Kolom

FINDING TALENT

Oleh Hayati Nufus, MIM Bloran Kerjo, Karanganyar

Kita sering mendengar sekumpulan orang berdiskusi tentang bakat seseorang atau bakat anak-anak yang ada disekitar mereka. Bakat diyakini sebagai suatu anugerah dari Allah SWT kepada seseorang sebagai bekal hidup dan sebagai bekal berbakti kepada kehidupan di alam raya ini. Bakat perlu ditumbuhkan menjadi pohon kehidupan yang kokoh.

Sebelum ditumbuhkan,  kita terlebih dulu harus menemukan bakat pada diri anak. Dan yang memiliki tanggung jawab menemukan bakat adalah para pendidik, di samping tugas pokoknya sebagai pengajar dan penyebar bibit nilai-nilai kebaikan kepada anak.

Pada kenyataannya, tidak semua pendidik mampu melakukan hal ini, meski sebenarnya tidaklah serumit mencari jarum kecil dalam tumpukan jerami.

Bakat atau talenta berasal dari bahasa Inggris talent yang pengertiannya dalam kamus  bahasa inggris adalah some one who has a natural ability to be good at something, especially without being taught.

Para ahli  memberi pengertian bakat atau talenta sebagai potensi dan kemampuan  bawaan sejak lahir yang masih perlu diasah, dilatih dan dikembangkan supaya dapat terwujud (Utami Munandar)

Allah telah menciptakan manusia dengan beragam potensi bakat untuk sebuah tujuan dan tugas besar yang diamanahkan di pundaknya  yaitu tugas menjadi Khalifah di bumi.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu  ketahui.” (Q.S.2:30)

Khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu kholfun, artinya yang datang di belakang atau pengganti.

Saat shalat berjamaah orang yang dibelakang imam berfungsi sebagai pengganti jika imam mengalami gangguan. Maka khalifah dapat diartikan sebagai pengganti Allah di bumi yang bertugas mengelola bumi dan memakmurkannya. Makna kedua dari khalifah adalah pengganti makhluk sebelumnya yang gemar berbuat kerusakan di muka bumi seperti yang dipertanyakan oleh para malaikat pada ayat di atas.

Ayat lain menerangkan bahwa manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, chasing dan kontennya adalah yang terbaik.

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

(Q.S.95:4).

Setiap anak  terlahir dengan  tugas dan modal yang sama dari Sang Pencipta. Mereka  semua berpeluang untuk menjadi pemenang (the winner) dan menjadi bintang dalam hidupnya.

Bintang-bintang itu ada yang bersinar sangat cemerlang dalam perkembangannya, ada juga yang bersinar redup dan bahkan ada yang hilang atau tidak bersinar sama sekali.

Banyak faktor yang  menyebabkan potensi kebintangan itu hilang, bait-bait puisi karya Dorothy berikut layak kita jadikan renungan dan bahan evaluasi:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri

Celaan, hinaan, permusuhan dan ketidakhadiran cinta dari pendidik adalah virus yang sangat ampuh dan dasyat dalam mematikan bakat dan potensi kebintangan seorang anak. Menurut penulis, bait-bait puisi Dorothy bisa dijadikan pijakan bagi seorang pendidik dalam menemukan bakat dengan konsep pemahaman terbalik  atau lawannya yaitu dengan tidak mencela anak berarti memuji anak, dengan tidak memusuhi anak berarti menjadi sahabat  anak, dengan tidak mencemooh anak berarti mengapresiasi anak, dengan tidak menghina anak berarti menghargai anak.

Sebuah novel best seller karya Andrea Hirata berjudul Laskar Pelangi layak kita baca untuk bahan pelajaran bagaimana menjadi pendidik yang mampu menginpirasi siswa dan memunculkan potensi  bakat yang dimilikinya. Andrea bertutur tentang gurunya Pak Harfan dan Bu muslimah. Pak Harfan dan Bu Muslimah adalah dua orang guru kehidupan yang tak hanya mentransfer ilmu tapi juga menjadi sahabat dan pembimbing spiritual muridnya. Pak Harfan dan Bu Muslimah  tidak hanya  mencintai profesi mereka sebagai guru tapi juga sangat mencintai  murid-muridnya, di tangan mereka materi pelajaran menjadi mudah,  menyenangkan   dan sangat  full power sehingga meninggalkan kesan yang kuat dan membekas di hati para muridnya. Andrea bertutur bahwa gurunya telah memberi arahan yang kokoh pada dirinya hingga dewasa yaitu untuk memberi sebanyak banyaknya bukan menerima sebanyak banyaknya.  Saat ini Andrea Hirata berhasil memberi banyak manfaat melalui profesinya menjadi seorang penulis  novel best seller yang sangat diperhitungkan. Wallahu a’lam.

(Tulisan ini terinspirasi seminar parenting bertema ‘Child, Intelligence and Talent, bersama Prof. Imam Robandi di Ngawi 13 Agustus 2017)

Kerjo 19 September 17

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE