PWMJATENG.COM, Tegal – Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan (PPAD) Kampus Putri menggelar Kuliah Umum sesi keempat bertempat di Aula Kampus Putri. Kuliah Umum/Seminar Kesantrian ini diikuti oleh seluruh santriwati dan staf pengasuh kampus putri, Senin (17/7/23)
Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga jam 21.00 malam ini diisi dengan penjelasan definisi santri, makna peraturan, dan sistem kedisiplinan yang ada di kampus putri oleh Ustaz Fajar Faizal Amin, selalu Kepala Pengasuh PPAD Putri. Para santri tampak serius menyimak dan sibuk mencatat apa-apa yang disampaikan oleh Ustaz Fajar.
Dalam pemaparan materinya, Ustaz Fajar menjelaskan tentang sistem kedisiplinan PPAD Kampus Putri yang sifatnya bertingkat. Kedisiplinan seluruh santriwati dikoordinir oleh Pengurus IPM. Pengurus IPM dievaluasi oleh santri tingkat akhir (nihaiyyah). Kemudian di tingkat atasnya (santri akhir) terdapat jajaran staf pengasuh PPAD Kampus Putri. Seluruh staf pengasuhpun diawasi dan dikomandoi oleh Pimpinan PPAD.
“Maka segala arahan yang diarahkan pengurus IPM kepada anggota, sesuai dengan apa yang dikomandoi oleh atasan-atasannya. Tidak ada keteraturan tanpa disiplin, dan tidak ada disiplin tanpa keteladanan. Maka seluruh warga pondok harus menjadi teladan yang baik bagi sesamanya,” ucap Ustaz Fajar.
Baca juga, Kabidkum Polda Kalsel Kombes Purwadi Wahyu Anggoro Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum di UMS
Salah satu hal menarik tentang penerapan disiplin yang sering membuat para santriwati bertanya-tanya adalah “Mengapa semua barang-barang santriwati di PPAD harus memiliki standarnya masing-masing?” Ustaz Fajar menegaskan dalam pemaparan materinya bahwa hal tersebut merupakan pendidikan tentang hal kesederhanaan. Hal tersebut dilakukan agar tak ada rasa bersaing dalam hal materi di antara santriwati.
“Dan yang perlu diingat. Sederhana tak berarti miskin!” Tegas Ustaz Fajar.
Kontributor : Astyra Gita Kinanti
Editor : M Taufiq Ulinuha
