Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Tohari Resmikan Pendopo KH Ahmad Dahlan 1 Purbalingga
Purbalingga – Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y. Thohari, meminta agar Muhammadiyah fokus dalam pengembangan dunia pendidikan. Menurutnya, 68 tahun Indonesia merdeka, tujuan-tujuan negara yang tercantum dalam naskah Pembukaan UUD 1945, khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa, belum tercapai. “Utamanya pendidikan dasar. Dirikan sebanyak-banyaknya TK/BA, SD/MI dan SMP/MTs. Sudah fokus saja disitu dulu. Karena pendidikan dasar ini pondasi dalam membentuk akhlak yang sangat penting,” ujarnya usai meresmikan Pendopo KH. Ahmad Dahlan di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jl Alun-alun Selatan, Purbalingga, beberapa waktu yang lalu.
Menurut Hajriyanto, pembentukan akhlak yang baik harus menjadi prioritas dalam pendidikan. Sebab, lanjut dia, kegagalan bangsa dalam merealisasikan tujuan-tujuan negara lebih karena tindak korupsi yang telah merambah ke semua lini. “Kalau saja tidak ada korupsi, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang sangat luar biasa. Sebab, dibandingkan negara-negara maju, kita itu lebih kaya dari sisi sumber daya alam. Tapi untuk apa bangga sebagai negara yang kaya kalau yang menikmati kekayaan itu hanya segelintir orang, bahkan justru bangsa asing?” tegas Hajriyanto di depan ratusan kader Muhammadiyah yang tumpah ruah memadati halaman gedung tersebut.
Cagar Budaya
Pendopo KH Ahmad Dahlan yang diresmikan Hajriyanto merupakan cagar budaya peninggalan sejarah yang telah dimiliki Muhammadiyah sejak tahun 1946, melalui proses jual beli dengan Kerabat Bupati Purbalingga yang bernama Sobali dan Anjani. Gedung bersejarah tersebut direnovasi dengan biaya lebih dari Rp 291 juta, berarsitektur perpaduan Belanda dan Jawa. Menurut Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga, Wachyudiana, sejak saat itu gedung seluas 3290 m2 menjadi pusat pendidikan Muhammadiyah hingga sekarang.
Wakil Bupati Purbalingga, Sukento Ridho Marhaendrianto, melalui Asisten Pemerintahan Sekda Purbalingga Kodadiyanto yang turut menjadi saksi peresmian gedung tersebut mengatakan “Saya titip cagar budaya ini kepada kader-kader Muhammadiyah. Tolong dirawat dengan sebaik-baiknya. Karena, gedung ini menjadi saksi bisu sejarah Purbalingga sejak jaman Belanda”.
Selain peresmian pendopo, kegiatan tersebut dimeriahkan dengan paduan suara SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga dan Pelantikan Kepala SMA Muhamadiyah 1, SMK Muhammadiyah 1 dan SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga.
Wachyudiana menambahkan, SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga yang sebelumnya masih bergabung di kompleks Perguruan Muhammadiyah itu dalam waktu dekat akan menempati gedung baru lantai 4 yang berdiri di atas tanah wakaf Samyo Nurudin di Jl. Raya Bojong. (Fakhrudin/cie/Diknas.purbalinggakab.go.id).