Rezeki Tak Pernah Salah Alamat: Memahami Takdir dengan Lapang Dada
PWMJATENG.COM – Dalam perjalanan hidup, tidak sedikit orang yang merasa cemas tentang rezeki. Persaingan hidup yang ketat, kondisi ekonomi yang tak menentu, serta tuntutan sosial kerap membuat hati gelisah. Namun, Islam mengajarkan bahwa setiap rezeki telah ditetapkan oleh Allah Swt. dan tidak mungkin tertukar atau terlambat datang. Keyakinan ini tersirat dalam pepatah bijak: rezeki tak pernah salah alamat.
Allah Swt. telah menjamin bahwa setiap makhluk hidup telah ditetapkan rezekinya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya…” (QS. Hud: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak pernah alpa terhadap kebutuhan makhluk-Nya, termasuk manusia. Sebesar apa pun kekhawatiran seseorang, pada hakikatnya rezeki telah dijatah secara adil dan penuh kebijaksanaan.
Takdir dan Rezeki: Dua Sisi yang Tak Terpisahkan
Rezeki merupakan bagian dari takdir. Setiap manusia telah ditentukan jatah rezekinya, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ… فَيُكْتَبُ رِزْقُهُ وَأَجَلُهُ وَعَمَلُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan di perut ibunya… kemudian ditulis rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan apakah ia celaka atau bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga, Wakil Ketua PWM Jateng Rozihan Beberkan Kiat-Kiat Raih Pahala Multilevel Marketing
Hadis ini menunjukkan bahwa rezeki adalah takdir yang telah dicatat sejak awal penciptaan manusia. Namun, bukan berarti manusia tidak perlu berusaha. Islam justru memerintahkan umatnya untuk bekerja dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Ikhtiar Tidak Menunda Rezeki, Putus Asa Tidak Mempercepatnya
Salah satu kesalahan berpikir yang sering terjadi adalah menganggap bahwa kerja keras pasti menghasilkan kekayaan, atau sebaliknya, kegagalan adalah tanda bahwa rezeki telah hilang. Padahal, dalam pandangan Islam, kerja adalah bentuk ketaatan dan upaya yang tidak selalu linier dengan hasil duniawi.
Rezeki bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)
Ayat ini menunjukkan bahwa ketakwaan menjadi kunci turunnya rezeki, bukan semata-mata kerja keras yang membabi buta. Banyak orang bekerja siang malam, namun hasilnya tetap stagnan. Di sisi lain, ada yang bekerja dengan tenang dan ikhlas, justru dilimpahi rezeki dari berbagai sisi.
Lapang Dada dalam Menerima Takdir
Memahami bahwa rezeki adalah takdir akan menumbuhkan kelapangan dada. Ia tidak akan mudah iri pada orang lain yang tampak lebih sukses. Ia tidak akan merasa rendah diri ketika masih berada di bawah.
Lapang dada bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan ridha terhadap hasil setelah melakukan ikhtiar maksimal. Dalam hadis disebutkan:
احرِصْ على ما ينفعُك، واستَعِنْ باللهِ، ولا تعجِزْ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan malas.” (HR. Muslim)
Hadis ini mendorong manusia untuk aktif, namun tetap bergantung kepada Allah Swt. sebagai pemilik rezeki sejati.
Ikhtisar
Rezeki tak pernah salah alamat. Ia akan datang sesuai waktu, tempat, dan takaran yang telah Allah tetapkan. Memahami hal ini akan membuat hati lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan hidup lebih bermakna. Selama manusia bersungguh-sungguh dalam ikhtiar dan berserah diri kepada Allah, maka rezeki akan menghampiri dengan cara yang terbaik, tepat waktu, dan tak pernah tertukar.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
