Ribuan Jamaah Salat Idulfitri di Kutoarjo Didorong Jihad Memperkokoh Nilai Keadaban Bangsa
PWMJATENG.COM, Purworejo – Setidaknya terdapat ribuan jamaah Keluarga Besar Muhammadiyah Purworejo menggelar Salat IdulFitri 1444 Hijriyah pada hari Jumat tanggal 21 April 2023 pagi. Salah satu lokasi tempat penyelenggaraan Shalat Idul Fitri dipusatkan di Kawasan Alun-alun Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. H. Moh. Mansyur, S.Pd.I. Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kutoarjo.
“Kami atas nama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutoarjo mnegucapkan terima kasih kepada bapak Bupati Purworejo yang telah memfasilitasi penyelenggaraan sholat idul fitri 1444 H. Tak lupa kepada FORKOMPICA kecamatan Kutoarjo beserta lainnya atas support-nya. Kami tetap sinergi dengan pemerintah dalam rangka upaya menjaga kebersamaan. Insya Allaah Muhammadiyah komitmen akan melanjutkan perjuangan demi memajukan Indonesia khususnya memajukan Islam di Kecamatan Kutoarjo ini,”ungkap Moh. Mansyur.
Lanjut beliau pelaksanaan kali ini berjalan dengan baik hasil sinergi berbagai pihak yang terkait.
“Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada segenap panitia baik dukungan Amal Usaha Muhammadiyah yang ada di Kutoarjo, ortomnya, majelis dan lembaga yang telah sinergi untuk menyelenggarakan sholat idul fitri serta relawan yang ikut juga dari Pemuda Katolik Kutoarjo kami sampaikan terima kasih. Serta pada UPT Alun-Alun Kutoarjo yang telah sinergi dengan kami untuk selenggarakan sholat id ini. Kalau ada kekurangan mohon maaf, Jazakumullaah khoiron katsiroo. Kepada semua jamaah semoga diterima amal ibadah nya selama bulan Ramadan dan juga bisa melanjutkan kebaikan yang telah kita peroleh selama Ramadan dan bisa ketemu lagi pada Ramadan yang akan datang. Hati hati pula di jalan untuk sabar, jalanan padat, sesama untuk memajukan kabupaten Purworejo,” pungkas Mansyur.
Diperkirakan terdapat 6 ribuan Warga Muhammadiyah dan warga masyarakat sekitar melaksanakan Shalat Idul Fitri berjamaah di Kawasan Alun-alun Kutoarjo. Adapun bertindak sebagai imam dan khotib adalah H. Arwan Abdul Majid, S.Pd., Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Purworejo dan Penasehat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutoarjo.
Dasar pelaksanaannya berpedoman pada surat yang diedarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor I/MLM/1.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriyah, ditetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Jumat Pahing, 21 April 2023 Masehi. Hal tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dari keterangan pers Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Purworejo, H. Pujiono, kepada media disebutkan bahwa ada 31 lokasi Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriyah di wilayah Kabupaten Purworejo.
Hadir mewakili Bupati Purworejo memberikan sambutan mengawali pelaksanaan sholat idul fitri, Ahmad Jainuddin, S.I.P., M.M., Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Purworejo mengapresiasi dengan penyelenggaraan sholat idul fitri di alun alun kutoarjo kali ini.
“Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam hal ini Bupati Purworejo mengapresiasi Persyarikatan Muhammadiyah yang hari ini mengadakan sholat idul fitri pada Jumat 21 April 2023. Walaupun berbeda tetapi pemerintah memfasiitasi dengan fasilitas umum yang dimohonkan Muhammadiyah untuk tempat sholat tidak ada satu pun yang tidak diijinkan. Dan ini menjadi modal yang baik bersama Muhammadiyah untuk menyelesaikan banyak persoalan ke epan menjadi lebih baik,”ungkap Jainuddin.
H. Arwan Abdul Abdul Majid, S.Pd. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purworejo yang bertindak sebagai imam dan khotib menyampaikan akan penting langkah Jihad memperkokoh keadaban bangsa.
