PWMJATENG.COM, Banyumas – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Fakultas Pertanian dan Perikanan sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Pembangunan Pertanian dan Perikanan Terpadu untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional (P3T) Seri 3.” Acara ini diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan sesi langsung di kampus UMP dengan partisipasi daring melalui Zoom Meeting.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP, Anis Shofiyani, mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara ini. “Kami sangat bangga acara ini diikuti oleh 125 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Dari jumlah tersebut, 49 di antaranya merupakan pemakalah yang terdiri dari peneliti, dosen, dan mahasiswa,” katanya.
Anis Shofiyani menjelaskan bahwa Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kami berusaha mengembangkan dan meningkatkan peran sektor pertanian dan perikanan melalui program unggulan kami, yaitu pertanian dan perikanan terpadu berkelanjutan berbasis sumber daya lokal,” ujarnya.
Baca juga, Azan dari Perangkat Elektronik: Apakah Masih Disunahkan untuk Dijawab?
Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka. Eddy Chiljon Papilaya, agripreneur sukses dan dosen Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Ambon, membagikan kiat suksesnya dalam dunia agripreneur. Sementara itu, Muhammad Rifqi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia memaparkan konsep pembangunan perikanan budidaya berbasis blue economy. Pembicara lainnya, Aman Suyadi, dosen Agroteknologi UMP, menyampaikan materi tentang strategi peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang terpapar sinar UV-B.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama UMP, Saefurhman, berharap seminar ini dapat memberikan banyak manfaat. “Kami berharap acara ini bisa menginspirasi banyak peserta dan mendatangkan ilmu dari para ahli untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Kami juga berharap, ke depan, seminar ini dapat berkembang menjadi seminar internasional, sehingga lebih banyak pengetahuan dapat ditukar dengan pembicara dari berbagai negara,” pungkasnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha
