Ketua PDPM Kendal : Ramadhan Sebagai Media Tarbiyah Adalah Pilihan Tepat
PWMJATENG.COM, KENDAL – Bulan Ramadhan satu bulan penuh telah berlalu di hadapan kita dan telah memberi tarbiyah, pendidikan yang paling berharga dalam menjadikan pribadi muslim yang akan dihantarkan oleh Allah menuju muttaqien. Ramadhan disebut sebagai media tarbiyah karena momentumnya sangat lekat dengan nilai-nilai ritual ibadah ruhaniah dan ibadah ketahanan hati dalam menerima godaan-godaan indrawi, makanan dan minuman, sehingga sangat tepat sekali jika Ramadhan sebagai kawah condodimuka untuk menggodog manusia-manusia yang beriman baja. Manusia-manusia yang tunduk terhadap perintah Allah, karena tujuan akhir dari madrasah Ramadhan adalah taqwa.
Pernyataan itu disampaikan oleh H, Akhmad Sulkhan, S.Pd dalam khutbah Iedul Fitri 1440 H di lapangan Sendang Dawung, Kangkung Kendal Rabu (5/6)
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kab. Kendal itu mengatakan, bahwa pribadi seorang muslim adalah hatinya dibalut dengan ketaqwaan yang selalu siap mengemban beban-beban perjuangan, meskipun perintah itu teramat berat, sakit dan panas, seperti memegang bara api.
“Memegang Islam diakhir zaman sekarang laksana memegang bara api. Jika dilepaskan hilanglah agamanya, namun jika dia bisa bertahan memegangnya maka dia akan merasakan sakit yang luar biasa” katanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMK Muhammadiyah 3 Weleri itu juga mengungkap, menyusuri sejarah awal dimulainya ibadah puasa Ramadhan dengan menguak peristiwa perang badar yang terjadi di masa Rasulullah SAW.
“Rasulullah SAW menerima perintah syiam Ramadhan dari Allah SWT pada bulan Sya’ban, di tahun kedua hijrah. Ketika masuk bulan Ramadhan, beliau diperintah oleh Allah untuk menyongsong kafilah dagang dari Syam, demi menuntut harta kaum muslimin yang mereka ambil di Makkah, akan tetapi di tengah perjalanan rencana berubah” katanya.
Akhmad Sulkhan melanjutkan kisahnya dengan menampilkan Abu Sofyan yang waktu itu mendapat kabar kalau Rasulullah dan para sahabatnya keluar untuk mencegat kafilah dagangnya, maka seketika itu Abu Sofyan mengirim pesan ke Makkah untuk meminta bala bantuan dan Abu Sofyan sendiri bermanuver, menghindar cegatan pasukannya Rasulullah SAW.
“Manuver Abu Sofyan berhasil. Kaum muslimin bukannya bertemu dengan pasukan Abu Sofyan yang tidak dipersenjatai dan condong mencegat kafilah dagang. Tetapi mendapat perubahan atas perintah dari Allah SWT untuk menyambut pasukan Abu Jahal yang berisi 1000 pasukan bersenjata lengkap. Karena ini perintah Allah para sahabat menerimanya” kata Sulkhan sambil mengutip Al qur’an Surat Al-Anfal: 8 “Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu ari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedangkan kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah mengehendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir”
Diketahui bahwa kualitas keimanan para sahabat Rasulullah tidak diragukan lagi. Meskipun pasukan Abu Jahal 1000 pasukan bersenjata lengkap. Dan terjadilah pertempuran yang disebut perang badar.
“Tetapi karena menghadapi pasukan Abu Jahal adalah perintah Allah yang harus ditaati, sebagai taqdir Allah bagi mereka. Ketaatan dan keteguhan para sahabat Rasulullah dalam perang badar berbuah kemenangan. Dan lebihdariitu Allah mengganjarmereka yang ikutdalamperangBadardenganjaminan surge” kata Sulkhan.
Dijelaskan pula olehnya, perang badar dalam konteks puasa Ramadhan sebagai pendidikan, media perang melawan hawa nafsu yang harus ditumpas habis sampai seakar-akarnya. Prilaku-prilaku yang berbentuk tutur kata, pendengaran, dan penglihatan yang mengandung unsur kemaksiatan dan dosa dengan sendirinya menjadikan puasa cacat, dan harus dihindari sejauh-jauhnya.
“Tidak sekedar memerangi hal-hal perbuatan yang telah dilarang oleh Allah, tetapi yang Allah halalkan juga harus kita tahan sampai masuk berbuka puasa” ucapnya.
“Inilah madrasah Ramadhan yang di dalamnya ada tarbiyah, pendidikan, dan pengkaderan kolosal tingkat tinggi, dan seharusnya pasca mengikuti tarbiyah di Ramadhan dengan baik akan menjadi manusia-manusia muttaqien” pungkasnya (Fur/MPI Kendal)