Mengungkap Rahasia Kebahagiaan: Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir Bocorkan Lima Kunci Hidup Bahagia ala Rasulullah!
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Islam, sebagai agama penuh hikmah, mengandung nilai-nilai kebahagiaan. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, membagikan pemahaman menarik tentang kebahagiaan dalam Pengajian Bulanan Karyawan Kantor PP Muhammadiyah di Cik Di Tiro, Yogyakarta, pada Selasa (05/12).
Menurut Tafsir, jika seorang muslim merasa tidak bahagia, bisa jadi karena dua hal. Pertama, kemungkinan salah memahami dan memaknai ajaran Islam. Kedua, jiwa seseorang memang ditakdirkan untuk tidak bahagia. Dalam pengajian tersebut, Tafsir mengungkapkan, “Kalau tidak bahagia, dua kemungkinan: salah memahami dan memaknai islam atau jiwamu memang tidak bahagia atau takdir tersendiri.”
Tafsir menekankan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk meraih kebahagiaan, dan tidak seharusnya ada yang merasakan kegetiran sepanjang hidupnya. Pengemis di bawah kerlip lampu merah tidak bisa dianggap sebagai orang paling menderita, dan seorang konglomerat terkenal tidak selalu menjadi orang paling bahagia. “Semua orang memiliki potensi merasakan ketidakbahagiaan,” tambahnya.
Baca juga, Songsong Perubahan untuk Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan, PWM Jateng Gelar Konsolidasi
Kunci kebahagiaan menurut Tafsir adalah menciptakan keseimbangan dalam hidup. Ada lima hal yang disorotnya sebagai kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang stabil, yaitu: berzikir, berpikir, bekerja, berlibur, dan istirahat. “Hidup itu harus seimbang, melibatkan fungsi kita sebagai manusia dengan melaksanakan zikir, pikir, kerja, rekreasi, dan istirahat. Kelima hal ini mesti dilakukan agar hidup lebih bahagia,” ungkap Tafsir.
Pendekatan ini, menurut Tafsir, merupakan praktik yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Beliau tidak hanya beribadah, tetapi juga terlibat dalam interaksi sosial, berdiskusi, dan bercanda gurau dengan para sahabat. Rasulullah juga bekerja dan memberikan contoh hidup secara proporsional.
Selain itu, Tafsir mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga harmoni dengan alam. Kerusakan alam, menurutnya, dapat berdampak pada kerusakan manusia. Oleh karena itu, pelestarian alam juga dianggap penting agar kehidupan semakin penuh berkah dan kebahagiaan. “Kalau alam kita rusak, yang sangat dirugikan adalah manusia itu sendiri. Maka selain melakukan lima hal tadi, kita juga mesti merawat kelestarian alam dan lingkungan agar dapat keberkahan dan kebahagiaan,” tutup Tafsir.
Editor : M Taufiq Ulinuha