Peristiwa terbaru menimpa ustaz Abu Syahid Chaniago. Ia diserang oleh orang tak dikenal saat tengah memberikan ceramah di Masjid Baitussyakur, Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/9) lalu.

Pelaku berinisial H (26) berhasil ditangkap dan langsung dibawa ke Polresta Barelang untuk diproses. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut dari polisi mengenai motif penyerangan tersebut.

Kemudian, di Kota Tangerang, tokoh agama berinisial A atau kerap disapa ustaz Alex ditembak orang tak dikenal dan meninggal dunia. Kasus ini masih terus diselidiki oleh polisi. Mulai dari memeriksa saksi, rekaman CCTV di lokasi, hingga mengecek proyektil yang ditemukan.

Terakhir, seorang ustaz menjadi korban aksi begal di Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, pada Senin (20/9) malam. Korban pun mengalami luka bacok dalam peristiwa ini.

Kejahatan dan kekerasan pada dasarnya bisa terjadi di mana pun, oleh siapa saja dan korban siapa saja. Namun penyerangan terhadap ustaz dan tokoh agama ini telah menjadi seperti pola. Ada masa ketika kasus-kasus ini bermunculan dalam kurun waktu tertentu. Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Kejahatan dengan kekerasan sendiri terbaru dua, yakni accidental crime atau terjadi secara tiba-tiba di jalanan yang mengakibatkan korban, namun tanpa ada tujuan mencelakai korban. Lalu, yang kedua adalah non-accidental, yaitu kejahatan dengan motif kesengajaan untuk mencederai korban.

Abdul Mu’ti menyebut aktor di balik penyerangan ustaz dipastikan bukan orang baik. Ia meminta polisi mengusut dan menangkap para pelaku penyerangan ustaz.

“Polisi harus bekerja lebih cepat agar tidak muncul berbagai spekulasi dan provokasi yang memperkeruh suasana,” jelas Abdul Mu’ti.

Abdul Mu’ti meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh berita-berita yang tidak jelas sumbernya. “Para ustaz, tetaplah tegar, sabar, jangan pernah surut mengajak berbuat baik, tegak di jalan Tuhan,” lanjutnya.

Senada, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad khawatir ada aktor intelektual yang bergerak karena sudah berulang kali kejadian penyerangan terhadap ustaz.

Polisi, kata, dia, harus bertindak cepat untuk meredam kegelisahan masyarakat. Juga untuk menghindari adanya dugaan terhadap kelompok tertentu yang mengakibatkan disharmoni di masyarakat.

“Karena kejadiannya telah berkali kali dikhawatirkan ada aktor intelektualnya, untuk itu para penegak hukum untuk menyelidikinya sampai tuntas,” kata Dadang.

Sementara itu, Peneliti Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto menyebut untuk konteks penyerangan terhadap para tokoh agama mesti dipilah dan dicermati. Kasus ini, kata dia, tak bisa dikategorikan kejahatan accidental atau tiba-tiba terjadi begitu saja.

“Karena pelaku tentu sudah merencanakan, dan membuat target korban,” kata Bambang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (22/9).

Dalam beberapa kasus, polisi lantas menyatakan bahwa pelaku penyerangan terhadap tokoh agama disebut memiliki gangguan kejiwaan.

Bambang tak menutup kemungkinan kesimpulan polisi. Namun, dia menyatakan tetap terbuka asumsi-asumsi lain dari masyarakat maupun kriminolog. (sumber: detik.com/cnn)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE