Rektor UMP Tawarkan Wartawan Lanjut S2
PWMJATENG.COM, PURWOKERTO – Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr.H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H., tawarkan layanan khusus bagi wartawan yang ingin melanjutkan studi S2 di UMP.
“Kami sudah memiliki banyak sekali program S2, Barangkali para wartawan ingin melanjutkan studi S2 di UMP kami bisa berikan layanan khusus,” kata Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad dalam acara silaturahmi dan forum group diskusi bersama jaringan wartawan bertajuk “UMP dalam Menanghadapi Tantangan Global”, Sabtu (30/6) sore.
Lebih lanjut Rektor memaparkan program studi S2 di UMP meliputi, Magister Pendidikan Dasar, Magister Pendidikan IPS, Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Magister Manajamen, Profesi Kebidanan S-1, dan Magister Farmasi.
“Sedangkan untuk program studi yang masih dalam proses usulan dan segera turun SK, diantarnya Teknologi Radiologi Pencitraan D-4, Teknik Elektromedik D-4, Keperawatan Anestesi D-4, Teknologi Bank Darah D-3, Teknik Kardiovaskuler D-3, Keperawatan S-1, Teknik Mesin S-1, Akuakultur S-1, Pendidikan Agama Islam S-2,” papar Rektor didampingi Para wakil Rektor UMP dan Para Dekan.
Ia berharap kepada awak media bisa sebanyak mungkin dapat memuat ide atau buah pikiran dari civitas akademika UMP. Diharapkan ide tersebut bisa ditangkap oleh pemerintah, atau stakeholder untuk bisa tersampaikan ke masyarakat.
“UMP memiliki banyak sekali para akademisi yang bisa digunakan sebagai narasumber di media massa dengan kepakarannya dari 11 Fakultas,” ungkapnya.
UMP juga memiliki pusat studi yang bisa menjadi rujukan ilmiah narasumber sebagai pengamat di media massa diantaranya Pusat Studi Ekonomi Kesehatan, Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik, Centra HAKI (Lembaga Hak atas Kekayaan Intelektual), Pusat Studi Lingkungan dan Pusat Studi Gender UMP.
“Silahkan para wartawan jangan segan-segan untuk sering berkomunikasi dengan kami. Kami juga mengharapkan dari para Dekan dan sebagainya, untuk bisa lebih pro aktif mempublikasikan kegiatan yang sudah dilaksanakan di unit akademik masing –masing,” pungkasnya.
Pewaris dan Penerus Tugas Kenabian
Tugas para nabi dan rasul, menurut Al Quran, adalah untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, mengajak orang berbuat kebaikan dan memerangi kebatilan atau amar makruf, nahi munkar.
Hal itu disampaikan Anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas Tegar Roli A. saat memberikan materi Training Menulis Satu Hari Satu Buku di Wisma Patria Muda, Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto, Ahad (1/7/2018) sore.
Pelatihan penulisan satu hari satu buku diikuti sedikitnya 20 peserta yang diisi oleh Trainer Ghostwriter Tokoh Nasional & CEO Inti Publishing Sixteen Muzakki dan Tegar Roli Jurnalis dan Aktivis Kepenulisan.
Dalam pemaparannya ia mangatakan tugas para nabi dan rasul adalah menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan. “Tugas itu sama dengan apa yang diemban para wartawan, menurut fungsi pers dan kode etik jurnalistik yang bersifat universal. Jadi, pada dasarnya para wartawan adalah pewaris dan penerus tugas kenabian,” katanya.
Dijelaskan, kata profetik berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah kenabian. “Maksudnya, jurnalisme yang meneladani akhlak dan perilaku mulia para nabi dan rasul dari semua agama,” paparnya.
Tegar menyakini bahwa, menulis tidak sekedar menggoreskan tinta pada kertas tetapi yang akan dilihat kedepan adalah manfaat dari menulis. “Menulis itu berjuang. Menulis itu berbagi, artinya ada pesan atau nilai – nilai yang akan disampaikan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tegar yang juga Humas Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) memamparkan cara mencari ide untuk menulis kreatif. Salah satunya yaitu, banyak membaca.
“Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Perhatikan peristiwa yang sedang hangat, dengan cara membaca koran, majalah baru, atau situs web baru secara teratur akan memberi Anda ide cerita yang terus mengalir dalam bentuk berita utama,” jelasnya.
Ia menjelaskan tulisan jurnalistik, sama seperti aktivitas tulis-menulis lainnya. Intinya adalah memindahkan sebuah realitas tertentu, ke dalam bentuk tulisan. Realitas itu bisa berupa peristiwa seperti kecelakaan, bencana alam, acara seremonial, dan sebagainya, maupun berupa gagasan, pikiran, pendapat seseorang.
“Jika realitas itu dipindahkan ke bentuk tulisan kemudian disebarkan, itu bisa digolongkan aktivitas jurnalistik,” pungkasnya. (tgr)