Kolom

Muballigh Muhammadiyah Sebagai Pilar Dakwah dan Pahlawan Umat

Muballigh Muhammadiyah Sebagai Pilar Dakwah dan Pahlawan Umat

Oleh : Andika Rahmawan (Sekretaris Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Daerah Sukoharjo, Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo)

PWMJATENG.COM – Muballigh Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda dakwah di berbagai lapisan masyarakat. Mereka adalah ujung tombak penyebaran ajaran Islam berkemajuan yang menjadi ciri khusus Muhammadiyah. Di tengah masyarakat yang terus berkembang dan menghadapi berbagai tantangan, peran mubaligh tidak hanya sekadar menyampaikan ajaran agama Islam semata, tetapi seringkali juga dituntut untuk dapat mencarikan soluli atas permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Maka mubaligh Muhammadiyah dengan peran sentralnya ini layak disebut sebagai pahlawan yang berjuang di garda terdepan demi kemajuan umat.

Perjuangan mubaligh Muhammadiyah bukanlah tugas yang ringan. Mereka harus menghadapi tantangan-tantangan besar di tengah masyarakat yang semakin kompleks. Mulai dari tantangan ideologis sepetri radikalisme, permasalahan sosial seperti judol dan pinjol, hingga ‘persaingan’ dengan gerakan dakwah lain yang memiliki manhaj berbeda. Salah satu tantangan yang kerap muncul adalah persaingan dengan gerakan Salafi yang terkenal dengan pendekatan dakwahnya yang terkesan lebih ilmiah dan membumi. Dalam kondisi ini mubaligh Muhammadiyah harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan strategi dakwah yang lebih relevan dan efektif.

Untuk menguatkan peran mubaligh Muhammadiyah, Pimpinan Persyarikatan di berbagai tingkatan melalui Majelis Tabligh harus terus menginisiasi pembentukan Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM). KMM dibentuk sebagai upaya mengorganisir para mubaligh agar dapat berdakwah dengan lebih terkoordinasi dan sistematis di berbagai jenjang organisasi, mulai dari ranting, cabang, daerah, wilayah hingga pusat. KMM juga diharapkan menjadi wadah pembinaan dan pengembangan kualitas para mubaligh sehingga dapat lebih efetkif dalam menjalankan tugas dakwahnya.

Dalam menghadapi tantangan dakwah yang semakin besar, perlu dilakukan analisis yang mendalam mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh mubaligh Muhammadiyah. Idealnya setiap tingkatan pimpinan membuat analisis SWOT masing-masing. Melalui pendekatan analisis SWOT, kita dapat melihat bagaimana posisi mubaligh Muhammadiyah saat ini dan bagaimana strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk memperkuat peran mereka di tengah masyarakat.

Dari segi kekuatan, mubaligh Muhammadiyah sebenarnya memiliki basis structural yang kuat. Dengan jaringan Muhammadiyah yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, para mubaligh ini memiliki akses langsung ke berbagai kalangan di masyarakat. Mereka juga didukung oleh infrastruktur dakwah yang relatif kuat, seperti masjid, sekolah/madrasah, pesantren hingga perguruan tinggi yang dikelola oleh Persyarikatan. Selain itu, pendekatan dakwah Muhammadiyah yang mengedepankan pandangan Islam moderat dan rasionalitas memberikan daya tarik tersendiri bagi umat. Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang inklusif, tidak eksklusif sebagaimana beberapa gerakan dakwah yang lain.

Namun demikian, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satu kelemahan adalah kurangnya pelatihan dan pembinaan yang berkesinambungan bagi para mubaligh Muhammadiyah. Di beberapa daerah, mubaligh masih mengandalkan pendekatan tradisional yang mungkin kurang relevan dengan perkembangan zaman. Ada pula pandangan bahwa sebagian mubaligh Muhammadiyah masih kurang dalam kemampuannya menggali materi dakwah dari sumbernya langsung, dalam hal ini membaca kitab turats. Sehingga materi-materi yang disampaikan terkesan hanya di permukaan saja dan tidak mendalam.

Peluang terbuka lebar bagi mubaligh Muhammadiyah di era digital ini. Teknologi informasi memungkinkan para mubaligh menjangkau lebih banyak audiens melalui media online. Dengan berkenbangnya media sosial yang dilengkapo dengan platform video, mubaligh bisa menyampaikan pesan-pesan dakwahnya dengan cara yang lebih menarik dan mudah diakses oleh generasi muda. Dakwah berbasis komunitas juga menjadi peluang yang terbuka lebar bagi mubaligh Muhammadiyah. Selain itu dakwah dapat pula dilakukan melalui program-program sosial, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

Baca juga, Naskah Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”

Namun, di sisi lain ada ancaman serius yang perlu diwaspadai oleh Mubaligh Muhammadiyah. Gerakan-gerakan dakwah lain, seperti Salafi, sering kali lebih agresif dalam menguasai ruang-ruang dakwah, terutama di kalangan anak muda dan kalangan akar rumput. Bahkan di masjid-masjid yang dikelola Muhammadiyah sekalipun. Mereka menawarkan pendekatan yang lebih ilmiah dan sering kali lebih membumi di masyarakat. Jika Muhammadiyah dan para mubalighnya tidak dapat mengimbangi strategi ini, dikhawatirkan warga Muhammadiyah akan beralih menjadi jamaah di gerakan-gerakan tersebut. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dakwah adalah keniscayaan yang harus menjadi prioritas.

Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan dan ancaman adalah dengan memperkuat kaderisasi mubaligh. Pembekalan yang diberikan kepada para mubaligh harus mencakup aspek ilmiah, retorila dan strategi dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pembekalan ini sudah diterapkan di beberapa daerah dan cabang Muhammadiyah, namun perlu diperluas cakupannya agar dapat dirasakan oleh seluruh mubaligh di berbagai wilayah. Selain itu kaderisasi mubaligh juga dapat dilakukan secara masif dan sistematis dengan mencetak mubaligh-mubaligh baru melalui pesantren-pesantren Muhammadiyah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Di sisi lain, mubaligh Muhammadiyah juga harus terus menanamkan semangat kepahlawanan dalam setiap tugas dakwahnya. Dengan semangat kepahlawanan, para mubaligh harus siap menghadapi segala tantangan dengan keikhlasan, komitmen, kerja keras, pengorbanan dan kesabaran. Mubaligh Muhammadiyah harus menjadi pahlawan yang berjuang di garda terdepan untuk menjaga umat dari pengaruh ideologi yang menyimpang dan memberikan solusi-solusi atas ketimpangan sosial.

Selain itu, di tengah masyarakat yang sering kali terpecah belah oleh perbedaan pandangan dan ideologi, mubaligh Muhammadiyah harus mampu menjadi agen yang mencerahkan umat dengan semangat persatuan. Dakwah mereka harus dapat membangun harmoni dan toleransi, bukan malah menambah perpecahan dan justru membuat umat lari dari dakwahnya. Karena dakwah itu merangkul bukan memukul. Hal ini sejalan dengan semangat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan yang menggembirakan dalam dakwah.

Peran mubaligh Muhammadiyah sebagai pendidik umat juga vital. Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran agama secara spiritual semata, tetapi juga memberikan pendidikan moral dan sosial yang penting bagi perkembangan karakter umat. Melalui dakwah yang penuh hikmah dan keteladanan, para mubaligh ini membantu membentuk generasi yang bertauhid, berilmu dan beramal shalih. Seperti halnya para pahlawan yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mubaligh Muhammadiyah juga berjuang untuk menggerakkan umat melalui dakwah yang mencerahkan.

Sebagai agen perubahan, mubaligh Muhammadiyah juga memiliki tanggung jawab untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli pada isu-isu sosial. Mereka harus berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, mubaligh menjadi jembatan antara ajaran agama Islam dan realitas sosial, menerjemahkan pesan-pesan agama ke dalam tindakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Namun, peran besar yang diemban oleh mubaligh Muhammadiyah ini tentu memerlukan dukungan dari seluruh elemen. Muhammadiyah, di antaranya melalui Majelis Tabligh, Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) dan Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (PPCR-PM) harus terus memberikan dukungan kepada para mubaligh agar mereka dapat menjalankan tugas dakwahnya dengan lebih optimal. Dukungan ini bisa berupa pelatihan, pengembangan kapasitas, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk keberlangsunggan dakwah.

Tidak kalah pentingnya, mubaligh Muhammadiyah harus terus memperkuat identitas keislamannya di masyarakat. Sebagai gerakan Islam berkemajuan, Muhammadiyah melalui para mubalighnya harus terus menyuarakan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insaniyah. Para mubaligh harus menjadi teladan dalam mengedepankan nilai-nilai keislaman yang santun dan toleran.

Dengan segala tantangan dan peluang yang ada, mubaligh Muhammadiyah harus terus berinovasi dalam strategi dakwah. Mereka harus mampu merespon perubahan zaman dengan cara-cara baru yang lebih efektif, tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam. Inovasi dalam dakwah ini akan menjadi kunci keberhasilan mubaligh Muhammadiyah dalam menghadapi persaingan dakwah di era modern ini.

Pada akhirnya, mubaligh Muhammadiyah adalah pahlawan-pahlawan dakwah yang terus berjuang demi kemajuan umat. Dengan semangat yang tak kenal lelah, mereka harus terus berjuang di medan dakwah yang penuh tantangan. Seperti halnya pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan, para mubaligh Muhammadiyah juga berjuang demi kemerdekaan spiritual umat, membawa pesan-pesan yang mencerahkan, menggerakkan dan menggembirakan bagi seluruh umat dan masyarakat.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE