Momentum Lebaran Syawal Wujudkan Kebangkitan Bangsa Tangguh Raih Qhirrah Islam Berkemajuan
Setiap tanggal 8 Syawal 1442 H,sebagian besar masyarakat di Indonesia, banyak masih melakukan ritual bakda ketupat disebut juga Bodo Kupat, Bakda Syawal, Lebaran Ketupat, ada juga yang menyebutnya Bodo Cilik yaitu suatu tradisi ritual dengan memasak ketupat pada hari ke 7 setelah hari raya Idul Fitri, atau setelah selesainya puasa syawal.
Dini hari 8 Syawalpun surau, musholla hingga masjid ramai diadakan acara yang rutin diadakan, para jamaah membawa makanan dari rumah masing-masing untuk di makan bersama.
Menurut salah satu hikayat, “Bodo Kupat” pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa, filosofinya KETUPAT atau KUPAT memiliki makna khusus yaitu ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Sedangkan LEPET berarti silep kang rapet. Maksudnya adalah mengkubur atau menutup dengan rapat. Jadi setelah pengakuan lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan sampai diulang lagi, agar hubungan tali persaudaraan semakin erat seperti erat lengketnya ketan juga lepet, dan salah satunya caranya adalah dengan meminta dan memberi maaf.
Di hari ke 8 bulan Syawal 1442 H di masa masih pandemi ini, bertepatan dengan Kamis 20/5/2021 M yang merupakan Hari Kebangkitan Nasional ke 113.
Mencermati keutamaan puasa syawal tertuang pada dalil shahih yang berbunyi “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Semua kejadian pasti berhikmah, dan sebagai umat islam hendaknya selalu memaknainya dengan baik dan positif.
Budaya jawa yang selama ini dilestarikan, sejak jaman dulu, berawal dari niatan agar ajaran islam dapat diterima masuk ke hati sanubari para jamaah, hendaknya disikapi dengan arif, bukan bermaksud syirik namun qhirrah untuk berislam yang penting dalam pemaknaannya.
Bangsa yang tangguh di tengah pandemi, adalah harapan kita semua, agar terus menciptakan masyarakat yang berkemajuan, berfikir jernih dan logis, mencerdaskan kehidupan bangsa serta dapat menimbulkan semangat juang kearah kebaikan.
Pulih dari pandemi perlu kita gaungkan bersama, menyadarkan masyarakat akan arti pentingnya kesehatan tidak hanya diri sendiri, namun juga orang lain agar negeri ini segera bangkit menjadi bangsa yang tangguh.
Penulis : Deny Ana I’tikafia
PDA Jepara