AUMBerita

Mahasiswa UMY Telisik Falsafah Hamemayu Hayuning Bawono dalam Kinerja Pemerintah DIY

PWMJATENG.COMYogyakarta – Dalam rangka melakukan agenda Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penelitian dengan topik “Menelisik Falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dalam Budaya Organisasi SATRIYA untuk meningkatkan kinerja pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta”. Tim tersebut terdiri dari Dinul Qoyimah, Maulana Rifki Wardana, Noviana Aribah Tsabitah, Wildan Azzam Firdausi, dan Yocky Fauzy dengan Dosen Pembimbing Sugito.

Berbicara masalah Yogyakarta, hal yang pertama diingat pasti adalah kata budaya. Hal tersebut disebabkan karena Yogyakarta masih menjunjung tinggi nilai falsafah budaya sehingga tidak heran ketika menyandang gelar “Daerah Istimewa” di Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012. Salah satu nilai budaya yang masih dipakai dalam kehidupan hingga saat ini adalah falsafah “Hamemayu Hayuning Bawana”.

Falsafah Hamemayu Hayuning Bawana merupakan falsafah kehidupan Jawa yang sangat akrab dalam budaya kejawen. Dalam memperoleh informasi terkait falsafah tersbut, Tim PKM RSH UMY meakukan Wawancara dengan Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo sebagai pengageng II sekaligus budayawan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo sebagai pengageng II Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mengungkapkan bahwa falsafah Hamemayu Hayuning Bawana secara garis besar memiliki makna menjaga keselamatan alam semesta.

Baca juga, Manhaj Tarjih Muhammadiyah; Manhaj Ijtihad Hukum

“Hamema Hayuning Bawana memiliki arti menjaga supaya “hayu” yaitu selamat. Sedangkan “bawono” memiliki arti Alam Semesta. Jadi Hamemayu Hayuning Bawana memiliki arti menjaga keselamatan alam semesta. Alam itu terdiri dari 5 unsur yaitu: bumi, geni, banyu, angin dan angkasa, oleh karena itu kita harus menjaga alam ini supaya tetap asri dan indah. Selain itu agama juga menyerukan “Janganlah membuat kerusakan apapun di muka Bumi”. Ujarnya, Rabu (25/72023).

Falsafah Hamema Hayuning Bawana diterapkan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya diterapkan oleh Pemerintah Derah Yogyakarta dalam melakukan pelayanan publik kepada masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam budaya kerja organisasi “SATRIYA”. Budaya SATRIYA merupakan simbol dari “SATRIYA PANDHAWA” yang memiliki makna bertanggung jawab dan berani dalam menghadapi berbagai macam kejahatan. Budaya SATRIYA memiliki arti ksatriya dengan memegang teguh ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh dan semangat golong gilig. Selain itu Budaya SATRIYA merupakan sebuah akronim dari kata: Selaras, Akal budi luhur, Teladan, Rela melayani, Inovatif, Yakin percaya diri dan Ahli.

Sebagai pusat kebudayaan dan tradisi Jawa yang kaya akan filosofi serta nilai-nilai luhur, Keraton Yogyakarta memiliki pandangan khusus mengenai falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dalam implementasi budaya kerja pemerintah di Yogyakarta. Falsafah ini memiliki 3 turunan yaitu:

  1. Rahayuning Bawana Kapurba Waskithaning Manungso yang artinya kelestarian dan keselamatan dunia ditentukan oleh kebijaksanaan manusia.
  2. Darmaning Satriya Mahananing Rahayuning Nagara yang artinya pengabdian ksatriya menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman negara.
  3. Rahayuning Manungso Dumadi Karana Kamanungsane yang artinya kesejahteraan dan ketentraman manusia terjadi karena kemanusiaannya.

Semenjak ditetapkan menjadi pergub nomor 27 tahun 2008, budaya SATRIYA yang merupakan turunan dari falsafah Hamemayu Hayuning Bawana menjadi budaya kerja pemerintah Yogyakarta. Hal tersebut memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan budaya kerja pemerintahan di daerah lainnya. Pemerintah Yogyakarta memiliki peluang besar untuk meciptakan tatanan pemerintahan yang baik dengan mengkombinasikan antara konsep good governance dan local wisdom .

Di akhir sesi wawancara Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo juga menyampaikan bahwa Yogyakarta merupakan Provinsi tetapi termiskin, namun masyarakatnya memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena implementasi dari falsafah hidup orang Jawa.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE