PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) yang dikoordinasi oleh Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menghadirkan keceriaan. Tiga peserta Program Indo-Austay mengunjungi SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Kabupaten Klaten, pada Jumat (12/1). Direktur BIPA, Dr. Dwi Haryanti, M.Hum., dan Kabid Pengembangan Pelayanan Bahasa LBIPU UMS, Dr. Abdillah Nugroho, M.Hum., memimpin rombongan dan disambut meriah oleh warga sekolah dan madrasah setempat.
Dalam sambutannya, perwakilan dari PCM Kecamatan Bayat, Suparta, menyampaikan selamat datang dan harapan agar pertemuan ini membawa manfaat dan inspirasi. “Mudah-mudahan ada kemanfaatan dan inspirasi yang dapat kita ambil pertemuan ini maupun dari pertemuan selanjutnya, sehingga ketika dibawa balik ke Australia, ilmu dan budaya yang didapat dari Indonesia ini bisa menjadi inspirasi sekaligus gambaran tentang masyarakat di Indonesia, khususnya kecamatan Bayat, Klaten,” ujar Suparta.
Direktur BIPA, Dr. Dwi Haryanti, M.Hum., menjelaskan tujuan kunjungan ini dalam rangka melanjutkan program-program yang sudah ada. “Ini adalah kehadiran kami yang keempat kalinya dengan membawa teman-teman dari luar negeri, kebetulan ini dari negara Australia berjumlah tiga orang yang ingin belajar bahasa Indonesia,” ungkap Dwi.
Baca juga, Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Ungkap Strategi Bangun Kepercayaan Masyarakat di Era Marketing 4.0
Belajar bahasa Indonesia di lingkungan sekitar, menurut Dwi, lebih efektif karena tidak hanya formal di kelas. “Di dalam belajar bahasa Indonesia, akan lebih mudah kalau langsung terjun ke lapangan (by context), jadi tidak hanya formal di kelas,” tambahnya. Ketiga tamu asing tersebut dititipkan di SMP Muh. 7 Bayat untuk belajar Bahasa Indonesia dengan pendekatan base on context.
Haryono, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Muh. 7 Bayat, menjelaskan rangkaian kegiatan selama tujuh hari ke depan. “Hari ini kegiatannya dimulai dari jam setengah dua siang ada kegiatan mengunjungi Paguyuban Gamelan Sekar Melati, Paseban, setelah itu berkunjung ke makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran,” papar Haryono, yang juga sebagai Koordinator Kerjasama UMS dengan Sekolah Muhammadiyah di Bayat.
Rangkaian kegiatan selanjutnya mencakup kunjungan ke MIM Talang untuk melihat proses pembuatan Batik, menghadiri pernikahan adat Jawa, proses pembuatan keramik, dan pengenalan makanan tradisional bernama tiwul. Ini semua menjadi bagian dari upaya memperkenalkan budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia kepada para peserta program.
Dalam penutupan sesi pembukaan, harapan Dwi Haryanti adalah agar kerja sama antara UMS dan SMP Muh. 7 Bayat dapat terus berlanjut dan berjalan dengan baik. Dengan kunjungan ini, diharapkan para peserta program bisa mendapatkan pengalaman yang mendalam dalam belajar Bahasa Indonesia dan memahami lebih dekat kehidupan masyarakat di Bayat, Klaten.
Kontributor : Yusuf
Editor : M Taufiq Ulinuha