Berita

Muhammadiyah Meminta Perubahan Perspektif Bantuan Kemanusiaan Internasional di Sidang PBB

PWMJATENG.COM, Geneva – Pada tanggal 26 Juni2019, Dr. Rahmawati Husein, Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyahatau yang lebih dikenal dengan sebutan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) diundangmenjadipembicaradalamPanel Tingkat Tinggi Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan Kemanusiaan. Panel dengan tema khusus “Penguatan Aksi Kemanusian: Langkah kedepan untuk meningkatkan pelokalan dan pelibatan masyarakat untuk respon yang lebih inklusif dan efektif”

Rahmawati Husein, yang juga Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan salah satuUnsurPengarah Badan Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) menjadisatu-satunya wakil Asai, dariempatpanelis yang berasaldariKolombia, Liberia, dan Uganda. Panel Tingkat Tinggi dihadiri191pesertaperwakilan negara-negara anggota PBB, badan-badan PBB,  Lembaga/OrganisasiKemanusiaan International,sertalembaga donor.

Pada panel tersebut, Rahmawati Husein diminta untuk menyampaikan pengalaman Muhammadiyah dalam menanggapi gempa bumi dan tsunami di Sulawesi sehingga para aktor internasional dapat mengenali, memperkuat, dan melengkapikapasitaspelaku di tingkat lokal dengan lebih baik serta menjelaskan investasi kapasitasapa yang paling bermanfaat untuk menjawab kesenjangan yang ada.

Dalam kesempatan tersebut Rahmawati menyampaikan jika organisasi International harus mau berubah dan memiliki perpektif yang baru dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Organisasi Internasional perlu melihat mekanisme yang dipakai di negara tujuan, tidak asal datang tanpa memahami arsitektur kemanusiaan. Di samping itu organisasi Internasional perlu bekerjasama dengan organisasi lokal secara sejajar. Tidak mengarahkan sesuai keinginan atau praktek seperti yang mereka biasa lakukan. Para pelaku Internasional tersebut perlu mencaritahu pemain lokal, memahami cara kerja organisasi lokal, dan mendukung upaya yang dilakukan bukan malah sebaliknya.

Rahmawati menegaskan perlunya memahami semua aktor baik pemerintah di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten, kelompokswasta, organisadi non pemerintah, LSM, komunitas, kampus dan sebagainya..

Aktor lokal tersebut sangat penting dan memiliki peran sentral dalam mempercepat penanganan darurat. Sebagai contoh MDMC PP Muhammmadiyah setiap tahunnya merespon 70 kejadian bencana di Indonesia, meningkat dari 50-an pada tahun 2010-2015.  Oleh karena itu lembaga asing penting untuk melengkapi, mendukung secara finansial maupun keahlian, tanpa mendominasi program serta mempertimbangkan keberlanjutan.

Di sampingitu Rahmawati menyatakan bahwa lembaga internasional perlu menginvestasikan penguatan kapasitas lokal melalui: 1) penciptaan kondisi atau lingkungan yang membuat masyarakat sadar risiko bencana, kemampuan untuk menghadapi bencana melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kemauan utk melakukan aksi. 2) penguatan kapasitas institusi melalui embuatan SOP, mekanisme dan tata kerja serta baik pelatihan di ruangan maupun pelatihan di lapangan untuk menguji sistem. 3) penguatan kapasitas individu pekerja kemanusiaan baik pimpinan, staff management maupun relawan agar mampu merespon dengan lebih baik, lebih cepat, efektif dan efisien. Pada bagian akhir, Rahmawati menegaskan penting investasi dilakukan secara merata di berbagai daerah, khususnya di Kabupaten dan Kota yang menjadi ujung tombak dalam penanganan darurat. (Arif Nur Kholis/Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah)

 

 

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE