Pengajian Ahad Pagi PDM Blora: Perlu Revitalisasi dan Pribumisasi Muhammadiyah
Blora. Memasuki abad ke II, salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, mendesak dilakukan revitaslisasi organisasi, untuk melihat apakah gerakan yang dilakukan sekarang masih relevan atau harus ada pembenahan.
“Menurut teori Rasul setiap masa 100 tahun itu ada perubahan. Karena Muhammadiyah sudah memasuki abad ke-2, maka harus ada revitalisasi,” ungkap Ahmad Tafsir, sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Tengah disela-sela memberikan ceramah di halaman kantor PD Muhammadiyah Blora jalan Reksodipuri No 17, Minggu (14/2).
Saat ini, tambah peraih Maarif Award dari Ma’arif Institute 2008, Muhammadiyah saat ini berada di antara dilema, yaitu bertahan pada purifikasi Islam Ansich, atau harus harus melakukan pribumisasi, sebagaimana tuntutan zaman.
“Memang di Muhammadiyah ada dakwah kultural untuk menjembatani antara purifikasi dan pribumisasi. Muhammadiyah juga masih terjebak dalam rutinitas administratif sehingga pengembangan jamaah cenderung terabaikan,” imbuh Ahmad Tafsir.
Selain berbagai hal di atas, Tafsir juga melihat bahwa peran sosial Muhammadiyah sampai saat ini cenderung monoton. “Pemberdayaan kaum duafa itu tidak hanya dengan membuat panti asuhan, karena banyak kelompok marjinal lain yang juga membutuhkan perhatian, seperti anak jalanan, orang jompo dan lain sebagainya,” paparnya.