“Di hari suka cita, di hari ‘Id al-Fithr ini, rasa-rasanya kita telah mendapat rahmat Allah, mendapatkan ampunan-Nya, dan dibebaskan dari api neraka, seakan-akan kaki rohani kita telah sampai ke pintu gerbang singgasana langit tertinggi, ke surga yang dijanjikan, ke kebahagiaan yang tak terkirakan. Namun tiba-tiba terdengar seruan yang sangat keras ke telinga rohani kita, membuyarkan sisi ruhani kita: Apakah kalian sangka kalian akan masuk surga padahal Allah belum menyaksikan kalian berjihad, belum juga melihat kalian bersabar,” jelasnya.
Baca juga, Nonton Film Buya Hamka
Lanjutnya, Jihad di jalan Allah adalah suatu wilayah dan memiliki makna yang sangat luas. Salah satu misi jihad Islam adalah mengatasi terjadinya krisis nilai keadaban yang semakin terasa nyaris di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik ini. Penguatan terhadap nilai-nilai keadaban yang berupa keadilan, amanah, kejujuran, sopan santun, keberpihakan kepada yang lemah dan yang dilemahkan, adalah beberapa contoh wilayah jihad yang nyata-nyata harus diperjuangkan.
Puasa Ramadhan dengan segala rangkaian ibadah di dalamnya, telah mengajarkan proses penguatan terhadap nilai-nilai keadaban. Nilai-nilai ini dibangun di atas prinsip: keimanan, menahan diri, serta kehati-hatian dalam seluruh prilaku dan tindakan. Puasa menuntut manusia agar bisa menahan diri, bahkan dari hal-hal yang sebenarnya dibolehkan: makan minum, dan menyalurkan libido seksual suami istri sejak terbit fajar sampai terbenam matahari selama sebulan penuh. Pembiasaan menahan diri dari yang dibolehkan, agar lebih dapat menahan diri dari yang diharamkan, dari bertindak zalim, korup, tidak jujur, tidak sopan, tidak amanah, mengabaikan pihak yang lemah dan yang dilemahkan, dan lain lain. Semua tindakan seperti itu jelas akan meruntuhkan martabat manusia, martabat bangsa, bahkan akan menghancurkan peradaban itu sendiri.
Dengan prinsip iman, menahan diri, dan kehati-hatian yang merupakan hakikat bangunan puasa yang sesunguh-sungguhnya telah menguatkan nilai-nilai keadaban ummat, keadaban bangsa. Puasa mengasuh dan mensucikan jiwa, meninggikannya di atas aspek ketubuhan, aspek kematrialan manusia. Buahnya antara lain, tidak melakukan korupsi! Bukankah tindakan korup pasti menyangkal iman, pasti merusak kesucian jiwa, pasti menzalimi, pasti merusak peradaban, pasti berorentasi kejasadan, materialistik! Dan pasti dibenci Tuhan, dimurkai Allah!
Puasa juga mengajarkan kepada kita, untuk merasakan lapar dan dahaga, yang biasa dirasakan oleh mereka yang papa, mereka yang tak berpunya. Menghadirkan empati, setidak-tidaknya simpati kepada golongan yang tidak punya, sehingga bermurah hati menyantuni dan turut mengentas derita mereka. Agar harta tidak sepenuhnya berada di genggaman para mereka yang punya, agar keadaban kemanusian menjadi bagian penting tarikan nafas kehidupan bangsa! Dahulukan mereka yang lemah, mereka yang dilemahkan! Keberpihakan kepada mereka, berbuah keberpihakan Allah kepada bangsa ini.
“Puasa juga mendidik kita untuk memiliki kelembutan hati, buah dari pensucian jiwa selama ditempa di bulan Ramadhan ini. Jadikanlah sebagai kekuatan untuk memperkokoh nilai-nilai keadaban, membangun kebersamaan, membina hubungan dengan sesama, dengan seluruh anak bangsa! Jangan saling menzalimi satu sama lain, jangan saling menggunting dalam lipatan! Bangsa ini akan menjadi tinggi kedudukannya jika seluruh potensi digunakan untuk membangun masa depan yang gemilang, yang berkeadaban! Moga Allah menolong kita, menolong bangsa ini,”pungkas Arwan.