Berita

PDM Demak Datangkan Ustadz dari Papua pada Tabligh Akbar

PWMJATENG.COM, DEMAK – Milad erat hubungannya dengan sebuah perayaan yang diisi dengan berbagai acara untuk memeriahkan sebuah hari lahir yang disebut hari ulang tahun ini dalam pandangan keislaman. Milad Muhammadiyah merupakan hari lahirnya gerakan muhammadiyah di Indonesia yang sekarang ini sudah  berusia lebih dari satu abad yang lebih tepatnya 109 tahun. Angka ini menggambarkan eksisnya semangat para penggerak Muhammadiyah untuk selalu berdakwah walaupun banyak sekali  tantangan dan gangguan yang sekarang ini dirasakan oleh masyarakat luas khususnya Muhammadiyah itu sendiri. Ganguan dan tantangan yang berupa gerakan radikal, perkembangan teknologi, mode, fashion, cara pergaulan dan masih banyak lagi membuat tidak banyak orang-orang Muhammadiyah yang secara tidak langsung jauh dari Kemuhammadiyahan. Maka dari itu, dengan milad Muhammadiyah ini diharapkan mampu mewujudkan kembali giroh dan semangat dalam memperjuangkan Muhammadiyah sebagai wadah Islam dan semua komponen masyarakat.

Salah satu daerah yang mengisi milad dengan berbagai acara mulai dari Tabligh Akbar, Jalan Sehat, Lomba Tahfidzh Qur’an, dan Paduan Suara yang semua bertujuan untuk mengembalikan semangat menggerakkan Muhammadiyah ditengah tantangan yang berat ini adalah Kabupaten Demak. Salah satu acara yang diadakan oleh PDM Demak yang bertempat di Masjid Darussalam pada Ahad pagi, 23 September 2018 adalah Tabligh Akbar bertajuk Merajut Ukhuwah, Menjaga Akhidah dengan mendatangkan Ustadz kondang langsung dari Papua “Fadhlan Garamatan”.

Acara yang dihadiri kurang lebih 1000 masyarakat yang terbagi dalam 8 cabang Muhammadiyah se-Kabupaten Demak ini berjalan dengan sangat antusias. Mengawali sambutan pada acara ini, Ketua PDM Demak, Drs. H. Suali, M.S. menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu mengingat pahatan kata dari Muhadjir Effendy selaku ketua pusat Muhammadiyah yakni “Warga Muhammadiyah harus meyakini bahwa Muhammadiyah itu adalah wadah yang tepat dalam rangka memperjuangkan Islam”. Melalui kalimat tersebut, milad Muhammadiyah yang ke-109 tahun ini diharapkan menjadi motivasi kepada dakwah perkembangan Muhammadiyah. “Dengan milad, warga Muhammadiyah kembali semangat dan termotivasi kepada dakwah perkembangan Muhammadiyah dan kembali lagi bersatu pada wadah Muhammadiyah”, ungkap Suali pada sambutannya. Tabligh Akbar dalam rangka memperingati milad Muhammadiyah ke-109 ini turut mengundang ustadz jauh dari Papua yaitu Fadhlan Garamatan. Hal ini bukan tanpa alasan, dengan diundangnya pembicara dari Papua menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang secara antusias mengikuti program ini. “Kami sudah sering menyelenggarakan kajian dan mengundang ustadz dari jauh juga, namun khusus untuk kajian ini kami mengundang bapak Fadhlan ini guna menjadi spirit atau daya tarik tersendiri bagi para jamaah, apalagi kita tahu kalau Papua masih banyak yang non muslim, inilah yang ingin didengar dan diambil ilmunya oleh masyarakat melalui pengalaman beliau”, kata Slamet Supriyadi selaku ketua panitia dari PDM Demak.

Hadir pula perwakilan Bupati Demak Drs. M. Afhan Noor, M.Pd yang mengucapkan terimakasih kepada Muhammadiyah karena selalu mendukung program pemerintah Kabupaten. Tidak hanya itu beliau juga mengatakan Milad sebagai penyemangat untuk bersatunya semua komponen masyarakat. “Terimakasih kepada Muhammadiyah karena telah mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan”, ungkap beliau dalam sambutannya. “Milad Muhammadiyah sebagai penyemangat dan gairah dalam memperjuangkan Islam dan semua komponen masyarakat harus bersatu”, sambungnya.

Berdakwah

“Perjuangan ulama masa lalu untuk menyatukan bangsa dan inilah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam gerakan Muhammadiyah untuk mencerahan dan mencerdaskan bangsa”.  Inilah kalimat pembuka Ustadz Fadhlan Garamatan dalam tabligh akbar di PDM Demak. Disela pembukaan beliau mengatakan jika Muhammadiyah merupakan ormas Islam pertama yang menapakkan kaki dan menancapkan galah perjuangan Islam di Papua. Mulai dari pendidikan hingga perguruan tinggi Muhammadiyah ikut berperan di dalamnya, belum lagi panti asuhan sudah banyak tersebar di Papua. Milad Muhammadiyah sebagai momentum dan tonggak penggerak kembali dakwah keislaman kepada seluruh masyarakat guna melawan berbagai hal yang merongrong bangsa dan negara terlebih lagi berusaha merusak akidah islam dan agama ini. “Dengan milad ini marilah kita merapatkan barisan, bersatu untuk menangkal hal-hal yang dapat merongrong bangsa, lebih-lebih merorongrong akidah dan agama yang telah didakwahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW”, kata beliau dalam tausyahnya.

Dalam kajian ini, beliau memberikan banyak sekali pengetahuan kepada khalayak yang hadir melalui pengalaman beliau berdakwah dan mencerdaskan bangsa khususnya masyarakat Papua. Pengalaman mulai dari ancaman pembunuhan, penjara berkali-kali, berjalan kaki berbulan-bulan untuk berdakwah hingga membimbing banyak masyarakat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai simbol mualaf. Maka dari itu, selama tausyah beliau menekankan kepada semua yang hadir dan masyarakat untuk tidak menyerah dalam mengemban dakwah keislaman karena hanya dengan dakwah maka Islam tidak akan pernah tenggelam. “Bagaimana kita mau tampil jadi orang hebat tapi dakwah kita tidak berjalan, untuk itu dalam kesempatan ini bagaimana kita mengembalikan itu, perkara yang pertama adalah dakwah harus dihidupkan kembali.”, ungkap Ustadz Fadhlan mengajak masyarakat.

Tabligh Akbar bertajuk Merajut Ukhuwah, Menjaga Akhidah ini mengajak kepada masyarakat muhammadiyah khususnya dan masyarakat umum untuk selalu menggemakan dakwah keislaman agar bangsa dan negara ini terlebih lagi Islam tidak kalah oleh perkembangan dan tantangan zaman. Terkhusus dalam organisasi Muhammadiyah yang sudah berdiri selama 109 tahun diharapkan mampu menjadi ormas yang selalu berada digarda terdepan untuk menanggulangi berbagai macam ancaman yang berusaha merusak kedamaian negeri dan agama Islam. “Muhammadiyah merupakan lembaga yang terbaik dengan manajemen yang baik di Indonesia, terbaik ekonominya di Indonesia, terbaik ukhuwahnya di Indonesia, terbaik karena berada bukan karena orang perorangan, berada karena bagaimana membangun misi ke depan keumatan. Gerakan Muhammadiyah satu-satunya sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul”, tutup beliau pada acara Tabligh Akbar dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-109 tahun. (*)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE