PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Lembaga Pengembangan dan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan kunjungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jum’at (10/3/2023).
Kunjungan studi banding tersebut diterima di Ruang Sidang LPPI UMS. Rombongan tamu yang dipimpin Dr. Evi Widowati, S.KM., M.Kes. selaku Kepala Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi UNNES itu diterima oleh Kepala Bidang Pengembangan Publikasi dan Sitasi Yasir Sidiq, Ph.D.
Dr., Evi Widowati dari UNNES mengungkapkan kedatangannya bersama tim adalah untuk melakukan studi banding tentang pengelolaan layanan manuskrip yang diberikan LPPI UMS.
“Tujuan kami adalah ingin melihat terkait dengan layanan klinik manuskrip yang ada di UMS, karena di UNNES ingin mengembangkan klinik manuskrip berbayar terkait dengan peningkatan luaran dan publikasi universitas,” terangnya.
Dia juga berterima kasih kepada pihak UMS, karena mereka bisa mendapatkan pandangan baru dalam mengembangkan layanan manuskrip berbayar yang akan segera mereka bentuk.
“Kami sangat berterima kasih sekali pada UMS yang telah mensharingkan beberapa sistem yang sudah dikembangkan dan juga layanan online ataupun offline, yaitu terkait dengan Assited Paper Submission System (APS) yang ada di UMS. Hal ini akan menjadi inspirasi juga dalam mengembangkan sistem kami,” ungkapnya.
Dia juga menyebutkan adanya perbedaan antara layanan yang ada di UNNES dan UMS seperti pengembangan jurnal yang masih berada di payung LPPM UNNES, sedangkan di UMS layanan pengembangan jurnal sudah menjadi layanan tersendiri. Adapun UNNES, pengelolaan jurnal sudah tersentralisasi.
Dr. Masduki, S.Si., M.Si Kepala Bidang Pengembangan Jurnal Ilmiah LPPI UMS mengatakan dalam upaya mendorong para dosen UMS melakukan publikasi, diberikan layanan unggulan seperti pendampingan melalui APS dan penerjemahan.
“Ada pendampingan APS bagi dosen-dosen yang masih kesulitan untuk menulis, kita dampingi dengan sistem APS tadi. Termasuk misalkan kesulitan dalam translate kalau mau publikasikan di jurnal internasional,” terangnya.
Dia juga mengatakan bahwa pendampingan online melalui APS ataupun offline secara tatap muka dibantu oleh reviewer yang sudah berpengalaman dalam menulis. Selain itu, insentif yang tinggi juga menjadi tawaran kepada para peneliti di UMS agar melakukan publikasi ilmiah.
Publikasi yang dilakukan oleh dosen-dosen UMS dapat meningkatkan reputasi yang dimiliki oleh UMS, seperti yang dikatakan oleh Dr., Masduki.
“Dampaknya kalau dosen-dosen itu publikasinya terutama di jurnal internasional cukup banyak, tentunya ini akan mengangkat reputasi UMS, baik skala internasional maupun nasional,” katanya. (Maysali/Humas)